33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tutup Peluang Menyebarnya Virus Korona

JAKARTA-Presiden RI Joko Widodo menggelar
rapat terbatas (ratas) di Pangkalan Udara TNI AU di Halim Perdanakusuma,
Jakarta, Minggu, (2/2). Ada enam poin yang menjadi kesimpulan dari rapat
tersebut. Hal itu diuangkapkan oleh Menteri luar negeri (Menlu) Retno Marsudi
dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AU di Halim Perdanakusuma.

Pertama, kata Menlu, pemerintah bersyukur
dari total 243 orang warga negara Indonesia (WNI) termasuk lima orang tim yang
dipulangkan dari Wuhan, telah tiba dengan selamat di Natuna.Para WNI itu akan
melalui masa observasi selama 14 hari. Masa observasi juga akan dijalani oleh
42 orang yang masuk dalam tim penjemputan WNI dari Wuhan, Tiongkok.

“Sehingga total orang yang akan menjalankan
observasi adalah 285. Sampai saat ini Alhamdulillah mereka dalam kondisi
sehat,” ujar Menlu.

Kedua, kata Menlu, Menteri Kesehatan bersama
tim akan membuka kantor di Natuna, di mana juru bicara Menkes dari waktu ke
waktu akan menyampaikan secara aktif perkembangan di sana.

“Ketiga, penerbangan langsung dari dan ke
Mainland RRT ditunda untuk sementara mulai Rabu pukul 00.00 WIB,” terangnya.

Keempat, semua pendatang yang tiba dari
Mainland RRT dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak
diizinkan masuk dan transit di Indonesia.

Kelima, kebijakan bebas visa kunjungan dan
visa on arrival untuk warga negara RRT yang bertempat tinggal di Mainland
Tiongkok untuk sementara dihentikan. Keenam, pemerintah meminta WNI untuk
sementara tidak melakukan perjalanan ke Mainland Tiongkok.

Rapat terbatas soal evakuasi WNI dipimpin
langsung Presiden Joko Widodo dan dihadiri sejumlah menteri seperti Menko
Polhukam Mahfud MD, Menlu Retno Marsudi, Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly,
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan lain-lain, serta Panglima TNI
Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz.

Baca Juga :  400 Lebih Pedagang Terinfeksi Corona, 14 Ribu Pasar Belum Lapor

Sebelumnya diketahui,Pada Minggu, pemerintah
telah berhasil mengevakuasi 243 WNI termasuk di antaranya lima orang tim aju,
dari Provinsi Hubei, China menggunakan pesawat maskapai berbadan lebar Batik
Air jenis Airbus 330-300CEO milik Lion Air Group.Sebanyak 243 WNI yang berhasil
dievakuasi mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau pada Minggu
pagi sekitar pukul 08.45 WIB untuk transit dan berganti pesawat.

Para WNI turun dari maskapai Batik Air
sekitar pukul 09.23 WIB setelah menjalani prosedur kesehatan dan segera masuk
ke pesawat milik TNI yang telah bersiaga di sebelahnya, untuk kemudian
melanjutkan penerbangan ke Ranai, Natuna guna menjalani observasi lanjutan di
pangkalan militer di Natuna.

Pesawat milik TNI yang dikerahkan untuk
mengangkut WNI dari Batam yaitu Hercules A-1315 dan dua Boeing AI 7304 dan A
7306. Kadis Ops Lanud Hang Nadim Batam Mayor Lek Wardoyo mengatakan pesawat
Hercules dimaksimalkan dapat mengangkut 130 orang dan Boeing berkapasitas
masing-masing 100 orang.

Sementara Pantauan Jawa Pos (Grup Kalteng
Pos) di Bandara Hang Nadiem, Pesawat Batik Air yang membawa 238 orang dari
Wuhan itu tiba di Bandara Hang Nadim sekitar pukul 08.00 kemarin. Setibanya
mereka ditanah air, tiga pesawat TNI jenis Hercules dan Boeing telah menanti.

Dalam beberapa menit, mereka lalu keluar dari
pesawat Batik Air menuju ke pesawat milik TNI AU. Mereka berjalan kaki dan
dikelilingi puluhan petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Saat
keluar dari pesawat itu hingga ke pesawat TNI AU, tampak petugas menyemprotkan
cairan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tjejep
Yudiana menuturkan, sesaat sebelum WNI dari Wuhan ini keluar pesawat, petugas
kembali memeriksa suhu badan mereka. Hal tersebut merupakan SOP yang dilakukan
tim. ”Dilihat apakah semua normal atau tidak,” terangnya.

Langkah selanjutnya, saat mereka turun dari
tangga pesawat, petugas menyemprotkan cairan desinfektan. Langkah itu untuk
kembali meminimalisir kemungkinan adanya virus Corona. ”Sehingga, sangat aman
dan tidak perlu khawatir,” tuturnya kemarin.

Baca Juga :  Terbelah 3 Bagian, KRI Nanggala-402 Ditemukan di Kedalaman 838 Meter

Selanjutnya, dalam waktu yang sekitar satu
jam, satu per satu pesawat yang ditumpangi WNI dari Wuhan berangkat menuju ke
karantina di Natuna. Perjalanan hingga ke Natuna membutuhkan waktu 1,5 jam.
Dalam proses karantina tersebut, akan dipantau kondisi setiap WNI. Bila
ternyata ada yang dipastikan suspect Corona, maka akan dilakukan perawatan.

”Nah, kami telah menyiapkan semua rumah sakit
di Provinsi Kepri untuk menangani pasien Corona. Namun, semoga tidak ada satu
pun WNI yang terjangkit virus tersebut,” terangnya.

Sementara penolakan warga Natuna terhadap
kedatangan WNI Wuhan masih terus terjadi. Kondisi itu masih coba ditangani
Polda Kepri. Ditemui di Bandara Hang Nadim, Kabidhumas Polda Kepulauan Riau
Kombespol Harry Goldenhart menjelaskan bahwa memang masih ada penolakan dari
warga. ”Tapi Polda melakukan berbagai langkah untuk meredam dan memberikan
pemahaman,” terangnya.

 

Saat ini sudah ada 117 personel dikirim ke
Natuna. Semua personel itu diberikan pemahaman dan pengetahun terkait virus
Corona. Dengan begitu, petugas bisa memberikan pemahaman kepada warga di
Natuna. ”Agar ketakutan masyarakat terkait virus korona dapat hilang,”
tuturnya.

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah sesuai
dengan SOP Indonesia dan WHO. Hal itu tentunya membuat peluang menyebarnya
virus korona begitu kecil. ”Bisa dibilang hampir tidak ada,” jelasnya.

Apalagi, ahli microbiologi dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia dr Vera Ibrahim menyebut bahwa iklim tropis
Indonesia akan membuat virus corona menjadi inaktiv. ”Berbeda dengan kondisi
Wuhan yang sedang musim dingin dengan suhu bisa sampai 5 derajat, Indonesia
suhunya 32 derajat. Ini yang akan membuat virus corona tidak menyebar, itu pun
kalau ada,” jelas Harry. (idr/jpg)

JAKARTA-Presiden RI Joko Widodo menggelar
rapat terbatas (ratas) di Pangkalan Udara TNI AU di Halim Perdanakusuma,
Jakarta, Minggu, (2/2). Ada enam poin yang menjadi kesimpulan dari rapat
tersebut. Hal itu diuangkapkan oleh Menteri luar negeri (Menlu) Retno Marsudi
dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AU di Halim Perdanakusuma.

Pertama, kata Menlu, pemerintah bersyukur
dari total 243 orang warga negara Indonesia (WNI) termasuk lima orang tim yang
dipulangkan dari Wuhan, telah tiba dengan selamat di Natuna.Para WNI itu akan
melalui masa observasi selama 14 hari. Masa observasi juga akan dijalani oleh
42 orang yang masuk dalam tim penjemputan WNI dari Wuhan, Tiongkok.

“Sehingga total orang yang akan menjalankan
observasi adalah 285. Sampai saat ini Alhamdulillah mereka dalam kondisi
sehat,” ujar Menlu.

Kedua, kata Menlu, Menteri Kesehatan bersama
tim akan membuka kantor di Natuna, di mana juru bicara Menkes dari waktu ke
waktu akan menyampaikan secara aktif perkembangan di sana.

“Ketiga, penerbangan langsung dari dan ke
Mainland RRT ditunda untuk sementara mulai Rabu pukul 00.00 WIB,” terangnya.

Keempat, semua pendatang yang tiba dari
Mainland RRT dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak
diizinkan masuk dan transit di Indonesia.

Kelima, kebijakan bebas visa kunjungan dan
visa on arrival untuk warga negara RRT yang bertempat tinggal di Mainland
Tiongkok untuk sementara dihentikan. Keenam, pemerintah meminta WNI untuk
sementara tidak melakukan perjalanan ke Mainland Tiongkok.

Rapat terbatas soal evakuasi WNI dipimpin
langsung Presiden Joko Widodo dan dihadiri sejumlah menteri seperti Menko
Polhukam Mahfud MD, Menlu Retno Marsudi, Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly,
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan lain-lain, serta Panglima TNI
Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz.

Baca Juga :  400 Lebih Pedagang Terinfeksi Corona, 14 Ribu Pasar Belum Lapor

Sebelumnya diketahui,Pada Minggu, pemerintah
telah berhasil mengevakuasi 243 WNI termasuk di antaranya lima orang tim aju,
dari Provinsi Hubei, China menggunakan pesawat maskapai berbadan lebar Batik
Air jenis Airbus 330-300CEO milik Lion Air Group.Sebanyak 243 WNI yang berhasil
dievakuasi mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau pada Minggu
pagi sekitar pukul 08.45 WIB untuk transit dan berganti pesawat.

Para WNI turun dari maskapai Batik Air
sekitar pukul 09.23 WIB setelah menjalani prosedur kesehatan dan segera masuk
ke pesawat milik TNI yang telah bersiaga di sebelahnya, untuk kemudian
melanjutkan penerbangan ke Ranai, Natuna guna menjalani observasi lanjutan di
pangkalan militer di Natuna.

Pesawat milik TNI yang dikerahkan untuk
mengangkut WNI dari Batam yaitu Hercules A-1315 dan dua Boeing AI 7304 dan A
7306. Kadis Ops Lanud Hang Nadim Batam Mayor Lek Wardoyo mengatakan pesawat
Hercules dimaksimalkan dapat mengangkut 130 orang dan Boeing berkapasitas
masing-masing 100 orang.

Sementara Pantauan Jawa Pos (Grup Kalteng
Pos) di Bandara Hang Nadiem, Pesawat Batik Air yang membawa 238 orang dari
Wuhan itu tiba di Bandara Hang Nadim sekitar pukul 08.00 kemarin. Setibanya
mereka ditanah air, tiga pesawat TNI jenis Hercules dan Boeing telah menanti.

Dalam beberapa menit, mereka lalu keluar dari
pesawat Batik Air menuju ke pesawat milik TNI AU. Mereka berjalan kaki dan
dikelilingi puluhan petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Saat
keluar dari pesawat itu hingga ke pesawat TNI AU, tampak petugas menyemprotkan
cairan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tjejep
Yudiana menuturkan, sesaat sebelum WNI dari Wuhan ini keluar pesawat, petugas
kembali memeriksa suhu badan mereka. Hal tersebut merupakan SOP yang dilakukan
tim. ”Dilihat apakah semua normal atau tidak,” terangnya.

Langkah selanjutnya, saat mereka turun dari
tangga pesawat, petugas menyemprotkan cairan desinfektan. Langkah itu untuk
kembali meminimalisir kemungkinan adanya virus Corona. ”Sehingga, sangat aman
dan tidak perlu khawatir,” tuturnya kemarin.

Baca Juga :  Terbelah 3 Bagian, KRI Nanggala-402 Ditemukan di Kedalaman 838 Meter

Selanjutnya, dalam waktu yang sekitar satu
jam, satu per satu pesawat yang ditumpangi WNI dari Wuhan berangkat menuju ke
karantina di Natuna. Perjalanan hingga ke Natuna membutuhkan waktu 1,5 jam.
Dalam proses karantina tersebut, akan dipantau kondisi setiap WNI. Bila
ternyata ada yang dipastikan suspect Corona, maka akan dilakukan perawatan.

”Nah, kami telah menyiapkan semua rumah sakit
di Provinsi Kepri untuk menangani pasien Corona. Namun, semoga tidak ada satu
pun WNI yang terjangkit virus tersebut,” terangnya.

Sementara penolakan warga Natuna terhadap
kedatangan WNI Wuhan masih terus terjadi. Kondisi itu masih coba ditangani
Polda Kepri. Ditemui di Bandara Hang Nadim, Kabidhumas Polda Kepulauan Riau
Kombespol Harry Goldenhart menjelaskan bahwa memang masih ada penolakan dari
warga. ”Tapi Polda melakukan berbagai langkah untuk meredam dan memberikan
pemahaman,” terangnya.

 

Saat ini sudah ada 117 personel dikirim ke
Natuna. Semua personel itu diberikan pemahaman dan pengetahun terkait virus
Corona. Dengan begitu, petugas bisa memberikan pemahaman kepada warga di
Natuna. ”Agar ketakutan masyarakat terkait virus korona dapat hilang,”
tuturnya.

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah sesuai
dengan SOP Indonesia dan WHO. Hal itu tentunya membuat peluang menyebarnya
virus korona begitu kecil. ”Bisa dibilang hampir tidak ada,” jelasnya.

Apalagi, ahli microbiologi dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia dr Vera Ibrahim menyebut bahwa iklim tropis
Indonesia akan membuat virus corona menjadi inaktiv. ”Berbeda dengan kondisi
Wuhan yang sedang musim dingin dengan suhu bisa sampai 5 derajat, Indonesia
suhunya 32 derajat. Ini yang akan membuat virus corona tidak menyebar, itu pun
kalau ada,” jelas Harry. (idr/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru