27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Terdeteksi, Ratusan Ribu Penyebar Hoaks di Papua Berasal dari 20 Negar

JAKARTAMenteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara menyatakan kanal atau URL penyebar hoaks Papua
terdeteksi berasal dari 20 negara.

“20 negara lebih yang mentionnya
berasal dari negara tersebut, tetap belum tentu warga negara tersebut yang
(memposting), tetapi asalnya dari negara tersebut,” kata Menkominfo Rudiantara
di Jakarta setelah  pertemuan setingkat
menteri membahas soal perkembangan arus informasi Papua, Selasa.malam
(3/9/2019)

Menkominfo tidak menjelaskan
secara spesifik alamat IP penyebar dari negara mana saja, tetapi salah satu
alamat penyebar hoaks tersebut berasal dari Eropa.

“Kebanyakan dari dalam negeri
mentionnya, tetapi juga ada dari luar negeri, salah satu negara Eropa,”
katanya.

Menkominfo menyatakan hingga 2
September 2019, Kemenkominfo sudah mendeteksi setidaknya ada 555 ribu URL atau
kanal yang digunakan untuk menyebarkan hoaks.

Baca Juga :  Pemda Diizinkan Buat Perda Investasi, Asal Jangan Hambat Investasi Asi

“Dari jumlah itu ada 100 ribu
lebih orisinal akun memposting hoaks,” ucapnya.

Penyebaran hoaks provokasi yang
sifatnya mengadu domba tertinggi kata dia, dicatat pada 30 Agustus 2019,
angkanya mencapai 75 ribu.

“Yang paling banyak Twitter,
asalnya seluruhnya, seluruh dunia,” ujar Rudiantara. (indopos/kpc)

JAKARTAMenteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara menyatakan kanal atau URL penyebar hoaks Papua
terdeteksi berasal dari 20 negara.

“20 negara lebih yang mentionnya
berasal dari negara tersebut, tetap belum tentu warga negara tersebut yang
(memposting), tetapi asalnya dari negara tersebut,” kata Menkominfo Rudiantara
di Jakarta setelah  pertemuan setingkat
menteri membahas soal perkembangan arus informasi Papua, Selasa.malam
(3/9/2019)

Menkominfo tidak menjelaskan
secara spesifik alamat IP penyebar dari negara mana saja, tetapi salah satu
alamat penyebar hoaks tersebut berasal dari Eropa.

“Kebanyakan dari dalam negeri
mentionnya, tetapi juga ada dari luar negeri, salah satu negara Eropa,”
katanya.

Menkominfo menyatakan hingga 2
September 2019, Kemenkominfo sudah mendeteksi setidaknya ada 555 ribu URL atau
kanal yang digunakan untuk menyebarkan hoaks.

Baca Juga :  Pemda Diizinkan Buat Perda Investasi, Asal Jangan Hambat Investasi Asi

“Dari jumlah itu ada 100 ribu
lebih orisinal akun memposting hoaks,” ucapnya.

Penyebaran hoaks provokasi yang
sifatnya mengadu domba tertinggi kata dia, dicatat pada 30 Agustus 2019,
angkanya mencapai 75 ribu.

“Yang paling banyak Twitter,
asalnya seluruhnya, seluruh dunia,” ujar Rudiantara. (indopos/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru