25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Persoalkan Kekerasan Polisi Terhadap Wartawan, Dewan Pers Akan Temui K

JAKARTA – Dewan Pers akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito
Karnavian guna membahas kasus kekerasan terhadap wartawan dalam meliput unjuk
rasa mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia.

“Dalam waktu dekat saya akan
bertemu dengan Kapolri untuk berbicara dari hati ke hati terkait masalah
kekerasan terhadap wartawan saat meliput,” ujar Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh,
Sabtu (29/9).

Nuh menyatakan saat bertemu
Kapolri, pihaknya ingin mengingatkan kerja sama Dewan Pers dengan Polri yang
telah terjalin sehingga kasus kekerasan terhadap wartawan saat melakukan
tugasnya tidak lagi terulang.

“Kerja sama dengan Polri yang
selama ini sudah ada harus terus diperbarui dan diperkuat, sehingga kasus yang
beberapa hari lalu terjadi yakni kekerasan terhadap wartawan tidak boleh
terjadi dan tidak boleh terulang lagi,” kata mantan Mendiknas tersebut.

Baca Juga :  Jaga Kulit Wajah Tetap Sehat dengan 5 Langkah Sederhana Saat Liburan

Nuh mengatakan dalam sistem
demokrasi, kemerdekaan pers dan kemerdekaan berpendapat harus dirawat dengan
baik. Menurut Nuh, tanpa ada pers yang mengingatkan, maka kekuasaan akan
bergeser ke otoriter.

“Kemerdekaan pers yang sudah
dilindungi melalui UU Pers harus dikawal terus menerus agar negara demokrasi
tetap berjalan dengan baik,” katanya. (sta/rmol/pojoksatu/kpc)

JAKARTA – Dewan Pers akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito
Karnavian guna membahas kasus kekerasan terhadap wartawan dalam meliput unjuk
rasa mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia.

“Dalam waktu dekat saya akan
bertemu dengan Kapolri untuk berbicara dari hati ke hati terkait masalah
kekerasan terhadap wartawan saat meliput,” ujar Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh,
Sabtu (29/9).

Nuh menyatakan saat bertemu
Kapolri, pihaknya ingin mengingatkan kerja sama Dewan Pers dengan Polri yang
telah terjalin sehingga kasus kekerasan terhadap wartawan saat melakukan
tugasnya tidak lagi terulang.

“Kerja sama dengan Polri yang
selama ini sudah ada harus terus diperbarui dan diperkuat, sehingga kasus yang
beberapa hari lalu terjadi yakni kekerasan terhadap wartawan tidak boleh
terjadi dan tidak boleh terulang lagi,” kata mantan Mendiknas tersebut.

Baca Juga :  Jaga Kulit Wajah Tetap Sehat dengan 5 Langkah Sederhana Saat Liburan

Nuh mengatakan dalam sistem
demokrasi, kemerdekaan pers dan kemerdekaan berpendapat harus dirawat dengan
baik. Menurut Nuh, tanpa ada pers yang mengingatkan, maka kekuasaan akan
bergeser ke otoriter.

“Kemerdekaan pers yang sudah
dilindungi melalui UU Pers harus dikawal terus menerus agar negara demokrasi
tetap berjalan dengan baik,” katanya. (sta/rmol/pojoksatu/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru