33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ribuan Jamaah Umrah Telantar di Bandara

JAKARTA – Ribuan jamaah umrah telantar di bandara, menyusul
penangguhan sementara ibadah umrah oleh Pemerintah arab Saudi terkait
mewabahnya virus corona. Sejumlah penerbangan dari berbagai negara tak
diperkenankan masuk termasuk Indonesia.

Kepala Seksi Indentifikasi dan
Penanganan Masalah Umrah Kementerian Agama Ali Machzumi mengatakan sedikitnya
2.733 calon jamaah umrah gagal berangkat ke Arab Saudi. Hal ini merupakan
dampak dari kebijakan Pemerintah Arab yang menangguhkan ibadah umrah bagi warga
negara asing terkait perkembangan virus corona.

“Total ada 2.733 calon jamaah
yang tidak bisa berangkat pada hari ini, ini untuk di Cengkareng saja yah,”
katanya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2).

Menurutnya, untuk seluruh Indonesia
diperkirakan mencapai empat ribuan jemaah dari sejumlah bandara di daerah
Jakarta, Makassar, Surabaya, Bandung, Palembang dan Yogyakarta.

Sementara yang telah terbang pada
pagi hari ini sekitar 1.165 jamaah. Namun, dirinya belum bisa memastikan apakah
para jamaah itu berhasil mendarat atau tidak.

“Yang dari Cengkareng saja ini,
tapi dia belum jelas karena tapi kemungkinan akan kembali lagi karena ada yang
transit di Dubai, Malaysia macam-macam tadi,” katanya.

Terkait jamaah yang diduga
tertahan di sejumlah bandara di Arab Saudi, maskapai plat merah Garuda
Indonesia siap mengangkutnya kembali ke Tanah Air.

Baca Juga :  Resmi, Harga PCR Turun 45 Persen Jadi Rp 495 Ribu di Jawa Bali

“Garuda tetap berkomitmen bawa
pulang, jadi kita akan pergi kosong dan bawa pulang,” kata Direktur Utama
Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Langkah tersebut diambil Garuda
karena mendapatkan kabar bahwa jamaah umroh yang diangkut oleh maskapai
tersebut sempat ditolak oleh pihak bandara di Arab Saudi.

“Beberapa sudah berangkat, GA 860
tetap berangkat dengan isi. Tapi saya barusan maaf mendapatkan info, ditolak
berangkat. Jadi sudah antre di-check in counter tapi dinyatakan enggak boleh
berangkat,” katanya.

Irfan mengaku pengumuman yang
ditetapkan Arab Saudi membingungkan karena tanpa jeda dan langsung berlaku
efektif. Sementara Garuda Indonesia memiliki empat penerbangan ke Tanah Suci,
dua ke Jeddah dan dua ke Madinah menggunakan pesawat berbadan besar
berkapasitas lebih dari 300 penumpang.

“Ini perlu disikapi bersama,
tolong Anda rasakan kegetiran orang yang mau berangkat tapi gagal. Getir. Buat
yang sering umroh ya sudah pergi saja ke Belanda. Tapi buat mereka yang baru
umroh, sudah di bandara, ini pukulan berat,” katanya.

Dengan adanya pelarangan ini,
Irfan memastikan maskapai mengalami kerugian, namun belum dihitung.

“Implikasinya belum kita hitung
lagi. Tapi buat kita jangan bahas untung-untungan dulu deh, ini sudah pasti
timbulkan kerugian tapi kita bukan perusahaan yang ngomel soal kerugian. Ini
tantangan direksi dan komisaris perbaiki dalam keadaan apapun,” katanya.

Baca Juga :  Terjaring OTT, Anak Alex Noerdin dan Jajarannya Diboyong ke Gedung KPK

Garuda juga masih berkoordinasi
terkait calon jamaah umroh yang sudah memiliki visa apakah masih diperbolehkan
terbang.

“Kami masih komunikasi dan
pertanyakan bagaimana mereka yang punya visa umroh dan jadwal berangkat. Kita
lagi pikirkan caranya untuk semua pihak,” katanya.

Sementara itu, kalangan pengusaha
travel mengaku kecewa atas kebijakan Pemerintah Arab Saudi tersebut.

“Tentu kami kecewa sebab sudah
ada agenda keberangkatan umrah pada 20 Maret 2020 sebanyak 42 jemaah,” kata
Chosnan Fauzi, pemilik bisnis travel umrah Musafir Lintas Sahara di kawasan
Ciracas, Jakarta Timur.

Kabar terkait kebijakan
penghentian sementara perjalanan menuju Tanah Suci diperoleh Chosnan dari pesan
yang mengatasnamakan Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi.

Dalam informasinya disebutkan
kegiatan umrah, ziarah, kunjungan dan wisata menuju negara Kerajaan Arab Saudi
dihentikan sementara untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Kabarnya dimulai tanggal 27
Februari 2020 sampai waktu yang belum ditentukan,” katanya.

Sejak informasi itu beredar,
sejumlah pemesan tiket perjalanan mulai resah.

“Banyak yang telepon ke saya
menanyakan kebenaran dari kabar itu. Sampai kewalahan juga jawabnya,” katanya.(gw/fin/kpc)

JAKARTA – Ribuan jamaah umrah telantar di bandara, menyusul
penangguhan sementara ibadah umrah oleh Pemerintah arab Saudi terkait
mewabahnya virus corona. Sejumlah penerbangan dari berbagai negara tak
diperkenankan masuk termasuk Indonesia.

Kepala Seksi Indentifikasi dan
Penanganan Masalah Umrah Kementerian Agama Ali Machzumi mengatakan sedikitnya
2.733 calon jamaah umrah gagal berangkat ke Arab Saudi. Hal ini merupakan
dampak dari kebijakan Pemerintah Arab yang menangguhkan ibadah umrah bagi warga
negara asing terkait perkembangan virus corona.

“Total ada 2.733 calon jamaah
yang tidak bisa berangkat pada hari ini, ini untuk di Cengkareng saja yah,”
katanya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2).

Menurutnya, untuk seluruh Indonesia
diperkirakan mencapai empat ribuan jemaah dari sejumlah bandara di daerah
Jakarta, Makassar, Surabaya, Bandung, Palembang dan Yogyakarta.

Sementara yang telah terbang pada
pagi hari ini sekitar 1.165 jamaah. Namun, dirinya belum bisa memastikan apakah
para jamaah itu berhasil mendarat atau tidak.

“Yang dari Cengkareng saja ini,
tapi dia belum jelas karena tapi kemungkinan akan kembali lagi karena ada yang
transit di Dubai, Malaysia macam-macam tadi,” katanya.

Terkait jamaah yang diduga
tertahan di sejumlah bandara di Arab Saudi, maskapai plat merah Garuda
Indonesia siap mengangkutnya kembali ke Tanah Air.

Baca Juga :  Resmi, Harga PCR Turun 45 Persen Jadi Rp 495 Ribu di Jawa Bali

“Garuda tetap berkomitmen bawa
pulang, jadi kita akan pergi kosong dan bawa pulang,” kata Direktur Utama
Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Langkah tersebut diambil Garuda
karena mendapatkan kabar bahwa jamaah umroh yang diangkut oleh maskapai
tersebut sempat ditolak oleh pihak bandara di Arab Saudi.

“Beberapa sudah berangkat, GA 860
tetap berangkat dengan isi. Tapi saya barusan maaf mendapatkan info, ditolak
berangkat. Jadi sudah antre di-check in counter tapi dinyatakan enggak boleh
berangkat,” katanya.

Irfan mengaku pengumuman yang
ditetapkan Arab Saudi membingungkan karena tanpa jeda dan langsung berlaku
efektif. Sementara Garuda Indonesia memiliki empat penerbangan ke Tanah Suci,
dua ke Jeddah dan dua ke Madinah menggunakan pesawat berbadan besar
berkapasitas lebih dari 300 penumpang.

“Ini perlu disikapi bersama,
tolong Anda rasakan kegetiran orang yang mau berangkat tapi gagal. Getir. Buat
yang sering umroh ya sudah pergi saja ke Belanda. Tapi buat mereka yang baru
umroh, sudah di bandara, ini pukulan berat,” katanya.

Dengan adanya pelarangan ini,
Irfan memastikan maskapai mengalami kerugian, namun belum dihitung.

“Implikasinya belum kita hitung
lagi. Tapi buat kita jangan bahas untung-untungan dulu deh, ini sudah pasti
timbulkan kerugian tapi kita bukan perusahaan yang ngomel soal kerugian. Ini
tantangan direksi dan komisaris perbaiki dalam keadaan apapun,” katanya.

Baca Juga :  Terjaring OTT, Anak Alex Noerdin dan Jajarannya Diboyong ke Gedung KPK

Garuda juga masih berkoordinasi
terkait calon jamaah umroh yang sudah memiliki visa apakah masih diperbolehkan
terbang.

“Kami masih komunikasi dan
pertanyakan bagaimana mereka yang punya visa umroh dan jadwal berangkat. Kita
lagi pikirkan caranya untuk semua pihak,” katanya.

Sementara itu, kalangan pengusaha
travel mengaku kecewa atas kebijakan Pemerintah Arab Saudi tersebut.

“Tentu kami kecewa sebab sudah
ada agenda keberangkatan umrah pada 20 Maret 2020 sebanyak 42 jemaah,” kata
Chosnan Fauzi, pemilik bisnis travel umrah Musafir Lintas Sahara di kawasan
Ciracas, Jakarta Timur.

Kabar terkait kebijakan
penghentian sementara perjalanan menuju Tanah Suci diperoleh Chosnan dari pesan
yang mengatasnamakan Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi.

Dalam informasinya disebutkan
kegiatan umrah, ziarah, kunjungan dan wisata menuju negara Kerajaan Arab Saudi
dihentikan sementara untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Kabarnya dimulai tanggal 27
Februari 2020 sampai waktu yang belum ditentukan,” katanya.

Sejak informasi itu beredar,
sejumlah pemesan tiket perjalanan mulai resah.

“Banyak yang telepon ke saya
menanyakan kebenaran dari kabar itu. Sampai kewalahan juga jawabnya,” katanya.(gw/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru