33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Australia Bakal Permanenkan Sistem Shift Bekerja Dari Rumah

PROKALTENG.CO – Di masa pandemi, banyak kantor yang menerapkan sistem bekerja dari rumah atau populer disebut work from home atau WFH. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran virus corona.

Di Australia, wacana untuk menjadikan sistem berkerja dari rumah menjadi shift permanen sedang dipertimbangkan. Sejumlah pekerja di beberapa perusahaan terbesar dengan senang hati melakukannya, meskipun ada sejumlah konsekuensi yang harus dihadapi.

Salah satu karyawan, bernama Mark Soffer telah bekerja dari rumah selama satu setengah tahun. Baginya, menghabiskan 90 persen jam kantornya di rumah adalah cara masa depan.

"Saya suka fleksibilitas yang diberikannya kepada saya," katanya, seperti dikutip dari 9News, Selasa (6/7).

"Ini memungkinkan saya untuk menyeimbangkan keluarga saya dengan pekerjaan saya," katanya.

Dia adalah salah satu dari lebih 25.000 tenaga kerja kuat Telstra yang sekarang diberi otonomi penuh di mana dan kapan mereka bekerja.

Baca Juga :  Perbuatan Keji Terhadap Warga Palestina, Israel akan Digugat

CEO Telstra Andrew Penn mengatakan perusahaan ingin mendorong kerja yang fleksibel. "Kami telah lama berkomitmen pada fleksibilitas, benar-benar untuk mencoba dan meningkatkan tingkat keragaman dan inklusi dalam organisasi," kata Penn.

"Covid telah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya itu," lanjutnya.

Penn mengatakan hampir semua pekerjaan saat ini dilakukan dengan flesibilitas, baik waktu dan lokasi. Ia menyadari hal ini masih menjadi perdebatan terutama banyak pengusaha yang menginginkan  semua kembali normal.

"Fokus kami sekarang justru mencurahkan segala enerji untuk bagaimana membuat bekerja sesukses mungkin," katanya.

Para pekerja Australia jelas terpikat pada sistem pekerjaan dari rumah ini.

Data baru dari penyedia perangkat lunak HR Employment Hero menunjukkan 94 persen orang ingin bekerja dari jarak jauh setidaknya satu hari per minggu. Sekitar 33 persen ingin tetap berada di luar kantor secara permanen.

Baca Juga :  Akun Bos Twitter Diretas

"Ini semua tentang menanggapi dunia di mana saya melihat hibrida bekerja sebagai bagian permanen dari masa depan kita," kata Penn.

Tetapi bekerja dari rumah tidak selalu menjadi pilihan dan diperuntukkan bagi semua orang. Bekerja dari rumah berarti akan memberi tekanan ekstra pada rumah tangga yang sudah sibuk.

Data juga menunjukkan sepertiga pekerja merasa sulit secara mental.

Sekitar 29 persen karyawan juga mengaku merindukan rekan kerja mereka, dan lebih dari seperlima mengatakan mereka tidak cukup bangun dari meja mereka.

PROKALTENG.CO – Di masa pandemi, banyak kantor yang menerapkan sistem bekerja dari rumah atau populer disebut work from home atau WFH. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran virus corona.

Di Australia, wacana untuk menjadikan sistem berkerja dari rumah menjadi shift permanen sedang dipertimbangkan. Sejumlah pekerja di beberapa perusahaan terbesar dengan senang hati melakukannya, meskipun ada sejumlah konsekuensi yang harus dihadapi.

Salah satu karyawan, bernama Mark Soffer telah bekerja dari rumah selama satu setengah tahun. Baginya, menghabiskan 90 persen jam kantornya di rumah adalah cara masa depan.

"Saya suka fleksibilitas yang diberikannya kepada saya," katanya, seperti dikutip dari 9News, Selasa (6/7).

"Ini memungkinkan saya untuk menyeimbangkan keluarga saya dengan pekerjaan saya," katanya.

Dia adalah salah satu dari lebih 25.000 tenaga kerja kuat Telstra yang sekarang diberi otonomi penuh di mana dan kapan mereka bekerja.

Baca Juga :  Perbuatan Keji Terhadap Warga Palestina, Israel akan Digugat

CEO Telstra Andrew Penn mengatakan perusahaan ingin mendorong kerja yang fleksibel. "Kami telah lama berkomitmen pada fleksibilitas, benar-benar untuk mencoba dan meningkatkan tingkat keragaman dan inklusi dalam organisasi," kata Penn.

"Covid telah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya itu," lanjutnya.

Penn mengatakan hampir semua pekerjaan saat ini dilakukan dengan flesibilitas, baik waktu dan lokasi. Ia menyadari hal ini masih menjadi perdebatan terutama banyak pengusaha yang menginginkan  semua kembali normal.

"Fokus kami sekarang justru mencurahkan segala enerji untuk bagaimana membuat bekerja sesukses mungkin," katanya.

Para pekerja Australia jelas terpikat pada sistem pekerjaan dari rumah ini.

Data baru dari penyedia perangkat lunak HR Employment Hero menunjukkan 94 persen orang ingin bekerja dari jarak jauh setidaknya satu hari per minggu. Sekitar 33 persen ingin tetap berada di luar kantor secara permanen.

Baca Juga :  Akun Bos Twitter Diretas

"Ini semua tentang menanggapi dunia di mana saya melihat hibrida bekerja sebagai bagian permanen dari masa depan kita," kata Penn.

Tetapi bekerja dari rumah tidak selalu menjadi pilihan dan diperuntukkan bagi semua orang. Bekerja dari rumah berarti akan memberi tekanan ekstra pada rumah tangga yang sudah sibuk.

Data juga menunjukkan sepertiga pekerja merasa sulit secara mental.

Sekitar 29 persen karyawan juga mengaku merindukan rekan kerja mereka, dan lebih dari seperlima mengatakan mereka tidak cukup bangun dari meja mereka.

Terpopuler

Artikel Terbaru