27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Beredar Kabar Ada Korban MD karena DBD, Ini Klarifikasi Dinkes

PULANG PISAU Beredarnya kabar yang
menyebutkan salah satu pasien anak di RSUD Pulang Pisau meninggal dunia (MD)
akibat serangan demam berdarah dengue (DBD) dibantah Kepala Dinas Kesehatan
(Kadinkes) Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo.

Pria yang juga menjabat pelaksana tugas (plt)
Direktur RSUD Pulang Pisau memastikan meninggalnya pasien itu karena faktor
lain.

“Dugaan awal memang DBD. Namun setelah dilakukan
pemeriksaan bukan DBD. Karena HCT, kekentalan darah masih bagus. Trombosit juga
bagus hampir 200 ribu. Jadi kami pastikan bukan karena serangan DBD,” kata Mul
saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Senin (20/1).

Dia mengaku, dari hasil pemeriksaan pasien itu
meninggal karena radang otak yang disebabkan serangan virus. Saat dikonfirmasi
apakah korban terserang Virus Javanise Encephalitis, Muliyanto belum berani
memastikan hal itu.

Baca Juga :  Awali 2020, Edy Minta ASN Tingkatkan Pelayanan Pemerintahan

“Ada dugaan ke arah sana. Tapi belum berani
memastikan. Saat ini tim kami sedang bekerja untuk memastikan hal itu. Virus
Javanise Encephalitis sendiri juga disebabkan oleh gigitan nyamuk. Kalau benar
Virus Javanise Encephalitis, maka harus dilakukan vaksin,” tegas dia.

Kendati kematian tersebut bukan karena serangan DBD,
Mul meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap serangan
DBD. Mengingat saat ini curah hujan di Pulang Pisau cukup tinggi.

“Untuk itu kami mengimbau dan memohon agar jangan
sampai ada air tergenang di tempat yang bersih yang tidak bersentuhan dengan
tanah. Seperti di botol air mineral, kaleng atau sejenisnya yang dapat menampung
air di halaman rumah,” kata dia.

Baca Juga :  Sudah 51 Pasien Covid-19 di Pulang Pisau Berhasil Sembuh

Mul juga mengimbau masyarakat agar secara rutin
menguras dan membersihkan air di kamar mandi atau penampungan. “Karena nyamuk
aedes aegypti suka air bersih. Nyamuk ini bisa dikatakan nyamuk elit,” ujarnya.

Dia juga meminta masyarakat saat tidur untuk memakai
kelambu atau menggunakan obat nyamuk. “Yang tidak kalah pentingnya, anak kita
sekolah harus hati-hati. Karena paling sering nyamuk DBD menggigit jam 9 sampai
jam 12 siang,” jelasnya.

Jika ditemukan kasus DBD dia meminta masyarakat
untuk segera menyampaikan ke Puskemas terdekat. “Tim kami akan datang melakukan
penyelidikan epidemiologis. Setelah itu kami akan melakukan foging,” tegasnya. (art
/nto)

PULANG PISAU Beredarnya kabar yang
menyebutkan salah satu pasien anak di RSUD Pulang Pisau meninggal dunia (MD)
akibat serangan demam berdarah dengue (DBD) dibantah Kepala Dinas Kesehatan
(Kadinkes) Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo.

Pria yang juga menjabat pelaksana tugas (plt)
Direktur RSUD Pulang Pisau memastikan meninggalnya pasien itu karena faktor
lain.

“Dugaan awal memang DBD. Namun setelah dilakukan
pemeriksaan bukan DBD. Karena HCT, kekentalan darah masih bagus. Trombosit juga
bagus hampir 200 ribu. Jadi kami pastikan bukan karena serangan DBD,” kata Mul
saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Senin (20/1).

Dia mengaku, dari hasil pemeriksaan pasien itu
meninggal karena radang otak yang disebabkan serangan virus. Saat dikonfirmasi
apakah korban terserang Virus Javanise Encephalitis, Muliyanto belum berani
memastikan hal itu.

Baca Juga :  Awali 2020, Edy Minta ASN Tingkatkan Pelayanan Pemerintahan

“Ada dugaan ke arah sana. Tapi belum berani
memastikan. Saat ini tim kami sedang bekerja untuk memastikan hal itu. Virus
Javanise Encephalitis sendiri juga disebabkan oleh gigitan nyamuk. Kalau benar
Virus Javanise Encephalitis, maka harus dilakukan vaksin,” tegas dia.

Kendati kematian tersebut bukan karena serangan DBD,
Mul meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap serangan
DBD. Mengingat saat ini curah hujan di Pulang Pisau cukup tinggi.

“Untuk itu kami mengimbau dan memohon agar jangan
sampai ada air tergenang di tempat yang bersih yang tidak bersentuhan dengan
tanah. Seperti di botol air mineral, kaleng atau sejenisnya yang dapat menampung
air di halaman rumah,” kata dia.

Baca Juga :  Sudah 51 Pasien Covid-19 di Pulang Pisau Berhasil Sembuh

Mul juga mengimbau masyarakat agar secara rutin
menguras dan membersihkan air di kamar mandi atau penampungan. “Karena nyamuk
aedes aegypti suka air bersih. Nyamuk ini bisa dikatakan nyamuk elit,” ujarnya.

Dia juga meminta masyarakat saat tidur untuk memakai
kelambu atau menggunakan obat nyamuk. “Yang tidak kalah pentingnya, anak kita
sekolah harus hati-hati. Karena paling sering nyamuk DBD menggigit jam 9 sampai
jam 12 siang,” jelasnya.

Jika ditemukan kasus DBD dia meminta masyarakat
untuk segera menyampaikan ke Puskemas terdekat. “Tim kami akan datang melakukan
penyelidikan epidemiologis. Setelah itu kami akan melakukan foging,” tegasnya. (art
/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru