33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

39 Jenazah di Kontainer Warga Tiongkok, Korban Perdagangan Manusia

Kepolisian Essex, Inggris, mengungkapkan hasil penyelidikan
terkait penemuan 39 jenazah di dalam truk kontainer pada Rabu (24/10) waktu
setempat. Mereka mengatakan bahwa semua jenazah tersebut dipastikan merupakan
warga negara Tiongkok yang terdiri dari 38 jenazah dewasa dan 1 remaja. Jenis
kelamin adalah 31 laki-laki dan 8 perempuan.

Kontainer itu sendiri dikirim dari Belgia ke Inggris. Hingga
saat ini, polisi masih menginterograsi sopir truk kontainer tersebut yang masih
belum disebutkan identitasnya. Dia hanya disebutkan seorang laki-laki berumur
25 tahun dan berasal dari Irlandia Utara.

“Kami mengonfirmasikan bahwa 39 jenazah yang ditemukan di
kontainer adalah warga negara Tiongkok. Terdiri dari 31 pria dan 8 perempuan,”
sebut pernyataan polisi pada Kamis (24/10) seperti dilansir Al Jazeera.

Terkait hal itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan
sedang berusaha mengonfirmasi hasil penyelidikan kepolisian Inggris. Pihak
kemenlu Tiongkok menyebut hingga saat ini mereka belum bisa memberikan
keterangan apa-apa.

Baca Juga :  Kenakan Biaya ke Pasien Covid Rp 305 Juta, Nakes Ditangkap

Seperti diketahui, polisi Inggris menemukan mayat-mayat tersebut
pada Rabu (23/10) pagi di sebuah truk kontainer di sebuah kawasan industri di
Grays, sekitar 32 km dari London. Kontainer tersebut dikirim dari pelabuhan
Zeebrugge di Belgia pada Selasa (22/10).

Penemuan itu seakan mengingatkan kematian 58 migran asal
Tiongkok pada tahun 2000 silam di sebuah truk di Dover, Inggris. Truk tersebut
disebut menempuh perjalanan berbulan-bulan dari provinsi Fujian di Tiongkok
selatan. Mereka diangkut berbarengan dengan muatan tomat dengan kapal feri dari
Zeebrugge.

Di sisi lain, sopir truk kontainer asal Irlandia Utara yang
telah ditahan pihak kepolisian masih terus diinterograsi. Dalam penyelidikan
awalm dia dikenakan dugaan pembunuhan. Beberapa saat setelah sopir tersebut
ditahan, kepolisian Irlandia Utara melakukan penggeledahan di desa Laurelvale,
Irlandia Utara, pada Rabu (23/10) malam. Itu merupakan rumah yang ditinggali
sang sopir dan keluarganya.

Baca Juga :  Setelah Lengser, Donald Trump dan Keluarga Langsung Dilarang Masuk Tio

Shaun Sawyer, juru bicara Kepolisian Inggris, memberikan titik
terang bahwa 39 jenazah yang ditemukan merupakan korban perdagangan manusia.
Namun, itu masih dugaan awal. Inggris, menurut Sawyer, dianggap oleh penjahat
yang terorganisir sebagai tempat yang aman bagi para pedagang manusia.

“Anda tidak dapat mengubah Britania Raya menjadi benteng yang
kokoh. Kami harus menerima bahwa kami memiliki batas yang masih lemah,” sebut
Sawyer kepada Radio BBC.

Penemuan jenazah dalam jumlah besar dan disinyalir sebagai
korban perdangan manusia bukan kali pertama terjadi. Pada 27 Agustus 2015,
polisi Austria menemukan 71 mayat (8 anak-anak) di dalam sebuah truk di Jalan
Raya A4. Di Inggris, tragedi yang paling memilukan sebelumnya terjadi pada
2000. Kala itu 58 orang Tiongkok ditemukan dalam sebuah truk di Dover.(jpg)

 

Kepolisian Essex, Inggris, mengungkapkan hasil penyelidikan
terkait penemuan 39 jenazah di dalam truk kontainer pada Rabu (24/10) waktu
setempat. Mereka mengatakan bahwa semua jenazah tersebut dipastikan merupakan
warga negara Tiongkok yang terdiri dari 38 jenazah dewasa dan 1 remaja. Jenis
kelamin adalah 31 laki-laki dan 8 perempuan.

Kontainer itu sendiri dikirim dari Belgia ke Inggris. Hingga
saat ini, polisi masih menginterograsi sopir truk kontainer tersebut yang masih
belum disebutkan identitasnya. Dia hanya disebutkan seorang laki-laki berumur
25 tahun dan berasal dari Irlandia Utara.

“Kami mengonfirmasikan bahwa 39 jenazah yang ditemukan di
kontainer adalah warga negara Tiongkok. Terdiri dari 31 pria dan 8 perempuan,”
sebut pernyataan polisi pada Kamis (24/10) seperti dilansir Al Jazeera.

Terkait hal itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan
sedang berusaha mengonfirmasi hasil penyelidikan kepolisian Inggris. Pihak
kemenlu Tiongkok menyebut hingga saat ini mereka belum bisa memberikan
keterangan apa-apa.

Baca Juga :  Kenakan Biaya ke Pasien Covid Rp 305 Juta, Nakes Ditangkap

Seperti diketahui, polisi Inggris menemukan mayat-mayat tersebut
pada Rabu (23/10) pagi di sebuah truk kontainer di sebuah kawasan industri di
Grays, sekitar 32 km dari London. Kontainer tersebut dikirim dari pelabuhan
Zeebrugge di Belgia pada Selasa (22/10).

Penemuan itu seakan mengingatkan kematian 58 migran asal
Tiongkok pada tahun 2000 silam di sebuah truk di Dover, Inggris. Truk tersebut
disebut menempuh perjalanan berbulan-bulan dari provinsi Fujian di Tiongkok
selatan. Mereka diangkut berbarengan dengan muatan tomat dengan kapal feri dari
Zeebrugge.

Di sisi lain, sopir truk kontainer asal Irlandia Utara yang
telah ditahan pihak kepolisian masih terus diinterograsi. Dalam penyelidikan
awalm dia dikenakan dugaan pembunuhan. Beberapa saat setelah sopir tersebut
ditahan, kepolisian Irlandia Utara melakukan penggeledahan di desa Laurelvale,
Irlandia Utara, pada Rabu (23/10) malam. Itu merupakan rumah yang ditinggali
sang sopir dan keluarganya.

Baca Juga :  Setelah Lengser, Donald Trump dan Keluarga Langsung Dilarang Masuk Tio

Shaun Sawyer, juru bicara Kepolisian Inggris, memberikan titik
terang bahwa 39 jenazah yang ditemukan merupakan korban perdagangan manusia.
Namun, itu masih dugaan awal. Inggris, menurut Sawyer, dianggap oleh penjahat
yang terorganisir sebagai tempat yang aman bagi para pedagang manusia.

“Anda tidak dapat mengubah Britania Raya menjadi benteng yang
kokoh. Kami harus menerima bahwa kami memiliki batas yang masih lemah,” sebut
Sawyer kepada Radio BBC.

Penemuan jenazah dalam jumlah besar dan disinyalir sebagai
korban perdangan manusia bukan kali pertama terjadi. Pada 27 Agustus 2015,
polisi Austria menemukan 71 mayat (8 anak-anak) di dalam sebuah truk di Jalan
Raya A4. Di Inggris, tragedi yang paling memilukan sebelumnya terjadi pada
2000. Kala itu 58 orang Tiongkok ditemukan dalam sebuah truk di Dover.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru