30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Geger Kemunculan Imam Mahdi Palsu di Depok

Winardi, pria yang
sehari-hari menjadi petugas sekuriti hotel di Jakarta, tiba-tiba mengaku
sebagai Imam Mahdi. Pria 45 tahun tersebut juga mendirikan padepokan bernama
Trisula Weda. Sudah ada 70 orang yang menjadi pengikutnya.

Kepada Radar
Depok
, Winardi mengungkapkan bahwa menjadi Imam Mahdi berawal dari sebuah
mimpi. Dia merasa mendapat perintah Tuhan. ”Nama Imam Mahdi bukan saya sendiri
yang memberikan. Tapi, langsung diberikan oleh Allah,” terangnya.

Padepokan Winardi
didirikan pada 2011. Winardi mengaku bisa memberikan pengobatan. Meski
demikian, aktivitas padepokan juga membuat resah warga sekitar.

Tak jauh dari
rumahnya, Winardi juga membangun musala yang menyerupai Kakbah. Tokoh-tokoh
masyarakat di sana khawatir bangunan tersebut menyesatkan warga. Kini aktivitas
padepokan dan musala juga ditutup.

Baca Juga :  Soal Moratorium ‎Umrah, SAPUHI Minta Pemerintah Carikan Solusi

Terungkapnya aktivitas
Imam Mahdi palsu tersebut bermula dari undangan halalbihalal. Di undangan,
Winardi menyebut dirinya Imam Mahdi.

Ketua MUI Kota Depok
KH Dimyati Badruzzaman, Ketua NU Depok Ahmad Solekan, dan perwakilan Kemenag
Kota Depok Fahrudin Muroddih pun turun tangan. Mereka menyatakan bahwa julukan
Imam Mahdi kepada Winardi keliru. Sebab, tidak ada ciri Imam Mahdi dalam diri
Winardi.

”Saya khilaf dan
menyesal. Saya meminta ampun (tobat) kepada Allah SWT. Semoga pengikut saya
sebanyak 70 orang dapat bertobat semuanya dan ikut ajaran agama Islam yang
benar,” kata Winardi.

Ketua MUI Kota Depok
Dimyati Badruzzaman menuturkan, MUI Kota Depok telah melakukan penanganan dan
memberikan peringatan kepada Padepokan Trisula Weda. ”Sudah ada pertemuan dan
diarahkan bertobat karena ajarannya salah dan keliru,” ujarnya.

Baca Juga :  Bamsoet Dukung Jokowi Segera Bentuk Pansel Capim KPK

Dimyati mengungkapkan,
Winardi diberi sejumlah pertanyaan yang menyebabkan dasar dia mengakui sebagai
Imam Mahdi. Termasuk muasal pemberian gelar.

Hasil pertemuan
tersebut menelurkan sejumlah butir kesepakatan. Di antaranya, dia tidak akan
mengadakan acara apa pun serta membatalkan halalbihalal yang telah
direncanakan. Selain itu, Winardi akan mengubah cat tempat ibadah yang
menyerupai Kakbah tersebut.(jpc)

 

Winardi, pria yang
sehari-hari menjadi petugas sekuriti hotel di Jakarta, tiba-tiba mengaku
sebagai Imam Mahdi. Pria 45 tahun tersebut juga mendirikan padepokan bernama
Trisula Weda. Sudah ada 70 orang yang menjadi pengikutnya.

Kepada Radar
Depok
, Winardi mengungkapkan bahwa menjadi Imam Mahdi berawal dari sebuah
mimpi. Dia merasa mendapat perintah Tuhan. ”Nama Imam Mahdi bukan saya sendiri
yang memberikan. Tapi, langsung diberikan oleh Allah,” terangnya.

Padepokan Winardi
didirikan pada 2011. Winardi mengaku bisa memberikan pengobatan. Meski
demikian, aktivitas padepokan juga membuat resah warga sekitar.

Tak jauh dari
rumahnya, Winardi juga membangun musala yang menyerupai Kakbah. Tokoh-tokoh
masyarakat di sana khawatir bangunan tersebut menyesatkan warga. Kini aktivitas
padepokan dan musala juga ditutup.

Baca Juga :  Soal Moratorium ‎Umrah, SAPUHI Minta Pemerintah Carikan Solusi

Terungkapnya aktivitas
Imam Mahdi palsu tersebut bermula dari undangan halalbihalal. Di undangan,
Winardi menyebut dirinya Imam Mahdi.

Ketua MUI Kota Depok
KH Dimyati Badruzzaman, Ketua NU Depok Ahmad Solekan, dan perwakilan Kemenag
Kota Depok Fahrudin Muroddih pun turun tangan. Mereka menyatakan bahwa julukan
Imam Mahdi kepada Winardi keliru. Sebab, tidak ada ciri Imam Mahdi dalam diri
Winardi.

”Saya khilaf dan
menyesal. Saya meminta ampun (tobat) kepada Allah SWT. Semoga pengikut saya
sebanyak 70 orang dapat bertobat semuanya dan ikut ajaran agama Islam yang
benar,” kata Winardi.

Ketua MUI Kota Depok
Dimyati Badruzzaman menuturkan, MUI Kota Depok telah melakukan penanganan dan
memberikan peringatan kepada Padepokan Trisula Weda. ”Sudah ada pertemuan dan
diarahkan bertobat karena ajarannya salah dan keliru,” ujarnya.

Baca Juga :  Bamsoet Dukung Jokowi Segera Bentuk Pansel Capim KPK

Dimyati mengungkapkan,
Winardi diberi sejumlah pertanyaan yang menyebabkan dasar dia mengakui sebagai
Imam Mahdi. Termasuk muasal pemberian gelar.

Hasil pertemuan
tersebut menelurkan sejumlah butir kesepakatan. Di antaranya, dia tidak akan
mengadakan acara apa pun serta membatalkan halalbihalal yang telah
direncanakan. Selain itu, Winardi akan mengubah cat tempat ibadah yang
menyerupai Kakbah tersebut.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru