30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Per 30 April 2022, Siaran TV Analog Bakal Dimatikan

PROKALTENG.CO-Migrasi TV analog menuju TV digital segera diberlakukan pada tahun ini. Sejumlah bagian daerah di Jawa Barat masuk dalam tahap pertama. Ada banyak keunggulan dan tantangan di balik kebijakan ini.

Dimulainya migrasi akan diawali dengan penghentian siaran TV analog atau analog switch off (ASO) tahap pertama pada 30 April 2022. Ada 12 wilayah yang masuk dalam tahap ini. Daerah tersebut yakni Kabupaten Garut, Cirebon, Kuningan, Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Cianjur, Sumedang, Majalengka, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Staf Khusus Menkominfo, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan kebijakan ini bisa membuat lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum frekuensi. Selain kualitas gambar, suara lebih baik, dari segi operasional pun pos penyelenggara digital bisa bekerjasama dengan penyelenggara multiplexing melalui skema sewa slot siaran TV digital.

Masyarakat tidak perlu membeli pesawat TV baru atau berlangganan internet untuk memperoleh siaran TV Digital. Masyarakat cukup membeli alat yang bernama set top box untuk menerima siaran TV Digital terrestrial.

“Secara langsung, ini juga bisa dimanfaatkan untuk peningkatan teknologi 5G, peningkatan dan mempercepat akses internet dan berdampak pada ekonomi digital. Lalu, ini membuka peluang kerja bagi masyarakat atau konten kreator,” katanya dalam Sosialisasi Analog Switch Off dan Set Top Box secara daring, Selasa (29/3).

Baca Juga :  Digital Banking Dorong Fee Based Income BRI Tumbuh Double Digit Capai 11,5%

Kepala Bidang Komunikasi Informasi Publik, Faiz Rahman mengatakan tahap pertama SWO di Jawa Barat sangat penting. Kesuksesan yang diraih bisa berdampak pada keseluruhan secara nasional. Literasi digital dan aksesibilitas warga terhadap dunia digital pun berada dalam kategori baik.

“Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) penduduk Jawa Barat itu 48 juta jiwa, setara 20 persen penduduk Indonesia. Ini modal sosial, strategis. karena kalau sukses di Jabar, berdampak baik secara nasional,” katanya.

Namun, ia mengingatkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Seperti mengatasi area blankspot di tengah kontur wilayah Jawa Barat yang beragam. Tentu, kelengkapan infrastruktur menjadi bagian pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Selain itu, ia menyoroti konten yang makin beragam, rentan dengan berita bohong.

Meski begitu, tantangan tersebut bisa diatasi dengan dukungan politis Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang berperan mempercepat perbaikan, termasuk mendorong kurikulum penyiaran di SMK yang lulusannya bisa mudah terserap.

Baca Juga :  Miris, Anak-Anak di Perbatasan Lebih Memilih Sekolah ke Malaysia

“Peluang sangat terbuka di sektor ekonomi kreatif. SDM harus dipersiapkan. Untuk antisipasi informasi hoax, kami ada Jabar saber hoax. Tapi ini tidak bisa sendiri,” terangnya.

“Selebihnya, dari sisi kesiapan, sudah banyak yang migrasi, yang eksisting sudah mulai. Sisanya masih mengurus izin. Sosialisai kita juga dilakukan secara masif. Melibatkan stakelholder komunikasi, penyiaran hingga institusi pendidikan. Public awarenessnya terbangun. Tinggal Set top box, kami menunggu giliran distribusi. Mudah-mudahan secepatnya,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat Adiyana Slamet menyebut sudah melakukan sejumlah langkah strategis sebelum memasuki tahap ASO.

Beragam kajian bersama universitas, sosialisasi ke rumah-rumah warga, survei hingga menggelar simulasi mengenai TV Digital.

“Kami melakukan langkah yang terukur, kami sudah terjun sosialisasi simulasi, di 28 titik pada 2021. Secara keseluruhan jabar siap mencoba beralih karena ini bagian dari inovasi yang ditandai kemajuan teknologi,” pungkasnya. (dbs/jpg)

PROKALTENG.CO-Migrasi TV analog menuju TV digital segera diberlakukan pada tahun ini. Sejumlah bagian daerah di Jawa Barat masuk dalam tahap pertama. Ada banyak keunggulan dan tantangan di balik kebijakan ini.

Dimulainya migrasi akan diawali dengan penghentian siaran TV analog atau analog switch off (ASO) tahap pertama pada 30 April 2022. Ada 12 wilayah yang masuk dalam tahap ini. Daerah tersebut yakni Kabupaten Garut, Cirebon, Kuningan, Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Cianjur, Sumedang, Majalengka, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Staf Khusus Menkominfo, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan kebijakan ini bisa membuat lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum frekuensi. Selain kualitas gambar, suara lebih baik, dari segi operasional pun pos penyelenggara digital bisa bekerjasama dengan penyelenggara multiplexing melalui skema sewa slot siaran TV digital.

Masyarakat tidak perlu membeli pesawat TV baru atau berlangganan internet untuk memperoleh siaran TV Digital. Masyarakat cukup membeli alat yang bernama set top box untuk menerima siaran TV Digital terrestrial.

“Secara langsung, ini juga bisa dimanfaatkan untuk peningkatan teknologi 5G, peningkatan dan mempercepat akses internet dan berdampak pada ekonomi digital. Lalu, ini membuka peluang kerja bagi masyarakat atau konten kreator,” katanya dalam Sosialisasi Analog Switch Off dan Set Top Box secara daring, Selasa (29/3).

Baca Juga :  Digital Banking Dorong Fee Based Income BRI Tumbuh Double Digit Capai 11,5%

Kepala Bidang Komunikasi Informasi Publik, Faiz Rahman mengatakan tahap pertama SWO di Jawa Barat sangat penting. Kesuksesan yang diraih bisa berdampak pada keseluruhan secara nasional. Literasi digital dan aksesibilitas warga terhadap dunia digital pun berada dalam kategori baik.

“Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) penduduk Jawa Barat itu 48 juta jiwa, setara 20 persen penduduk Indonesia. Ini modal sosial, strategis. karena kalau sukses di Jabar, berdampak baik secara nasional,” katanya.

Namun, ia mengingatkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Seperti mengatasi area blankspot di tengah kontur wilayah Jawa Barat yang beragam. Tentu, kelengkapan infrastruktur menjadi bagian pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Selain itu, ia menyoroti konten yang makin beragam, rentan dengan berita bohong.

Meski begitu, tantangan tersebut bisa diatasi dengan dukungan politis Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang berperan mempercepat perbaikan, termasuk mendorong kurikulum penyiaran di SMK yang lulusannya bisa mudah terserap.

Baca Juga :  Miris, Anak-Anak di Perbatasan Lebih Memilih Sekolah ke Malaysia

“Peluang sangat terbuka di sektor ekonomi kreatif. SDM harus dipersiapkan. Untuk antisipasi informasi hoax, kami ada Jabar saber hoax. Tapi ini tidak bisa sendiri,” terangnya.

“Selebihnya, dari sisi kesiapan, sudah banyak yang migrasi, yang eksisting sudah mulai. Sisanya masih mengurus izin. Sosialisai kita juga dilakukan secara masif. Melibatkan stakelholder komunikasi, penyiaran hingga institusi pendidikan. Public awarenessnya terbangun. Tinggal Set top box, kami menunggu giliran distribusi. Mudah-mudahan secepatnya,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat Adiyana Slamet menyebut sudah melakukan sejumlah langkah strategis sebelum memasuki tahap ASO.

Beragam kajian bersama universitas, sosialisasi ke rumah-rumah warga, survei hingga menggelar simulasi mengenai TV Digital.

“Kami melakukan langkah yang terukur, kami sudah terjun sosialisasi simulasi, di 28 titik pada 2021. Secara keseluruhan jabar siap mencoba beralih karena ini bagian dari inovasi yang ditandai kemajuan teknologi,” pungkasnya. (dbs/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru