28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Kasus Kerumunan Jokowi di NTT, Laporan Warga Ditolak Polisi?

PROKALTENG.CO-Laporan
Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi)
atas pelanggaran protokol kesehatan saat kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur
(NTT) ditolak Bareskrim Polri. Petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
tidak menerbitkan laporan polisi atas kasus tersebut.

Ketua Koalisi Masyarakat Anti
Ketidakadilan, Kurnia mengatakan, petugas SPKT hanya meminta pihaknya membuat
surat laporan tertulis yang diberi stampel oleh bagian Tata Usaha dan Urusan
Dalam (TAUD).

’’Pihak kepolisian yang tidak mau
menerbitkan Laporan Polisi atas laporan kami terhadap terduga pelaku tindak
pidana pelanggaran kekarantinaan kesehatan yakni sang presiden,’’ kata Kurnia
kepada wartawan, Kamis (25/2).

Kurnia mengaku bingung atas
ditolaknya laporan polisi kepada Jokowi. ’’Kami mempertanyakan asas persamaan
kedudukan di hadapan hukum apakah masih ada di republik ini?,’’ tanyanya.

Baca Juga :  Kompolnas: Irjen Nana Sangat Kompeten di Bidang Intelijen

Sementara itu, Karo Penmas Divisi
Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyebut tidak ada laporan polisi
atas kasus kerumunan di NTT yang diterima Bareskrim Polri. ’’Tidak ada laporan
itu di Bareskrim,’’ tukasnya.

Sebelumnya, beredar sebuah video
berdurasi 30 detik yang memperlihatkan masyarakat berkerumun saat Presiden Joko
Widodo (Jokowi) tiba di Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa
(23/2).

Dalam video tersebut, tampak
Presiden Jokowi ada di dalam mobil, sementara banyak masyarakat yang
mengerubungi mobil yang ditumpangi kepala negara itu. Bahkan Jokowi juga tampak
melemparkan sebuah bingkisan ke masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Deputi
Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin
membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya masyarakat saat itu sudah menanti
kedatangan kepala negara.

Baca Juga :  2021, UN Dihapus

’’Benar itu video di Maumere.
Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju
Bendungan Napun Gete. Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian
di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan
sehingga membuat iring-iringan berhenti,’’ ujar Bey kepada wartawan, Selasa
(23/2).

Bey menambahkan Presiden Jokowi
dalam menyapa masyarakat tersebut juga sudah mengingatkan kepada masyarakat
yang berkumpul untuk mematuhi protokol kesehatan. 

PROKALTENG.CO-Laporan
Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi)
atas pelanggaran protokol kesehatan saat kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur
(NTT) ditolak Bareskrim Polri. Petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
tidak menerbitkan laporan polisi atas kasus tersebut.

Ketua Koalisi Masyarakat Anti
Ketidakadilan, Kurnia mengatakan, petugas SPKT hanya meminta pihaknya membuat
surat laporan tertulis yang diberi stampel oleh bagian Tata Usaha dan Urusan
Dalam (TAUD).

’’Pihak kepolisian yang tidak mau
menerbitkan Laporan Polisi atas laporan kami terhadap terduga pelaku tindak
pidana pelanggaran kekarantinaan kesehatan yakni sang presiden,’’ kata Kurnia
kepada wartawan, Kamis (25/2).

Kurnia mengaku bingung atas
ditolaknya laporan polisi kepada Jokowi. ’’Kami mempertanyakan asas persamaan
kedudukan di hadapan hukum apakah masih ada di republik ini?,’’ tanyanya.

Baca Juga :  Kompolnas: Irjen Nana Sangat Kompeten di Bidang Intelijen

Sementara itu, Karo Penmas Divisi
Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyebut tidak ada laporan polisi
atas kasus kerumunan di NTT yang diterima Bareskrim Polri. ’’Tidak ada laporan
itu di Bareskrim,’’ tukasnya.

Sebelumnya, beredar sebuah video
berdurasi 30 detik yang memperlihatkan masyarakat berkerumun saat Presiden Joko
Widodo (Jokowi) tiba di Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa
(23/2).

Dalam video tersebut, tampak
Presiden Jokowi ada di dalam mobil, sementara banyak masyarakat yang
mengerubungi mobil yang ditumpangi kepala negara itu. Bahkan Jokowi juga tampak
melemparkan sebuah bingkisan ke masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Deputi
Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin
membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya masyarakat saat itu sudah menanti
kedatangan kepala negara.

Baca Juga :  2021, UN Dihapus

’’Benar itu video di Maumere.
Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju
Bendungan Napun Gete. Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian
di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan
sehingga membuat iring-iringan berhenti,’’ ujar Bey kepada wartawan, Selasa
(23/2).

Bey menambahkan Presiden Jokowi
dalam menyapa masyarakat tersebut juga sudah mengingatkan kepada masyarakat
yang berkumpul untuk mematuhi protokol kesehatan. 

Terpopuler

Artikel Terbaru