31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Himapa Minta Aparat Usut Kasus Rasisme

PALANGKA RAYA – Himpunan Mahasiswa Papua (Himapa)
Palangka Raya mengecam dugaan aksi rasisme yang terjadi di Surabaya dan
beberapa daerah lain di Indonesia. Ketua Himapa Palangka Raya, Yosafat Sani meminta
pihak keamanan untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

“Kami sangat mengutuk keras adanya rasisme yang dilakukan oleh oknum
atau ormas tertentu di Surabaya beberapa waktu lalu terhadap mahasiswa Papua.
Kami berharap kejadian itu adalah yang terakhir di bumi pertiwi ini. Tidak
hanya ke suku Papua, tetapi juga dengan suku-suku lain di Indonesia,” tegas dia,
Sabtu (24/8/2019) malam.

Kejadian beberapa waktu lalu yang menimpa sejumlah mahasiswa Papua di Pulau
Jawa menurut dia, sangat disayangkan. “Terlebih lagi sampai saat ini akar
masalah belum dapat diungkap secara jelas. Kami berharap agar kasus itu bisa diusut tuntas dan transparan,” ujarnya.

Baca Juga :  Gunakan Dana BTT untuk Mengendalikan Inflasi di Kotim

Sementara itu, Ketua JPIC Keuskupan Palangka Raya Pastor Fransiskus Janu
Hamu Pr mengatakan, rasisme dan diskriminasi yang terjadi terhadap mahasiswa
Papua di Tanah Air seperti sebuah kemunduran, yang menunjukan adanya sebagian
anak bangsa yang belum sepenuhnya memahami Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.

“Papua adalah Indonesia. Artinya keberadaan mereka merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari NKRI,” ujar Frans.

Dalam kegiatan solidaritas Papua tersebut diikuti sejumlah organisasi
mahasiswa yang ada di Palangka Raya. Aksi juga diakhiri dengan doa bersama
lintas agama. (old/nto)

PALANGKA RAYA – Himpunan Mahasiswa Papua (Himapa)
Palangka Raya mengecam dugaan aksi rasisme yang terjadi di Surabaya dan
beberapa daerah lain di Indonesia. Ketua Himapa Palangka Raya, Yosafat Sani meminta
pihak keamanan untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

“Kami sangat mengutuk keras adanya rasisme yang dilakukan oleh oknum
atau ormas tertentu di Surabaya beberapa waktu lalu terhadap mahasiswa Papua.
Kami berharap kejadian itu adalah yang terakhir di bumi pertiwi ini. Tidak
hanya ke suku Papua, tetapi juga dengan suku-suku lain di Indonesia,” tegas dia,
Sabtu (24/8/2019) malam.

Kejadian beberapa waktu lalu yang menimpa sejumlah mahasiswa Papua di Pulau
Jawa menurut dia, sangat disayangkan. “Terlebih lagi sampai saat ini akar
masalah belum dapat diungkap secara jelas. Kami berharap agar kasus itu bisa diusut tuntas dan transparan,” ujarnya.

Baca Juga :  Gunakan Dana BTT untuk Mengendalikan Inflasi di Kotim

Sementara itu, Ketua JPIC Keuskupan Palangka Raya Pastor Fransiskus Janu
Hamu Pr mengatakan, rasisme dan diskriminasi yang terjadi terhadap mahasiswa
Papua di Tanah Air seperti sebuah kemunduran, yang menunjukan adanya sebagian
anak bangsa yang belum sepenuhnya memahami Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.

“Papua adalah Indonesia. Artinya keberadaan mereka merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari NKRI,” ujar Frans.

Dalam kegiatan solidaritas Papua tersebut diikuti sejumlah organisasi
mahasiswa yang ada di Palangka Raya. Aksi juga diakhiri dengan doa bersama
lintas agama. (old/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru