26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Berhadiah Buah dan Doa, Semangatnya Luar Biasa

Tahun ini sangat
berbeda saat merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Tak ada
gelaran lomba yang menarik massa datang. Semua serba patuh dengan protokol
kesehatan. Namun, masih ada kesempatan bagi para pasien yang terpapar Covid-19
merasakan lomba, meski digelar apa adanya.

 

AGUS PRAMONO, Palangka
Raya

 

PUKUL 09.01 WIB, admin
mengumumkan di grup yang dihuni para pasien terpapar Covid-19. Isi pesannya
kurang lebih memberitahukan jika akan digelar perlombaan. Pasien yang menghuni
bangunan yang diberi nama Mina, Mudzdalifah, Multazam pun keluar. Tidak
semuanya. Dari 37 orang pasien yang ada, paling yang hadir tak sampai 20 orang.
Mungkin pada kecapekan. Maklum, baru selesai senam. Belum genap setengah jam
istirahat.

Senam memang menjadi
menu harian. Selain makan dan minum obat. Hari pertama menghuni rumah sakit
perluasan di Asrama Haji Al-Mabrur ini saya (penulis) ikut senam. Tapi tak ada
instruktur. Hanya perawat yang nyambi instruktur. Baru hari kedua itu merasakan
senam sore dipandu oleh instruktur. Gerakan-gerakannya jelas. Di momen
pemanasan, insruktur itu memilih gerakan mencuci tangan yang benar. Ada tujuh
gerakan kalau tidak salah. Diulang-ulang. Sampai musiknya berhenti.

Tapi, saat itu kami
yang berhenti duluan. Sebelum instruktur mengakhiri gerakan. Tiba-tiba turun
hujan. Deras. Saking derasnya, mengalahkan suara musik yang dipakai untuk
mengiringi kami senam.

Baca Juga :  Adik Bungsu

Tapi, hujan tak jadi
penghalang. Kami masih semangat. Senam tetap lanjut. Hanya posisi barisan yang
ambyar. Ada yang memilih di bawah tenda. Ada yang memilih di teras bangunan.

Oiya, kembali ke lomba.
Sebelum lomba, kami diberi ornamen bendera merah putih. Satu orang, satu
bendera. Penanggung Jawab rumah sakit perluasan di Asrama Haji Al-Mabrur dr Prabo
Wuryantoro memandu kami yang sudah berbaris untuk menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Sebeum itu, Prabo menyampaikan kata-kata sambutan. Singkat dan jelas.

“Kita sebagai bangsa
yang merdeka, mari kita merayakan hari kemerdekaan ini. Untuk itu, jangan patah
semangat ketika mendapat cobaan ini,” ujarnya. 

Sejurus kemudian lomba
dilaksanakan. Pasien yang hadir dibagi menjadi tiga regu. Masing-masing regu
ada lima orang. Jenis permainan yang dilombakan adalah memasukkan paku dalam
botol. Mengandalkan kerja sama tim. Jadi, empat orang dililit tali di pinggang.
Tali itu membentuk tanda plus (+) jika empat orang itu sudah diikat. Kami
membelakangi botol. Satu orang bertindak sebagai pengarah. Kami enggak boleh
melihat.

Setelah peluit
tanda  dimulainya perlombaan, tiga regu
saling bersaing agar bisa jadi yang pertama.

“Kamu maju, Jongkok
dikit,” celetuk pengarah.

“Ini sudah maju, kurang
kah,” jawab orang dalam satu regu.

“Iya, iya, iya, dikit
lagi, dikit lagi, mundur dikit,” celetukan-celetukan seperti itu saling
bersahutan.

Baca Juga :  Belasan Pengamen dan PKL Dirazia dan di Rapid Test, Hasilnya 2 Orang R

Sampai akhirnya,
sekitar lima menit berkutat dengan maju, mundur, jongkok, regu kami menjadi
yang pertama berhasil memasukkan paku dalam botol itu. Disusul dua regu lain.

Semua itu berkat
dukungan para tenaga kesehatan yang dari kejauhan member kami semangat. Hehehe.
Belum lagi tenaga medis yang mengenakan APD yang tak henti-hentinya meneriaki
kami agar sesegera mungkin mengakhiri perlombaan.

Akhirnya, kami mendapat
hadiah. Hadiahnya berupa buah. Buah pir dan apel. Juara dua dan tiga juga sama,
mendapat hadiah buah. Dan hadiah yang paling utama adalah doa.

“Semoga, semua yang ada
di sini, cepat disembuhkan segala penyakitnya dan kembali kumpul keluarga di
rumah. Tetap patuhi protokol kesehatan yang dianjurkan selama masa pengobatan
di sini,” kata Prabo.

Selain lomba di atas,
ada satu hadiah lagi yang diperebutkan. Hadiahnya juga sama. Buah. Kami pun
diminta untuk berjoget. Siapa takut. Yang penting joget. Hitung-hitung
meningkatkan imunitas. Tak peduli apapun hadiahnya.

“Saya begitu senang dengan adanya lomba ini.
Sangat berkesan dalam memeriahkan hari kemerdekaan. Semoga kami  semua segera sembuh, dan kembali beraktivitas
normal. Terima kasih buat tenaga kesehatan yang sudah merawat kami di sini.
Mereka luar biasa,”ujar salah satu pasien, M.

Tahun ini sangat
berbeda saat merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Tak ada
gelaran lomba yang menarik massa datang. Semua serba patuh dengan protokol
kesehatan. Namun, masih ada kesempatan bagi para pasien yang terpapar Covid-19
merasakan lomba, meski digelar apa adanya.

 

AGUS PRAMONO, Palangka
Raya

 

PUKUL 09.01 WIB, admin
mengumumkan di grup yang dihuni para pasien terpapar Covid-19. Isi pesannya
kurang lebih memberitahukan jika akan digelar perlombaan. Pasien yang menghuni
bangunan yang diberi nama Mina, Mudzdalifah, Multazam pun keluar. Tidak
semuanya. Dari 37 orang pasien yang ada, paling yang hadir tak sampai 20 orang.
Mungkin pada kecapekan. Maklum, baru selesai senam. Belum genap setengah jam
istirahat.

Senam memang menjadi
menu harian. Selain makan dan minum obat. Hari pertama menghuni rumah sakit
perluasan di Asrama Haji Al-Mabrur ini saya (penulis) ikut senam. Tapi tak ada
instruktur. Hanya perawat yang nyambi instruktur. Baru hari kedua itu merasakan
senam sore dipandu oleh instruktur. Gerakan-gerakannya jelas. Di momen
pemanasan, insruktur itu memilih gerakan mencuci tangan yang benar. Ada tujuh
gerakan kalau tidak salah. Diulang-ulang. Sampai musiknya berhenti.

Tapi, saat itu kami
yang berhenti duluan. Sebelum instruktur mengakhiri gerakan. Tiba-tiba turun
hujan. Deras. Saking derasnya, mengalahkan suara musik yang dipakai untuk
mengiringi kami senam.

Baca Juga :  Adik Bungsu

Tapi, hujan tak jadi
penghalang. Kami masih semangat. Senam tetap lanjut. Hanya posisi barisan yang
ambyar. Ada yang memilih di bawah tenda. Ada yang memilih di teras bangunan.

Oiya, kembali ke lomba.
Sebelum lomba, kami diberi ornamen bendera merah putih. Satu orang, satu
bendera. Penanggung Jawab rumah sakit perluasan di Asrama Haji Al-Mabrur dr Prabo
Wuryantoro memandu kami yang sudah berbaris untuk menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Sebeum itu, Prabo menyampaikan kata-kata sambutan. Singkat dan jelas.

“Kita sebagai bangsa
yang merdeka, mari kita merayakan hari kemerdekaan ini. Untuk itu, jangan patah
semangat ketika mendapat cobaan ini,” ujarnya. 

Sejurus kemudian lomba
dilaksanakan. Pasien yang hadir dibagi menjadi tiga regu. Masing-masing regu
ada lima orang. Jenis permainan yang dilombakan adalah memasukkan paku dalam
botol. Mengandalkan kerja sama tim. Jadi, empat orang dililit tali di pinggang.
Tali itu membentuk tanda plus (+) jika empat orang itu sudah diikat. Kami
membelakangi botol. Satu orang bertindak sebagai pengarah. Kami enggak boleh
melihat.

Setelah peluit
tanda  dimulainya perlombaan, tiga regu
saling bersaing agar bisa jadi yang pertama.

“Kamu maju, Jongkok
dikit,” celetuk pengarah.

“Ini sudah maju, kurang
kah,” jawab orang dalam satu regu.

“Iya, iya, iya, dikit
lagi, dikit lagi, mundur dikit,” celetukan-celetukan seperti itu saling
bersahutan.

Baca Juga :  Belasan Pengamen dan PKL Dirazia dan di Rapid Test, Hasilnya 2 Orang R

Sampai akhirnya,
sekitar lima menit berkutat dengan maju, mundur, jongkok, regu kami menjadi
yang pertama berhasil memasukkan paku dalam botol itu. Disusul dua regu lain.

Semua itu berkat
dukungan para tenaga kesehatan yang dari kejauhan member kami semangat. Hehehe.
Belum lagi tenaga medis yang mengenakan APD yang tak henti-hentinya meneriaki
kami agar sesegera mungkin mengakhiri perlombaan.

Akhirnya, kami mendapat
hadiah. Hadiahnya berupa buah. Buah pir dan apel. Juara dua dan tiga juga sama,
mendapat hadiah buah. Dan hadiah yang paling utama adalah doa.

“Semoga, semua yang ada
di sini, cepat disembuhkan segala penyakitnya dan kembali kumpul keluarga di
rumah. Tetap patuhi protokol kesehatan yang dianjurkan selama masa pengobatan
di sini,” kata Prabo.

Selain lomba di atas,
ada satu hadiah lagi yang diperebutkan. Hadiahnya juga sama. Buah. Kami pun
diminta untuk berjoget. Siapa takut. Yang penting joget. Hitung-hitung
meningkatkan imunitas. Tak peduli apapun hadiahnya.

“Saya begitu senang dengan adanya lomba ini.
Sangat berkesan dalam memeriahkan hari kemerdekaan. Semoga kami  semua segera sembuh, dan kembali beraktivitas
normal. Terima kasih buat tenaga kesehatan yang sudah merawat kami di sini.
Mereka luar biasa,”ujar salah satu pasien, M.

Terpopuler

Artikel Terbaru