JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia menyayangkan sikap Menko
Polhukam, Mahfud MD yang menyebut munculnya tepuk tangan siswa PAUD disertai
yel-yel ‘Islam yes kafir no!’ merupakan tindakan yang merendahkan keberagaman.
Wakil Ketua Komisi Hukum MUI
Pusat, Anton Tabah Digdoyo menyebut lebih menyedihkan lagi saat Mahfud juga
menyertakan kata-kata ‘guru bego’ dalam pernyataannya.
“Kenapa dia (Mahfud) sedangkal
itu menilai tepuk tangan dan yel-yel anak-anak PAUD, bahkan membego-begokan
guru juga,†ujar Anton, Selasa (14/1).
Anton menyebut bahwa kata-kata
‘kafir, kafir no!’ merupakan penegakan bahwa siswa PAUD yang merupakan
anak-anak Islam harus menjaga keimanan mereka.
“Yel-yel tersebut penegasan sikap
untuk diri sendiri, bukan menghardik apalagi mengancam orang lain yang berbeda
agama. Yel-yel tersebut bukan menolak orang kafir, tapi menolak diri untuk
menjadi kafir sesuai imannya,†jelasnya.
Lebih penting lagi, kata mantan
petinggi Polri itu, Mahfud jangan melupakan sejarah bahwa metode tepuk tangan
dan yel-yel itu sudah ada sejak zaman Presiden Soeharto di era Orde Baru.
“Metode tepuk tangan yel-yel
sangat komunikatif untuk anak balita dan selama ini tak masalah. Mereka tumbuh
sebagai Muslim yang toleransi, sangat menghargai semua makhluk Allah,†demikian
Anton.
Berikut yel-yel yang dipersoalkan
Mahfud MD:
Prok..prok..prok..!!
Aku, anak sholeh
Prok..prok..prok..!!
Rajin sholat rajin ngaji
Prok..prok…prok..!!
Cinta Islam sampai mati
Prok..prok..prok..!!
Laa ilaaha illallah Muhammadur
Rasulullah
Islam, Islam yes !
Kafir, kafir no !
(sta/rmol/pojoksatu/kpc)