31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Gula Pasir di Palangkaraya Terus Melonjak Jelang Nataru, Begini Kata Mukhtarudin

JAKARTA, PROKALTENG.CO – Harga gula pasir di Kota Palangkaraya masih terus melonjak sampai hari ini, Kamis 23 November 2023. Harganya kini berkisar antara Rp 17.500 hingga Rp 20.000 per kg. Penyebab gula pasir naik disebabkan permintaan pasar yang naik namun keterbatasan barang menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Menanggapi Hal itu, Anggota DPR Daerah Pemilihan (Dapil) Kalteng Mukhtarudin mengatakan kebijakan pemerintah menaikkan harga gula di toko ritel menjadi Rp 16.000 per kilogram atau paling tinggi Rp 17.000 per kilogram berpotensi menyebabkan kelangkaan gula di tanah air.

Mesti begitu, Mukhtarudin meminta Kementerian Perdagangan untuk menjaga stok gula yang ada agar tidak kekurangan.

Baca Juga :  Mukharudin Kemenperin Gelar Bimtek Wirausaha Baru IKM di Sukamara Kalteng

“Dinas Perdagangan juga saya kira, perlu untuk melakukan operasi pasar di daerah, guna menjaga kestabilan harga gula di pasaran,” tandas Mukhtarudin ketika dihubungi Wartawan, Kamis 23 November 2023.

Pemerintah, kata Mukhtarudin, harus memberikan perhatian serius terhadap kenaikan harga gula, dan segera menangani mahalnya harga gula beberapa pasar di Kalimantan Tengah saat ini.

“Dikarenakan hal tersebut dapat dikhawatirkan bisa membuat kelangkaan gula akibat penumpukan stok gula di gudang,” beber Mukhtarudin.

Kendati demikian, Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar ini pun mendorong Kemendag dan Kementerian Pertanian/Kementan, secara bersama menelusuri dan memetakan penyebab tingginya harga gula di pasaran.

“Sembari mengecek kembali stok gula agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Mukharudin.

Baca Juga :  HUT Kobar ke-64 Tahun, Mukhtarudin: Spirit Kebersamaan Menuju Kejayaan

Politisi asal Pangkalan Bun Kalteng ini berharap pemerintah mengupayakan peningkatan stok gula dalam negeri, dengan membeli hasil dari petani tebu, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.

“Tidak melalui pengadaan impor dikarenakan impor berpotensi merugikan dan mengurangi pendapatan petani dalam negeri,” pungkas Mukhtarudin. (tim)

JAKARTA, PROKALTENG.CO – Harga gula pasir di Kota Palangkaraya masih terus melonjak sampai hari ini, Kamis 23 November 2023. Harganya kini berkisar antara Rp 17.500 hingga Rp 20.000 per kg. Penyebab gula pasir naik disebabkan permintaan pasar yang naik namun keterbatasan barang menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Menanggapi Hal itu, Anggota DPR Daerah Pemilihan (Dapil) Kalteng Mukhtarudin mengatakan kebijakan pemerintah menaikkan harga gula di toko ritel menjadi Rp 16.000 per kilogram atau paling tinggi Rp 17.000 per kilogram berpotensi menyebabkan kelangkaan gula di tanah air.

Mesti begitu, Mukhtarudin meminta Kementerian Perdagangan untuk menjaga stok gula yang ada agar tidak kekurangan.

Baca Juga :  Mukharudin Kemenperin Gelar Bimtek Wirausaha Baru IKM di Sukamara Kalteng

“Dinas Perdagangan juga saya kira, perlu untuk melakukan operasi pasar di daerah, guna menjaga kestabilan harga gula di pasaran,” tandas Mukhtarudin ketika dihubungi Wartawan, Kamis 23 November 2023.

Pemerintah, kata Mukhtarudin, harus memberikan perhatian serius terhadap kenaikan harga gula, dan segera menangani mahalnya harga gula beberapa pasar di Kalimantan Tengah saat ini.

“Dikarenakan hal tersebut dapat dikhawatirkan bisa membuat kelangkaan gula akibat penumpukan stok gula di gudang,” beber Mukhtarudin.

Kendati demikian, Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar ini pun mendorong Kemendag dan Kementerian Pertanian/Kementan, secara bersama menelusuri dan memetakan penyebab tingginya harga gula di pasaran.

“Sembari mengecek kembali stok gula agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Mukharudin.

Baca Juga :  HUT Kobar ke-64 Tahun, Mukhtarudin: Spirit Kebersamaan Menuju Kejayaan

Politisi asal Pangkalan Bun Kalteng ini berharap pemerintah mengupayakan peningkatan stok gula dalam negeri, dengan membeli hasil dari petani tebu, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.

“Tidak melalui pengadaan impor dikarenakan impor berpotensi merugikan dan mengurangi pendapatan petani dalam negeri,” pungkas Mukhtarudin. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru