28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Komisi VII DPR RI: Industri Manufaktur Indonesia Kian Menggeliat

JAKARTA, PROKALTENG.CO – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menepis isu deindustrialisasi di Indonesia. Menperin mengeluarkan data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global.

Per Juli 2023, PMI Manufaktur berada di level 53,3 atau naik dari bulan sebelumnya 52,5.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin menilai Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menjadi terkuat saat ini mengindikasikan sektor industri nasional semakin menggeliat.

“Saya berharap tren ini juga dan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif,” beber Mukhtarudin 7 Agustus 2023.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini menilai penguatan sektor manufaktur, bersama dengan penguatan ekspor tersebut dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.

Baca Juga :  Banggar DPR RI: Pembangunan IKN Bantu Pertumbuhan Ekonomi Bergeser ke "Tengah"

“Tren ini dapat terus berlanjut, sehingga efek ganda dari pemulihan sektor manufaktur kepada perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan akan lebih baik lagi,” pungkas Mukhtarudin.

Diketahui, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa kondisi seluruh sektor industri manufaktur di Indonesia kembali menguat pada bulan Juli yang didukung oleh peningkatan permintaan.

“Tingkat ekspansi di bulan Juli yang melonjak naik ini merupakan tertinggi sejak September 2022 atau 10 bulan terakhir. Pun ekspansi PMI manufaktur juga konsisten selama 23 bulan berturut-turut,” tandas Menperin.

Menperin bilang beberapa indikator tersebut menunjukkan bahwa Indonesia tidak mengalami deindustrialisasi.

“Sebab, pertumbuhan industri masih baik, berada di level ekspansif. Kontribusi terhadap PDB juga masih yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, termasuk kontribusi dari ekspor dan pajak,” paparnya.

Baca Juga :  Perkuat Ketahanan Ekonomi, Mukhtarudin Dorong Peningkatan Wirausaha Muda

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juli melampaui PMI Manufaktur Malaysia (47,8), Vietnam (48,7), Filipina (51,9), Taiwan (44,1), China (49,2), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4), Amerika Serikat (49,0), dan Jerman (38,8).

Capaian ini menunjukkan bahwa tingkat optimisme dari para pelaku industri manufaktur di Indonesia masih tinggi dan terus bergeliat di tengah ketidakstabilan kondisi global dan melemahnya pasar dunia.

“Ekspansi industri juga tercemin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Juli yang mencapai 53,31. Artinya, tingkat ekspansi PMI Manufaktur Indonesia dan IKI ini sejalan,” pungkas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (*)

JAKARTA, PROKALTENG.CO – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menepis isu deindustrialisasi di Indonesia. Menperin mengeluarkan data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global.

Per Juli 2023, PMI Manufaktur berada di level 53,3 atau naik dari bulan sebelumnya 52,5.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin menilai Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menjadi terkuat saat ini mengindikasikan sektor industri nasional semakin menggeliat.

“Saya berharap tren ini juga dan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif,” beber Mukhtarudin 7 Agustus 2023.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini menilai penguatan sektor manufaktur, bersama dengan penguatan ekspor tersebut dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.

Baca Juga :  Banggar DPR RI: Pembangunan IKN Bantu Pertumbuhan Ekonomi Bergeser ke "Tengah"

“Tren ini dapat terus berlanjut, sehingga efek ganda dari pemulihan sektor manufaktur kepada perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan akan lebih baik lagi,” pungkas Mukhtarudin.

Diketahui, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa kondisi seluruh sektor industri manufaktur di Indonesia kembali menguat pada bulan Juli yang didukung oleh peningkatan permintaan.

“Tingkat ekspansi di bulan Juli yang melonjak naik ini merupakan tertinggi sejak September 2022 atau 10 bulan terakhir. Pun ekspansi PMI manufaktur juga konsisten selama 23 bulan berturut-turut,” tandas Menperin.

Menperin bilang beberapa indikator tersebut menunjukkan bahwa Indonesia tidak mengalami deindustrialisasi.

“Sebab, pertumbuhan industri masih baik, berada di level ekspansif. Kontribusi terhadap PDB juga masih yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, termasuk kontribusi dari ekspor dan pajak,” paparnya.

Baca Juga :  Perkuat Ketahanan Ekonomi, Mukhtarudin Dorong Peningkatan Wirausaha Muda

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juli melampaui PMI Manufaktur Malaysia (47,8), Vietnam (48,7), Filipina (51,9), Taiwan (44,1), China (49,2), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4), Amerika Serikat (49,0), dan Jerman (38,8).

Capaian ini menunjukkan bahwa tingkat optimisme dari para pelaku industri manufaktur di Indonesia masih tinggi dan terus bergeliat di tengah ketidakstabilan kondisi global dan melemahnya pasar dunia.

“Ekspansi industri juga tercemin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Juli yang mencapai 53,31. Artinya, tingkat ekspansi PMI Manufaktur Indonesia dan IKI ini sejalan,” pungkas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru