26.9 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

MUI Bantah Mahfud MD: Anda Kok Dangkal, Yel-yel Anak PAUD Bukan Menola

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia menyayangkan sikap Menko
Polhukam, Mahfud MD yang menyebut munculnya tepuk tangan siswa PAUD disertai
yel-yel ‘Islam yes kafir no!’ merupakan tindakan yang merendahkan keberagaman.

Wakil Ketua Komisi Hukum MUI
Pusat, Anton Tabah Digdoyo menyebut lebih menyedihkan lagi saat Mahfud juga
menyertakan kata-kata ‘guru bego’ dalam pernyataannya.

“Kenapa dia (Mahfud) sedangkal
itu menilai tepuk tangan dan yel-yel anak-anak PAUD, bahkan membego-begokan
guru juga,” ujar Anton, Selasa (14/1).

Anton menyebut bahwa kata-kata
‘kafir, kafir no!’ merupakan penegakan bahwa siswa PAUD yang merupakan
anak-anak Islam harus menjaga keimanan mereka.

“Yel-yel tersebut penegasan sikap
untuk diri sendiri, bukan menghardik apalagi mengancam orang lain yang berbeda
agama. Yel-yel tersebut bukan menolak orang kafir, tapi menolak diri untuk
menjadi kafir sesuai imannya,” jelasnya.

Baca Juga :  Airlangga Paparkan Tiga Pilar Menuju Indonesia Maju

Lebih penting lagi, kata mantan
petinggi Polri itu, Mahfud jangan melupakan sejarah bahwa metode tepuk tangan
dan yel-yel itu sudah ada sejak zaman Presiden Soeharto di era Orde Baru.

“Metode tepuk tangan yel-yel
sangat komunikatif untuk anak balita dan selama ini tak masalah. Mereka tumbuh
sebagai Muslim yang toleransi, sangat menghargai semua makhluk Allah,” demikian
Anton.

Berikut yel-yel yang dipersoalkan
Mahfud MD:

Prok..prok..prok..!!

Aku, anak sholeh

Prok..prok..prok..!!

Rajin sholat rajin ngaji

Prok..prok…prok..!!

Cinta Islam sampai mati

Prok..prok..prok..!!

Laa ilaaha illallah Muhammadur
Rasulullah

Islam, Islam yes !

Kafir, kafir no !

(sta/rmol/pojoksatu/kpc)

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia menyayangkan sikap Menko
Polhukam, Mahfud MD yang menyebut munculnya tepuk tangan siswa PAUD disertai
yel-yel ‘Islam yes kafir no!’ merupakan tindakan yang merendahkan keberagaman.

Wakil Ketua Komisi Hukum MUI
Pusat, Anton Tabah Digdoyo menyebut lebih menyedihkan lagi saat Mahfud juga
menyertakan kata-kata ‘guru bego’ dalam pernyataannya.

“Kenapa dia (Mahfud) sedangkal
itu menilai tepuk tangan dan yel-yel anak-anak PAUD, bahkan membego-begokan
guru juga,” ujar Anton, Selasa (14/1).

Anton menyebut bahwa kata-kata
‘kafir, kafir no!’ merupakan penegakan bahwa siswa PAUD yang merupakan
anak-anak Islam harus menjaga keimanan mereka.

“Yel-yel tersebut penegasan sikap
untuk diri sendiri, bukan menghardik apalagi mengancam orang lain yang berbeda
agama. Yel-yel tersebut bukan menolak orang kafir, tapi menolak diri untuk
menjadi kafir sesuai imannya,” jelasnya.

Baca Juga :  Airlangga Paparkan Tiga Pilar Menuju Indonesia Maju

Lebih penting lagi, kata mantan
petinggi Polri itu, Mahfud jangan melupakan sejarah bahwa metode tepuk tangan
dan yel-yel itu sudah ada sejak zaman Presiden Soeharto di era Orde Baru.

“Metode tepuk tangan yel-yel
sangat komunikatif untuk anak balita dan selama ini tak masalah. Mereka tumbuh
sebagai Muslim yang toleransi, sangat menghargai semua makhluk Allah,” demikian
Anton.

Berikut yel-yel yang dipersoalkan
Mahfud MD:

Prok..prok..prok..!!

Aku, anak sholeh

Prok..prok..prok..!!

Rajin sholat rajin ngaji

Prok..prok…prok..!!

Cinta Islam sampai mati

Prok..prok..prok..!!

Laa ilaaha illallah Muhammadur
Rasulullah

Islam, Islam yes !

Kafir, kafir no !

(sta/rmol/pojoksatu/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru