30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Viral Video Bangkai Kucing Dikuliti, Ini Negara yang Warganya Doyan Ma

PROKALTENG.CO – Video dan foto berisi bangkai potongan bagian badan
kucing viral di media sosial. Diduga, daging kucing dijual seharga Rp70 ribu
per kilogram. Diketahui, sejumlah negara memiliki komunitas yang gemar
menyantap daging kucing. Meski, penelitian menyebut risiko kesehatan di balik
menyantap kucing.

Dilansir dari sejumlah sumber,
komunitas di Peru memiliki festival makan daging kuncing, setiap minggu ketiga
di bulan September. Sedikitnya 100 ekor kucing dibantai per tahun, menurut
Detik. Festival makan daging kucing digelar di La Quebrada, di San Luis de
Canete, Peru. Kucing dibantai dengan cara yang sadis, seperti ditenggelamkan,
ditembak, dan disembelih untuk diambil dagingnya dan dimakan. Namun festival
ini kini tak lagi digelar. Sebab banyak aktivis pencinta hewan mengecam
festival yang keji ini.

Sementara di Vietnam, menu olahan
daging kucing menjadi salah satu santapan yang populer di kota besar di Hanoi
dan Ho Chi Minh City, dikutip dari Kompas terbitan tahun 2014.

Pada hari sibuk, sebuah restoran
bisa melayani hingga 100 permintaan sajian daging kucing.  Kondisi ini juga membuat warga pemilik kucing
ketakutan lantaran khawatir kucingnya tiba-tiba hilang dicuri untuk dijadikan
santapan.

Baca Juga :  Lagi, Kapal China Siksa dan Larung ABK Indonesia di Laut

Seorang dokter hewan, Hoang Ngoc
Bau, menduga kebiasaan makan daging kucing di Vietnam dipengaruhi dari masa
lalu di mana warga Vietnam pernah sangat miskin akibat perang berkepanjangan.
“Jadi, kami makan segalanya untuk bisa bertahan hidup, dari mulai
serangga, anjing, kucing, bahkan tikus. Ini sudah menjadi kebiasaan,”
katanya.

Selain Vietnam, Peru, dan juga
Madagaskar, masyarakat Manado di Indonesia juga gemar menyantap daging hewan
ekstrem, seperti kucing, kelelawar, dan juga tikus.

Bahaya Menyantap Daging Kucing

Menyantap daging kucing juga
memiliki risiko yang berbahaya bagi keksehatan. Jurnal berjudul ‘Consumption of
Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications’
(2015), memaparkan bahaya menyantap daging kucing.

Salah satu bakteri yang mungkin
muncul dari daging kucing baik mentah maupun matang adalah Clostridium
Botulinum, bakteri penghasil racun botulin yang menyebabkan botulisme, dilansir
dari Kumparan.

Baca Juga :  Kematian Akibat Korona Menggila, Arena Seluncur Jadi Penampungan Mayat

Botulisme adalah kondisi
keracunan serius yang menyerang sistem syaraf (otak dan sumsum tulang
belakang), menyebabkan kelumpuhan yang secara bertahap menyebar ke seluruh
tubuh.

Selain itu, kutu-kutu kucing di
kucing berpotensi menyebabkan manusia terinfeksi bakteri Borrelia Crocidurae.
Bakteri ini menyebabkan demam tinggi.

Juga parasit protozoa Toxoplasma
Gondii, yang menyebabkan toksoplasmosis pada manusia dengan kekebalan tubuh
yang lemah. Taksoplasmosis memengaruhi fungsi kerja saluran pencernaan manusia,
juga organ vital seperti jantung, saraf, dan kulit.

Bagi ibu hamil, taksoplasmosis
mengakibatkan kelainan bentuk serius seperti kebutaan dan kerusakan neurologis
pada janin bayi. Hingga kini, belum ada vaksin yang mampu menangkal penyakit
tersebut.

Seperti ramai diberitakan,
seorang warganet menyampaikan temuan karung berisi bangkai potongan badan
kucing di Medan. Temuan itu diunggahnya di media sosial miliknya, pada Rabu 27
Januarai 2021. Dari informasi setempat, ia menyebut jika daging kucing dijual
seharga Rp70 ribu untuk dimakan.

PROKALTENG.CO – Video dan foto berisi bangkai potongan bagian badan
kucing viral di media sosial. Diduga, daging kucing dijual seharga Rp70 ribu
per kilogram. Diketahui, sejumlah negara memiliki komunitas yang gemar
menyantap daging kucing. Meski, penelitian menyebut risiko kesehatan di balik
menyantap kucing.

Dilansir dari sejumlah sumber,
komunitas di Peru memiliki festival makan daging kuncing, setiap minggu ketiga
di bulan September. Sedikitnya 100 ekor kucing dibantai per tahun, menurut
Detik. Festival makan daging kucing digelar di La Quebrada, di San Luis de
Canete, Peru. Kucing dibantai dengan cara yang sadis, seperti ditenggelamkan,
ditembak, dan disembelih untuk diambil dagingnya dan dimakan. Namun festival
ini kini tak lagi digelar. Sebab banyak aktivis pencinta hewan mengecam
festival yang keji ini.

Sementara di Vietnam, menu olahan
daging kucing menjadi salah satu santapan yang populer di kota besar di Hanoi
dan Ho Chi Minh City, dikutip dari Kompas terbitan tahun 2014.

Pada hari sibuk, sebuah restoran
bisa melayani hingga 100 permintaan sajian daging kucing.  Kondisi ini juga membuat warga pemilik kucing
ketakutan lantaran khawatir kucingnya tiba-tiba hilang dicuri untuk dijadikan
santapan.

Baca Juga :  Lagi, Kapal China Siksa dan Larung ABK Indonesia di Laut

Seorang dokter hewan, Hoang Ngoc
Bau, menduga kebiasaan makan daging kucing di Vietnam dipengaruhi dari masa
lalu di mana warga Vietnam pernah sangat miskin akibat perang berkepanjangan.
“Jadi, kami makan segalanya untuk bisa bertahan hidup, dari mulai
serangga, anjing, kucing, bahkan tikus. Ini sudah menjadi kebiasaan,”
katanya.

Selain Vietnam, Peru, dan juga
Madagaskar, masyarakat Manado di Indonesia juga gemar menyantap daging hewan
ekstrem, seperti kucing, kelelawar, dan juga tikus.

Bahaya Menyantap Daging Kucing

Menyantap daging kucing juga
memiliki risiko yang berbahaya bagi keksehatan. Jurnal berjudul ‘Consumption of
Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications’
(2015), memaparkan bahaya menyantap daging kucing.

Salah satu bakteri yang mungkin
muncul dari daging kucing baik mentah maupun matang adalah Clostridium
Botulinum, bakteri penghasil racun botulin yang menyebabkan botulisme, dilansir
dari Kumparan.

Baca Juga :  Kematian Akibat Korona Menggila, Arena Seluncur Jadi Penampungan Mayat

Botulisme adalah kondisi
keracunan serius yang menyerang sistem syaraf (otak dan sumsum tulang
belakang), menyebabkan kelumpuhan yang secara bertahap menyebar ke seluruh
tubuh.

Selain itu, kutu-kutu kucing di
kucing berpotensi menyebabkan manusia terinfeksi bakteri Borrelia Crocidurae.
Bakteri ini menyebabkan demam tinggi.

Juga parasit protozoa Toxoplasma
Gondii, yang menyebabkan toksoplasmosis pada manusia dengan kekebalan tubuh
yang lemah. Taksoplasmosis memengaruhi fungsi kerja saluran pencernaan manusia,
juga organ vital seperti jantung, saraf, dan kulit.

Bagi ibu hamil, taksoplasmosis
mengakibatkan kelainan bentuk serius seperti kebutaan dan kerusakan neurologis
pada janin bayi. Hingga kini, belum ada vaksin yang mampu menangkal penyakit
tersebut.

Seperti ramai diberitakan,
seorang warganet menyampaikan temuan karung berisi bangkai potongan badan
kucing di Medan. Temuan itu diunggahnya di media sosial miliknya, pada Rabu 27
Januarai 2021. Dari informasi setempat, ia menyebut jika daging kucing dijual
seharga Rp70 ribu untuk dimakan.

Terpopuler

Artikel Terbaru