26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Gerakan Moral Menkes dengan Menyumbangkan Gaji Pertama

Sehari setelah serah
terima jabatan, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto langsung
membuat gebrakan. Mantan direktur utama Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD)
Gatot Soebroto Jakarta itu menyatakan ingin menyumbangkan gaji dan tunjangan
kinerja (tukin) pertamanya untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan.

Niat tersebut
disampaikan setelah melakukan sidak di kantor BPJS Kesehatan di Jakarta Pusat
kemarin pagi (25/10). Sebelum berkeliling, Terawan yang mengenakan setelan
olahraga menggelar rapat dengan jajaran direksi BPJS Kesehatan yang dipimpin
Fachmi Idris. Mereka membahas masalah-masalah dalam Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Salah satunya tentang defisit BPJS Kesehatan yang hingga akhir tahun
nanti diperkirakan mencapai Rp 32,84 triliun.

”Saya sepakat dengan
Pak Fachmi untuk melakukan gerakan moral. Dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
akan mengawalinya untuk membantu defisit ini dengan cara, kalau pribadi saya,
saya akan serahkan gaji pertama sebagai menteri dan tukin saya juga nanti,”
paparnya.

Gerakan tersebut,
lanjut Terawan, sangat dimungkinkan untuk diikuti secara masif oleh karyawan di
bawah komandonya. Tentu tanpa paksaan karena sifatnya sukarela. ”Pak Sekjen
sudah menyetujuinya. Ingat lho, ini pribadi, bukan institusional. Ini imbauan,”
sambung dokter spesialis radiologi tersebut.

Baca Juga :  Jayapura Berangsur Pulih, 30 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan

Disinggung soal
besaran gaji dan tukinnya, pria berkacamata itu mengaku belum tahu. Daripada
sibuk menerka, Terawan lebih memilih langsung menyerahkan. Dia percaya, agar
berkah, gaji pertama sebaiknya tidak digunakan untuk pribadi. ”Kalau dihitung
mungkin tidak banyak. Tapi, saya tergerak untuk bisa berkontribusi,” tuturnya.

Terawan tak khawatir
akan diprotes istri. Sebulan kerja, kok pulang tidak membawa gaji. Mengenai hal
itu, dia mengeluarkan guyonan. ”Nggak papa, uangnya (istri, Red) sudah banyak,”
ucapnya lantas tertawa.

Agar dana sumbangannya
tersebut dapat digunakan, BPJS Kesehatan bakal membuat aturan khusus. Upaya itu
juga ditempuh untuk mengantisipasi adanya potensi pelanggaran aturan tertentu.
Layaknya dana hibah.

Urusan defisit memang
menjadi perhatian serius Terawan. Menkes sudah membentuk tim kecil dari unsur
Kemenkes dan BPJS Kesehatan untuk membahas defisit secara terperinci. Mengurai
persoalan dan segera menentukan langkah strategis guna mengatasi masalah
tersebut.

Terawan mencontohkan
kasus jantung yang tagihannya mencapai Rp 10 triliun. Rencananya, dia memanggil
ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki). Dia ingin
ada optimalisasi manfaat. ”Bukan kendali, tapi optimalisasi. Ya, kalau
melakukan tindakan, ya harus dioptimalkan. Karena terkadang sebuah tindakan
belum berarti optimal. Misalnya yang tidak perlu,” paparnya.

Baca Juga :  Densus 88 Kembali Tangkap 2 Terduga Teroris di Klaten dan Jogjakarta

Direktur Utama BPJS
Kesehatan Fachmi Idris menyambut positif spontanitas yang dilakukan Terawan.
Menurut dia, tindakan tersebut out of the box.

”Beliau tiba-tiba tadi
bilang, Pak Fachmi, saya ingin menyumbangkan gaji pertama untuk kemudian masuk
dalam program yang dikelola BPJS,” katanya menirukan ujaran Menkes.

Fachmi mengaku segera
menyiapkan regulasi terkait hal tersebut. Dengan demikian, dana sumbangan dari
masyarakat dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai ketentuan. ”Jadi, jangan
dilihat nilainya, tapi dilihat niatnya. Itu yang kami apresiasi dari Pak
Menteri,” ungkapnya.

Kedatangan Terawan
menjadi kejutan tersendiri baginya. Fachmi mengaku sempat meminta kepada
Terawan untuk melakukan koordinasi khusus guna membahas JKN. Siapa sangka,
permohonan tersebut disambut baik, bahkan langsung disanggupi. ”Yang membuat
saya surprised, beliau langsung (bilang) oke Pak Fachmi, saya besok ke bpjs.
Ini saya agak nervous juga didatangi beliau,” ungkapnya.(jpg)

 

Sehari setelah serah
terima jabatan, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto langsung
membuat gebrakan. Mantan direktur utama Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD)
Gatot Soebroto Jakarta itu menyatakan ingin menyumbangkan gaji dan tunjangan
kinerja (tukin) pertamanya untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan.

Niat tersebut
disampaikan setelah melakukan sidak di kantor BPJS Kesehatan di Jakarta Pusat
kemarin pagi (25/10). Sebelum berkeliling, Terawan yang mengenakan setelan
olahraga menggelar rapat dengan jajaran direksi BPJS Kesehatan yang dipimpin
Fachmi Idris. Mereka membahas masalah-masalah dalam Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Salah satunya tentang defisit BPJS Kesehatan yang hingga akhir tahun
nanti diperkirakan mencapai Rp 32,84 triliun.

”Saya sepakat dengan
Pak Fachmi untuk melakukan gerakan moral. Dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
akan mengawalinya untuk membantu defisit ini dengan cara, kalau pribadi saya,
saya akan serahkan gaji pertama sebagai menteri dan tukin saya juga nanti,”
paparnya.

Gerakan tersebut,
lanjut Terawan, sangat dimungkinkan untuk diikuti secara masif oleh karyawan di
bawah komandonya. Tentu tanpa paksaan karena sifatnya sukarela. ”Pak Sekjen
sudah menyetujuinya. Ingat lho, ini pribadi, bukan institusional. Ini imbauan,”
sambung dokter spesialis radiologi tersebut.

Baca Juga :  Jayapura Berangsur Pulih, 30 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan

Disinggung soal
besaran gaji dan tukinnya, pria berkacamata itu mengaku belum tahu. Daripada
sibuk menerka, Terawan lebih memilih langsung menyerahkan. Dia percaya, agar
berkah, gaji pertama sebaiknya tidak digunakan untuk pribadi. ”Kalau dihitung
mungkin tidak banyak. Tapi, saya tergerak untuk bisa berkontribusi,” tuturnya.

Terawan tak khawatir
akan diprotes istri. Sebulan kerja, kok pulang tidak membawa gaji. Mengenai hal
itu, dia mengeluarkan guyonan. ”Nggak papa, uangnya (istri, Red) sudah banyak,”
ucapnya lantas tertawa.

Agar dana sumbangannya
tersebut dapat digunakan, BPJS Kesehatan bakal membuat aturan khusus. Upaya itu
juga ditempuh untuk mengantisipasi adanya potensi pelanggaran aturan tertentu.
Layaknya dana hibah.

Urusan defisit memang
menjadi perhatian serius Terawan. Menkes sudah membentuk tim kecil dari unsur
Kemenkes dan BPJS Kesehatan untuk membahas defisit secara terperinci. Mengurai
persoalan dan segera menentukan langkah strategis guna mengatasi masalah
tersebut.

Terawan mencontohkan
kasus jantung yang tagihannya mencapai Rp 10 triliun. Rencananya, dia memanggil
ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki). Dia ingin
ada optimalisasi manfaat. ”Bukan kendali, tapi optimalisasi. Ya, kalau
melakukan tindakan, ya harus dioptimalkan. Karena terkadang sebuah tindakan
belum berarti optimal. Misalnya yang tidak perlu,” paparnya.

Baca Juga :  Densus 88 Kembali Tangkap 2 Terduga Teroris di Klaten dan Jogjakarta

Direktur Utama BPJS
Kesehatan Fachmi Idris menyambut positif spontanitas yang dilakukan Terawan.
Menurut dia, tindakan tersebut out of the box.

”Beliau tiba-tiba tadi
bilang, Pak Fachmi, saya ingin menyumbangkan gaji pertama untuk kemudian masuk
dalam program yang dikelola BPJS,” katanya menirukan ujaran Menkes.

Fachmi mengaku segera
menyiapkan regulasi terkait hal tersebut. Dengan demikian, dana sumbangan dari
masyarakat dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai ketentuan. ”Jadi, jangan
dilihat nilainya, tapi dilihat niatnya. Itu yang kami apresiasi dari Pak
Menteri,” ungkapnya.

Kedatangan Terawan
menjadi kejutan tersendiri baginya. Fachmi mengaku sempat meminta kepada
Terawan untuk melakukan koordinasi khusus guna membahas JKN. Siapa sangka,
permohonan tersebut disambut baik, bahkan langsung disanggupi. ”Yang membuat
saya surprised, beliau langsung (bilang) oke Pak Fachmi, saya besok ke bpjs.
Ini saya agak nervous juga didatangi beliau,” ungkapnya.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru