33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Bandara Pasang Alat Pengukur Suhu

Kementerian Kesehatan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait monkeypox atau cacar monyet.

Sebab, satu orang turis Nigeria yang berkunjung ke Singapura mengalami hal itu. Tak ingin kecolongan, bandara sebagai pintu masuk Indonesia diperketat pengamanannya.

Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan nomor SR.03.04/II/1169/2019 tentang Kewaspadaan Importasi Penyakit Monkeypox, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diminta melakukan pengawasan intensif.

Pengawasan tersebut dikhususkan bagi kru dan pelaku perjalanan dari Sigapura dan negara-negara di Afrika Barat dan Tengah. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan terhadap kru dan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam atau sakit yang diduga terkait Monkeypox.

”Sebagai pengelola bandara internasional, kami telah mengidentifikasi potensi ancamanvirus tersebut untuk masuk ke Indonesia, khususnya melalui bandara internasional yang dikelola Angkasa Pura I,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.

Baca Juga :  Pesawat Rimbun Air Jatuh di Sugapa, Diduga karena Cuaca Buruk

Untuk mencegah masuknya virus monkeypox, bandara di wilayah AP 1 memasang alat deteksi suhu tubuh atau thermoscan di beberapa titik area kedatangan.

Jika terdapat penumpang yang teridentifikasi suspect atau terduga terjangkit virus monkeypox, maka penumpang akan ditangani terpisah oleh KKP. Untuk mendapatkan identifikasi dan perawatan, pasien yang dicurigai akan dilarikan ke rumah sakit rujukan menggunakan ambulance KKP.

”Jika penumpang merasa tidak sehat, jangan ragu untuk melaporkan kepada awak pesawat di pesawat atau petugas bandara pada saat kedatangan,” tutur Faik.

Tak hanya di bandara wilayah AP I, bandara lain di wilayah AP 2 juga melakukan pengamanan. Misalnya saja yang dilakukan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Petugas melakukan pemeriksaan kepada mereka yang baru saja berkunjung dari Singapura.

Kementerian Kesehatan juga meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, rumah sakit, dan puskesmas untuk mewaspadai penyakit tersebut. Kewaspadaan harus dilakukan mengingat posisi negara Singapura dekat dengan Indonesia.

Baca Juga :  Di Ibu Kota Baru Bakal Dibangun Pabrik Alat Peledak

”Yang paling dekat dengan Singapura adalah Batam. Jadi kami imbau dinkes dan UPT Kemenkes di sana untuk waspada,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono.

Berdasarkan data Sistem Karantina Kesehatan (Sinkarkes) dari Januari hingga 10 Mei 2019, kedatangan kapal ke Indonesia terbanyak adalah dari Singapura, yakni 18.176 kapal. Di samping itu, penerbangan dari Singapura relatif cukup banyak sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit monkeypox bisa terjadi.

BACA JUGA: Massa Pimpinan Lukman Said Siap Adang Aksi People Power 22 Mei

KKP, rumah sakit, dan puskesmas juga diminta untuk menyebarluaskan informasi tentang monkeypox kepada masyarakat. Anung menambahkan untuk mereka yang memberikan layanan kesehatan diminta menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. (lyn)

Kementerian Kesehatan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait monkeypox atau cacar monyet.

Sebab, satu orang turis Nigeria yang berkunjung ke Singapura mengalami hal itu. Tak ingin kecolongan, bandara sebagai pintu masuk Indonesia diperketat pengamanannya.

Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan nomor SR.03.04/II/1169/2019 tentang Kewaspadaan Importasi Penyakit Monkeypox, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diminta melakukan pengawasan intensif.

Pengawasan tersebut dikhususkan bagi kru dan pelaku perjalanan dari Sigapura dan negara-negara di Afrika Barat dan Tengah. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan terhadap kru dan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam atau sakit yang diduga terkait Monkeypox.

”Sebagai pengelola bandara internasional, kami telah mengidentifikasi potensi ancamanvirus tersebut untuk masuk ke Indonesia, khususnya melalui bandara internasional yang dikelola Angkasa Pura I,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.

Baca Juga :  Pesawat Rimbun Air Jatuh di Sugapa, Diduga karena Cuaca Buruk

Untuk mencegah masuknya virus monkeypox, bandara di wilayah AP 1 memasang alat deteksi suhu tubuh atau thermoscan di beberapa titik area kedatangan.

Jika terdapat penumpang yang teridentifikasi suspect atau terduga terjangkit virus monkeypox, maka penumpang akan ditangani terpisah oleh KKP. Untuk mendapatkan identifikasi dan perawatan, pasien yang dicurigai akan dilarikan ke rumah sakit rujukan menggunakan ambulance KKP.

”Jika penumpang merasa tidak sehat, jangan ragu untuk melaporkan kepada awak pesawat di pesawat atau petugas bandara pada saat kedatangan,” tutur Faik.

Tak hanya di bandara wilayah AP I, bandara lain di wilayah AP 2 juga melakukan pengamanan. Misalnya saja yang dilakukan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Petugas melakukan pemeriksaan kepada mereka yang baru saja berkunjung dari Singapura.

Kementerian Kesehatan juga meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, rumah sakit, dan puskesmas untuk mewaspadai penyakit tersebut. Kewaspadaan harus dilakukan mengingat posisi negara Singapura dekat dengan Indonesia.

Baca Juga :  Di Ibu Kota Baru Bakal Dibangun Pabrik Alat Peledak

”Yang paling dekat dengan Singapura adalah Batam. Jadi kami imbau dinkes dan UPT Kemenkes di sana untuk waspada,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono.

Berdasarkan data Sistem Karantina Kesehatan (Sinkarkes) dari Januari hingga 10 Mei 2019, kedatangan kapal ke Indonesia terbanyak adalah dari Singapura, yakni 18.176 kapal. Di samping itu, penerbangan dari Singapura relatif cukup banyak sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit monkeypox bisa terjadi.

BACA JUGA: Massa Pimpinan Lukman Said Siap Adang Aksi People Power 22 Mei

KKP, rumah sakit, dan puskesmas juga diminta untuk menyebarluaskan informasi tentang monkeypox kepada masyarakat. Anung menambahkan untuk mereka yang memberikan layanan kesehatan diminta menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. (lyn)

Terpopuler

Artikel Terbaru