27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Saksi Ahli Prabowo-Sandi Sebut Temukan Ribuan Data Invalid di Pemilu

Mahkamah Konstitusi (MK)
terus melanjutkan sidang sengketa Pilpres 2019. Kemarin Rabu (19/6) hingga
Kamis (20/6) dini hari, sidang beragendakan mendengarkan keterangan saksi dari
Tim Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Sampai dengan
pukul 02.52 WIB, MK masih mendengarkan saksi ahli dari Tim Hukum BPN
Prabowo-Sandi, yakni Soegianto Sulistiono. Dalam penjelasannya Soegianto
mengatakan, ada dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum RI
(KPU).

‎”Saya
menemukan sekitar 57 ribu yang saya istilahkan data invalid. Termasuk yang C1
itu enggak ada,” ujar Soegianto di Gedung MK, Kamis (20/6) dini hari.

Soegianto
menjelaskan, setiap hari dirinya bersama dengan tim melakukan memantau Sistem
Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU. Sehingga dia meyakini ada data
invalid dalam Situng tersebut.

Baca Juga :  Mahkamah Agung Tolak Pemakzulan Bupati Jember

“Setiap hari
kami lakukan analisa, dan kami mememukan ribuan dari Situng,” katanya.

Lebih lanjut
menurut Soegianto, ada keanehan dalam Situng tersebut, sebab pasangan nomor
urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin mengalami kenaikan yang signifikan. Sementara
kenaikan perolehan suara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus melambat.

“Ada yang 02
dinaikkan tapi signifikansinya 01 yang dinaikkan,” jelasnya.

Selanjutnya,
Soegianto menuding sejumlah data di Tempat Pemungutan Suara (TPS) invalid.
Misalnya, ada TPS yang tidak punya Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Dari ada 500
TPS yang sebelumnya datanya ada, menjadi tidak ada,” pungkasnya.(jpc)

 

Mahkamah Konstitusi (MK)
terus melanjutkan sidang sengketa Pilpres 2019. Kemarin Rabu (19/6) hingga
Kamis (20/6) dini hari, sidang beragendakan mendengarkan keterangan saksi dari
Tim Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Sampai dengan
pukul 02.52 WIB, MK masih mendengarkan saksi ahli dari Tim Hukum BPN
Prabowo-Sandi, yakni Soegianto Sulistiono. Dalam penjelasannya Soegianto
mengatakan, ada dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum RI
(KPU).

‎”Saya
menemukan sekitar 57 ribu yang saya istilahkan data invalid. Termasuk yang C1
itu enggak ada,” ujar Soegianto di Gedung MK, Kamis (20/6) dini hari.

Soegianto
menjelaskan, setiap hari dirinya bersama dengan tim melakukan memantau Sistem
Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU. Sehingga dia meyakini ada data
invalid dalam Situng tersebut.

Baca Juga :  Mahkamah Agung Tolak Pemakzulan Bupati Jember

“Setiap hari
kami lakukan analisa, dan kami mememukan ribuan dari Situng,” katanya.

Lebih lanjut
menurut Soegianto, ada keanehan dalam Situng tersebut, sebab pasangan nomor
urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin mengalami kenaikan yang signifikan. Sementara
kenaikan perolehan suara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus melambat.

“Ada yang 02
dinaikkan tapi signifikansinya 01 yang dinaikkan,” jelasnya.

Selanjutnya,
Soegianto menuding sejumlah data di Tempat Pemungutan Suara (TPS) invalid.
Misalnya, ada TPS yang tidak punya Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Dari ada 500
TPS yang sebelumnya datanya ada, menjadi tidak ada,” pungkasnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru