33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

MPR Kehilangan Gus Sholah, Tokoh Pemersatu Bangsa

Ketua MPR Bambang
Soesatyo dan segenap keluarga besar MPR RI berkabung atas wafatnya KH
Salahuddin Wahid atau Gus Sholah pada Minggu (2/2) malam. Almarhum Gus Sholah
akan selalu dikenang sebagai negarawan yang gigih menjaga dan merawat persatuan
bangsa.

Menurut Bambang,
almarhum tidak hanya dikenal sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di
Jombang. Lebih dari itu, almarhum sudah menjadi tokoh panutan.

“Karena Gus Sholah
selalu berbicara dan bekerja demi persatuan dan kesatuan bangsa. Almarhum pun
selalu berbicara dan bekerja demi terwujudnya persatuan umat beragama,” ujar
pria yang akrab disapa Bamsoet di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2).

Bamsoet mengatakan,
bukan hanya segenap keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) yang merasa kehilangan
karena berpulangnya Gus Sholah. Para sahabat almarhum dari berbagai kalangan
dan komunitas lainnya pun merasakan kehilangan, termasuk Partai Golkar.

Menurut Bamsoet, nama
almarhum tak akan pernah hilang dari catatan Partai Golkar. Sebab, pada
pemilihan presiden tahun 2004, Partai Golkar meminang Gus Sholah sebagai calon
wakil presiden untuk disandingkan dengan calon presiden Wiranto.

Baca Juga :  Kasus Kerumunan Jokowi di NTT, Laporan Warga Ditolak Polisi?

Begitu juga dengan
kami, para inisiator Hak Angket Kasus Bank Century DPR RI yang kerap berdiskusi
dengan Gus Sholah hingga kasus ini masuk ke pengadilan.

Selain itu, jangan
lupa bahwa selama hidupnya, Gus Sholah sering menerima dan menampung keluh
kesah dari beragam kalangan. Itu sebabnya, banyak komunitas menjadikan almarhum
Gus Sholah sebagai sosok pejuang martabat kemanusiaan dan, almarhum melakoni
peran itu tanpa pamrih. Dia menyuarakan berbagai persoalan melalui sejumlah
tulisan yang dipublikasikan, serta tak segan menyampaikan kritik yang
konstruktif.

“Saya ikut merasakan
kesedihan keluarga almarhum Gus Sholah dan keluarga besar Nahdliyin. Dalam
suasana duka ini, saya dan rekan-rekan di MPR melantunkan doa agar keluarga dan
komunitas Nahdliyin tabah serta merelakan kepergian almarhum Gus Sholah,”
katanya.

Baca Juga :  Selama Diliburkan, Siswa PAUD Jangan Diberi Tugas

‎Diberitakan
sebelumnya, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah tutup usia di Rumah Sakit
Jantung Harapan Kita, Jakarta, setelah berjuang melawan sakit yang dideritanya.

Adik kandung dari
Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu meninggal dalam usia 77
tahun.

Setelah disemayamkan
di rumah duka di Jalan Bangka Raya 2C, jenazah akan diberangkatkan ke Jawa
Timur menggunakan pesawat Batik Air melalui Bandara Halim Perdanakusuma pukul
10.00 WIB. Jenazah akan disemayamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang,
Jawa Timur.

Pria kelahiran Jombang
pada 11 September 1942 itu merupakan anak dari KH Wahid Hasjim. Selain dikenal
sebagai tokoh agama, Gus Sholah juga dikenal sebagai politisi, tokoh HAM, dan
arsitek‎. (jpc)

 

Ketua MPR Bambang
Soesatyo dan segenap keluarga besar MPR RI berkabung atas wafatnya KH
Salahuddin Wahid atau Gus Sholah pada Minggu (2/2) malam. Almarhum Gus Sholah
akan selalu dikenang sebagai negarawan yang gigih menjaga dan merawat persatuan
bangsa.

Menurut Bambang,
almarhum tidak hanya dikenal sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di
Jombang. Lebih dari itu, almarhum sudah menjadi tokoh panutan.

“Karena Gus Sholah
selalu berbicara dan bekerja demi persatuan dan kesatuan bangsa. Almarhum pun
selalu berbicara dan bekerja demi terwujudnya persatuan umat beragama,” ujar
pria yang akrab disapa Bamsoet di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2).

Bamsoet mengatakan,
bukan hanya segenap keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) yang merasa kehilangan
karena berpulangnya Gus Sholah. Para sahabat almarhum dari berbagai kalangan
dan komunitas lainnya pun merasakan kehilangan, termasuk Partai Golkar.

Menurut Bamsoet, nama
almarhum tak akan pernah hilang dari catatan Partai Golkar. Sebab, pada
pemilihan presiden tahun 2004, Partai Golkar meminang Gus Sholah sebagai calon
wakil presiden untuk disandingkan dengan calon presiden Wiranto.

Baca Juga :  Kasus Kerumunan Jokowi di NTT, Laporan Warga Ditolak Polisi?

Begitu juga dengan
kami, para inisiator Hak Angket Kasus Bank Century DPR RI yang kerap berdiskusi
dengan Gus Sholah hingga kasus ini masuk ke pengadilan.

Selain itu, jangan
lupa bahwa selama hidupnya, Gus Sholah sering menerima dan menampung keluh
kesah dari beragam kalangan. Itu sebabnya, banyak komunitas menjadikan almarhum
Gus Sholah sebagai sosok pejuang martabat kemanusiaan dan, almarhum melakoni
peran itu tanpa pamrih. Dia menyuarakan berbagai persoalan melalui sejumlah
tulisan yang dipublikasikan, serta tak segan menyampaikan kritik yang
konstruktif.

“Saya ikut merasakan
kesedihan keluarga almarhum Gus Sholah dan keluarga besar Nahdliyin. Dalam
suasana duka ini, saya dan rekan-rekan di MPR melantunkan doa agar keluarga dan
komunitas Nahdliyin tabah serta merelakan kepergian almarhum Gus Sholah,”
katanya.

Baca Juga :  Selama Diliburkan, Siswa PAUD Jangan Diberi Tugas

‎Diberitakan
sebelumnya, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah tutup usia di Rumah Sakit
Jantung Harapan Kita, Jakarta, setelah berjuang melawan sakit yang dideritanya.

Adik kandung dari
Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu meninggal dalam usia 77
tahun.

Setelah disemayamkan
di rumah duka di Jalan Bangka Raya 2C, jenazah akan diberangkatkan ke Jawa
Timur menggunakan pesawat Batik Air melalui Bandara Halim Perdanakusuma pukul
10.00 WIB. Jenazah akan disemayamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang,
Jawa Timur.

Pria kelahiran Jombang
pada 11 September 1942 itu merupakan anak dari KH Wahid Hasjim. Selain dikenal
sebagai tokoh agama, Gus Sholah juga dikenal sebagai politisi, tokoh HAM, dan
arsitek‎. (jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru