30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Nostalgia Kendaraan Antik, Bikin Ngiler

KENDARAAN lawas tak selalu identik
dengan kondisinya yang usang tergerus waktu, karat di sana-sini dengan performa
yang mulai loyo. Kendaraan lawas di tangan yang benar malah bisa mengalahkan
kendaraan keluaran baru baik dari segi tampilan, daya pikat, bahkan performa
mesinnya.

Omong-omong soal kendaraan
lawas, Pasar Jongkok Otomotif (Parjo) 2019 yang dihelat pada Sabtu (6/7) hari
ini hingga Minggu (7/7) memamerkan beragam kendaraan lansiran tahun 1960-an
hingga yang terbaru dengan beragam tipe dan varian. Bertempat di Museum Purna Bhakti
Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Parjo 2019 bisa menjadi
alternatif wisata akhir pekan bagi penyuka otomotif.

Menilik kendaraan lawas,
khususnya mobil, terdapat beragam merek mobil di arena Parjo 2019. Seperti
sudah disinggung di atas, kendaraan-kendaraan di sini kebanyakan berusia
lanjut.

Baca Juga :  Meghan Markle Punya Sandal Gladiator Kesayangan yang Dipakai Tahunan

Namun begitu, bukan
sembarang mobil usia lanjut yang dipamerkan di gelaran tahunan ini. Beberapa
yang menarik perhatian antara lain VW Safari, VW Combi, Toyota Land Cruiser,
Toyota Corolla, Datsun, Mercedes Benz G-Class, Holden keluaran lawas Citroen
dan masih banyak lagi.

Agus, dari Komunitas Safari
Indonesia di arena Parjo 2019 hadir dengan mobil kesayangannya, VW Safari tahun
1972. “Saya senang VW sejak SMA, waktu itu peninggalan oom saya. Saat ini, VW
safari yang saya pakai sudah delapan tahun sama saya,” tutur Agus
kepada JawaPos.com.

Dirinya bercerita, tak
banyak ubahan pada mobilnya. “Sebisa mungkin dipertahankan orisinalitasnya.
Bodinya dikembalikan ke asli, interiornya, mesinnya juga kaki-kakinya. Pokoknya
diusahakan kembali ke kondisi asli,” terangnya antusias.

Baca Juga :  Mahalnya Biaya Tampil di Pekan Mode, Sekali Show Capai Rp 350 Juta

Di arena yang sama, Bambang
dari Holden Jakarta, juga demikian. Dirinya bersama komunitas Holden Jakarta
memamerkan beberapa model Holden sekaligus. Dirinya sendiri memiliki Holden Premier
HQ 1972.

“Sudah enam tahun pakai
Holden. Mesin standar, tapi dikawinkan jeroannya dengan mesin yang memiliki
daya lebih besar,” katanya.

Untuk mobil Holdennya,
dikatakan Bambang sebisa mungkin keadaannya harus orisinil. “Interior orisinil,
mesin hanya dikawinkan saja, tapi mesin asli semua. Eksterior, diluar pakai ban
Mickey Thompson untuk yang belakang, depannya Dunlop. Velgnya weld racing,”
terangnya.

Suka duka mengendarai mobil
tua, dikatakan Bambang lebih banyak sukanya ketimbang dukanya. Menurutnya,
mobil tua itu seperti memiliki jiwa. “Seperti ada ikatan antara mobil dengan
tuannya. Jadi pusat perhatian, pokoknya seru deh,” tukasnya. (jpc)

KENDARAAN lawas tak selalu identik
dengan kondisinya yang usang tergerus waktu, karat di sana-sini dengan performa
yang mulai loyo. Kendaraan lawas di tangan yang benar malah bisa mengalahkan
kendaraan keluaran baru baik dari segi tampilan, daya pikat, bahkan performa
mesinnya.

Omong-omong soal kendaraan
lawas, Pasar Jongkok Otomotif (Parjo) 2019 yang dihelat pada Sabtu (6/7) hari
ini hingga Minggu (7/7) memamerkan beragam kendaraan lansiran tahun 1960-an
hingga yang terbaru dengan beragam tipe dan varian. Bertempat di Museum Purna Bhakti
Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Parjo 2019 bisa menjadi
alternatif wisata akhir pekan bagi penyuka otomotif.

Menilik kendaraan lawas,
khususnya mobil, terdapat beragam merek mobil di arena Parjo 2019. Seperti
sudah disinggung di atas, kendaraan-kendaraan di sini kebanyakan berusia
lanjut.

Baca Juga :  Meghan Markle Punya Sandal Gladiator Kesayangan yang Dipakai Tahunan

Namun begitu, bukan
sembarang mobil usia lanjut yang dipamerkan di gelaran tahunan ini. Beberapa
yang menarik perhatian antara lain VW Safari, VW Combi, Toyota Land Cruiser,
Toyota Corolla, Datsun, Mercedes Benz G-Class, Holden keluaran lawas Citroen
dan masih banyak lagi.

Agus, dari Komunitas Safari
Indonesia di arena Parjo 2019 hadir dengan mobil kesayangannya, VW Safari tahun
1972. “Saya senang VW sejak SMA, waktu itu peninggalan oom saya. Saat ini, VW
safari yang saya pakai sudah delapan tahun sama saya,” tutur Agus
kepada JawaPos.com.

Dirinya bercerita, tak
banyak ubahan pada mobilnya. “Sebisa mungkin dipertahankan orisinalitasnya.
Bodinya dikembalikan ke asli, interiornya, mesinnya juga kaki-kakinya. Pokoknya
diusahakan kembali ke kondisi asli,” terangnya antusias.

Baca Juga :  Mahalnya Biaya Tampil di Pekan Mode, Sekali Show Capai Rp 350 Juta

Di arena yang sama, Bambang
dari Holden Jakarta, juga demikian. Dirinya bersama komunitas Holden Jakarta
memamerkan beberapa model Holden sekaligus. Dirinya sendiri memiliki Holden Premier
HQ 1972.

“Sudah enam tahun pakai
Holden. Mesin standar, tapi dikawinkan jeroannya dengan mesin yang memiliki
daya lebih besar,” katanya.

Untuk mobil Holdennya,
dikatakan Bambang sebisa mungkin keadaannya harus orisinil. “Interior orisinil,
mesin hanya dikawinkan saja, tapi mesin asli semua. Eksterior, diluar pakai ban
Mickey Thompson untuk yang belakang, depannya Dunlop. Velgnya weld racing,”
terangnya.

Suka duka mengendarai mobil
tua, dikatakan Bambang lebih banyak sukanya ketimbang dukanya. Menurutnya,
mobil tua itu seperti memiliki jiwa. “Seperti ada ikatan antara mobil dengan
tuannya. Jadi pusat perhatian, pokoknya seru deh,” tukasnya. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru