33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dipindah ke Penjara Teroris, Setnov Langsung Ngeluh Sakit

TERPIDANA korupsi E-KTP, Setya Novanto ditempatkan dalam sel yang
biasa digunakan untuk mengurung teroris di Rutan Gunungsindur, Kabupaten Bogor.

Mantan Ketua DPR RI itu pun belum
diperbolehkan untuk dijenguk pasca dipindahkan ke Gunungsindur, akhir pekan
lalu.

Kepala Rutan Gunungsindur, Agus
Salim menuturkan, selama di rutan, Novanto mengeluhkan sakit yang dideritanya,
seperti tangan yang bengkak di sebelah kiri.

“Mengeluh jantung, gula darah dan
tangannya masih bengkak sebelah kiri. Karena dari Bandung kan juga baru pulang
berobat,” kata Sopiana, Selasa (18/6/2019).

Agus mengaku, pihaknya hanya
melaksanakan perintah dari Kakanwil Jawa Barat dan untuk menempatkan Setnov
ditempatkan di Blok A kamar 14.

Setnov pun dipastikan mendapatkan
penjagaan ketat lantaran sel tersebut diperuntukan bagi warga binaan teroris
dengan sistem high risk.

Baca Juga :  Naik 496 Kasus Baru, Sudah 18.010 Orang Terinfeksi Covid-19

“Penjagaan super ketat dengan
dijaga 21 Brimob. Masuk rutan saja sulit. Tapi tidak ada penempatan khusus bagi
Setnov semuanya sama seperti napi lain,” kata Agus.

Lebih lanjut ia menambahkan,
pihaknya belum mengetahui apakah Setnov menetap di Gunungsindur untuk menjalani
masa tahanannya atau dipindahkan lagi.

“Belum ada yang menjenguk. Karena
di rutan prosedurnya ketat. Hanya keluarga inti istri, anak, ibu dan bapak,
lainnya tidak bisa,” katanya.

Dia menuturkan, ada 350 CCTV
sehingga untuk memantau tahanan. Ditambah dengan pengawasan yang ketat dan
tidak semua bisa masuk sembarang.

“Anggota rutan gunsin ada 97 plus
1 peleton yang berjumlah 21 anggota Brimob. Bahkan, pemberian makan diantar
oleh outsourcing yang masuk ke masing-masing sel sehingga penghuni lapas tak
makan diluar,” jelasnya.

Baca Juga :  RQV Kirim Dua Srikandi Quran ke Kalteng

Selain itu, petugas yang berjaga
juga tak disertai papan nama dan mengenakan cadar untuk menutupi wajah. Agus
menambahkan, seluruh aktivitas dilakukan didalam sel seperti olahraga.

“Iya, di Rutan Gunung Sindur ada
seragam khusus dan tak boleh bicara dengan napi, tapi ada perawat dua, dokter
satu. Mereka semuanya menunggu untuk memeriksa kesehetan napi jika ada yang
sakit,” pungkasnya. (cek/pojokbogor/kpc)

TERPIDANA korupsi E-KTP, Setya Novanto ditempatkan dalam sel yang
biasa digunakan untuk mengurung teroris di Rutan Gunungsindur, Kabupaten Bogor.

Mantan Ketua DPR RI itu pun belum
diperbolehkan untuk dijenguk pasca dipindahkan ke Gunungsindur, akhir pekan
lalu.

Kepala Rutan Gunungsindur, Agus
Salim menuturkan, selama di rutan, Novanto mengeluhkan sakit yang dideritanya,
seperti tangan yang bengkak di sebelah kiri.

“Mengeluh jantung, gula darah dan
tangannya masih bengkak sebelah kiri. Karena dari Bandung kan juga baru pulang
berobat,” kata Sopiana, Selasa (18/6/2019).

Agus mengaku, pihaknya hanya
melaksanakan perintah dari Kakanwil Jawa Barat dan untuk menempatkan Setnov
ditempatkan di Blok A kamar 14.

Setnov pun dipastikan mendapatkan
penjagaan ketat lantaran sel tersebut diperuntukan bagi warga binaan teroris
dengan sistem high risk.

Baca Juga :  Naik 496 Kasus Baru, Sudah 18.010 Orang Terinfeksi Covid-19

“Penjagaan super ketat dengan
dijaga 21 Brimob. Masuk rutan saja sulit. Tapi tidak ada penempatan khusus bagi
Setnov semuanya sama seperti napi lain,” kata Agus.

Lebih lanjut ia menambahkan,
pihaknya belum mengetahui apakah Setnov menetap di Gunungsindur untuk menjalani
masa tahanannya atau dipindahkan lagi.

“Belum ada yang menjenguk. Karena
di rutan prosedurnya ketat. Hanya keluarga inti istri, anak, ibu dan bapak,
lainnya tidak bisa,” katanya.

Dia menuturkan, ada 350 CCTV
sehingga untuk memantau tahanan. Ditambah dengan pengawasan yang ketat dan
tidak semua bisa masuk sembarang.

“Anggota rutan gunsin ada 97 plus
1 peleton yang berjumlah 21 anggota Brimob. Bahkan, pemberian makan diantar
oleh outsourcing yang masuk ke masing-masing sel sehingga penghuni lapas tak
makan diluar,” jelasnya.

Baca Juga :  RQV Kirim Dua Srikandi Quran ke Kalteng

Selain itu, petugas yang berjaga
juga tak disertai papan nama dan mengenakan cadar untuk menutupi wajah. Agus
menambahkan, seluruh aktivitas dilakukan didalam sel seperti olahraga.

“Iya, di Rutan Gunung Sindur ada
seragam khusus dan tak boleh bicara dengan napi, tapi ada perawat dua, dokter
satu. Mereka semuanya menunggu untuk memeriksa kesehetan napi jika ada yang
sakit,” pungkasnya. (cek/pojokbogor/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru