27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Penghasilan Orang Tua Pas-pasan, Ikut Kejuaraan Bermodalkan Pinjaman

Febriani
Dwi Suriani, seorang atlet Kalteng yang berhasil mencetak prestasi pada
kejuaraan sepatu roda. Kali ini levelnya bukan antarsekolah atau antarkabupaten,
namun lebih yang lebih tinggi, yakni regional Kalimantan. Sebuah event
bergengsi yang pastinya diikuti atlet-atlet terbaik. Sudah tentu bukan hal mudah
bagi Febriani untuk bisa menembus podium juara.

EMMANUEL
LIU,
Palangka
Raya

 

DENGAN malu-malu
Febriani Dwi Suriani mengeluarkan dua medali yang diraihnya pada kejuaraan sepatu
roda regional Kalimantan. Dua medali perunggu yang dikalungkan di lehernya itu
sangat spesial dan berarti baginya. Bagaimana tidak? Untuk merebut juara pada
event yang berlangsung di Samarinda pada 2-3 Mei lalu itu, gadis cilik yang
akrab disapa Febri itu harus berjuang keras.

Semangat yang ditunjukkan
oleh siswi MTSN-1 Palangka Raya itu dalam dunia olahraga, khususnya cabang
sepatu roda, memang patur diacungi jempol. Kendati dalam keterbatasan dana, karena
hanya merupakan anak seorang tukang pentol, Febri tetap berupaya untuk
mengikuti setiap event digelar, baik dalam maupun luar kota.

Orang tuanya pun nekat berutang
di bank, hanya demi membiayai transportasi dan lain-lain, saat Fabri memutuskan
mengikuti kejuaraan sepatu roda se-kalimantan di Samarinda beberapa waktu lalu.

“Saya mendapatkan
support yang menurut saya patut saya hargai. Orang tua rela meninggalkan
pekerjaan demi mendukung kegiatan saya. Bahkan mereka rela utang di bank,
karena untuk mengikuti kejuaraan itu butuh dana yang tak sedikit,” kata Febri
kepada Kalteng Pos di kediamannya, Jalan KS Tubun, Senin (13/5).

Baca Juga :  Pakai Baju Hazmat, Tembus Episentrum, ”Bonusnya” Diajak Foto-Foto

Berangkat dari Kota
Cantik pada 29 April dan kembali ke Kalteng pada 5 Mei lalu. Menempuh
perjalanan darat yang melelahkan dengan menyewa sebuah mobil.

“Kami harus melakukan
itu, demi mendukung bakat dan kemampuan yang dimiliki anak kami. Meski harus
utang dan meninggalkan kerjaan,” tutur Febri Sumarni, ibu kandung Febri.

Dukungan penuh dari orang
tuanya itu dibayarnya dengan prestasi. Febri sukses meraih dua gelar sekaligus,
yaitu juara III kategori 5.000 meter dan juara III kategori 100 meter.

Keberangkatan Febri pun
diketahui tak mendapat dukungan dari pengurus cabang olahraga (cabor) provinsi,
KONI, maupun pihak lainnya. Semua biaya ditanggung kedua orang tua, kendati diambil
dari penghasilan yang pas-pasan.

Febri juga mengisahkan
kesannya saat tampil. Saat itu ia harus meminjam roda milik peserta lain,
lantaran roda sepatunya terkikis dan habis.

“Sempat bingung dan
panik karena roda sepatunya habis. Ya, beranikan diri pinjam roda peserta lain,
demi bisa tampil pada partai final saat itu,” kisahnya.

 

Guna menambah jam
terbang, Febri bersama rekannya Muhammad Adi Saputra berencana untuk memenuhi
undangan sebagai peserta pada Piala Bupati Sangata (Kaltim) dan Piala Ibu
Negara, yang dijadwalkan akan dilaksanakan setelah Idulfitri. Lagi-lagi yang
menjadi kendala baginya adalah dana.

Baca Juga :  Sosialisasikan Prokes Covid-19 hingga Pencegahan Karhutla

Febri merupakan atlet
peraih medali emas di nomor individual time trial (ITT) 200 meter pada Porprov di
Muara Teweh beberapa waktu lalu. Medali perunggu disumbangnya dari nomor ITT
300 meter pada event yang sama.

Tambahan medali tersebut
tentu menjadi kebanggaan kedua orang tua, keluarga, dan Pemerintah Kota Palangka
Raya. Wajar saja. Pasalnya, Febri berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya
merupakan penjual pentol.

“Kami bangga dengan
anak kami. Dia bahkan sudah kami larang untuk tidak boleh ikut latihan lagi,
karena terkendala biaya dan sering luka-luka saat latihan,” terang Sumarni.

Pujian terus keluar dari
mulut Sumarni. Menyebut anaknya yang kini berusia 13 tahun itu mempunyai
semangat yang tinggi. Kemauan yang kuat.

Terpisah, Kepala
Sekolah MTSN-1 Palangka Raya, Rita Sukaesih Spd MSi mengungkapkan, pihaknya
sangat bangga dengan prestasi yang ditorehkan anak didiknya.

“Kami sangat
bangga dengan Febri, karena bukan hanya mengharumkan nama Kota Palangka Raya, tapi
juga mengharumkan nama Provinsi Kalteng,” ungkapnya kepada Kalteng Pos di ruang
kerjanya, beberapa hari lalu.

Pihak sekolah tentu
sangat mendukung dan mengizinkan Febri untuk 
mengikuti setiap perlombaan.

“Pasti ada
penghargaan kepada siswa yang 
berprestasi. Biasanya ada pemeberian pembinaan sesuai kemampuan sekolah.
Seandainya punya dana banyak, maka akan dibantu,” tuturnya. (*/ce/ala)

Febriani
Dwi Suriani, seorang atlet Kalteng yang berhasil mencetak prestasi pada
kejuaraan sepatu roda. Kali ini levelnya bukan antarsekolah atau antarkabupaten,
namun lebih yang lebih tinggi, yakni regional Kalimantan. Sebuah event
bergengsi yang pastinya diikuti atlet-atlet terbaik. Sudah tentu bukan hal mudah
bagi Febriani untuk bisa menembus podium juara.

EMMANUEL
LIU,
Palangka
Raya

 

DENGAN malu-malu
Febriani Dwi Suriani mengeluarkan dua medali yang diraihnya pada kejuaraan sepatu
roda regional Kalimantan. Dua medali perunggu yang dikalungkan di lehernya itu
sangat spesial dan berarti baginya. Bagaimana tidak? Untuk merebut juara pada
event yang berlangsung di Samarinda pada 2-3 Mei lalu itu, gadis cilik yang
akrab disapa Febri itu harus berjuang keras.

Semangat yang ditunjukkan
oleh siswi MTSN-1 Palangka Raya itu dalam dunia olahraga, khususnya cabang
sepatu roda, memang patur diacungi jempol. Kendati dalam keterbatasan dana, karena
hanya merupakan anak seorang tukang pentol, Febri tetap berupaya untuk
mengikuti setiap event digelar, baik dalam maupun luar kota.

Orang tuanya pun nekat berutang
di bank, hanya demi membiayai transportasi dan lain-lain, saat Fabri memutuskan
mengikuti kejuaraan sepatu roda se-kalimantan di Samarinda beberapa waktu lalu.

“Saya mendapatkan
support yang menurut saya patut saya hargai. Orang tua rela meninggalkan
pekerjaan demi mendukung kegiatan saya. Bahkan mereka rela utang di bank,
karena untuk mengikuti kejuaraan itu butuh dana yang tak sedikit,” kata Febri
kepada Kalteng Pos di kediamannya, Jalan KS Tubun, Senin (13/5).

Baca Juga :  Pakai Baju Hazmat, Tembus Episentrum, ”Bonusnya” Diajak Foto-Foto

Berangkat dari Kota
Cantik pada 29 April dan kembali ke Kalteng pada 5 Mei lalu. Menempuh
perjalanan darat yang melelahkan dengan menyewa sebuah mobil.

“Kami harus melakukan
itu, demi mendukung bakat dan kemampuan yang dimiliki anak kami. Meski harus
utang dan meninggalkan kerjaan,” tutur Febri Sumarni, ibu kandung Febri.

Dukungan penuh dari orang
tuanya itu dibayarnya dengan prestasi. Febri sukses meraih dua gelar sekaligus,
yaitu juara III kategori 5.000 meter dan juara III kategori 100 meter.

Keberangkatan Febri pun
diketahui tak mendapat dukungan dari pengurus cabang olahraga (cabor) provinsi,
KONI, maupun pihak lainnya. Semua biaya ditanggung kedua orang tua, kendati diambil
dari penghasilan yang pas-pasan.

Febri juga mengisahkan
kesannya saat tampil. Saat itu ia harus meminjam roda milik peserta lain,
lantaran roda sepatunya terkikis dan habis.

“Sempat bingung dan
panik karena roda sepatunya habis. Ya, beranikan diri pinjam roda peserta lain,
demi bisa tampil pada partai final saat itu,” kisahnya.

 

Guna menambah jam
terbang, Febri bersama rekannya Muhammad Adi Saputra berencana untuk memenuhi
undangan sebagai peserta pada Piala Bupati Sangata (Kaltim) dan Piala Ibu
Negara, yang dijadwalkan akan dilaksanakan setelah Idulfitri. Lagi-lagi yang
menjadi kendala baginya adalah dana.

Baca Juga :  Sosialisasikan Prokes Covid-19 hingga Pencegahan Karhutla

Febri merupakan atlet
peraih medali emas di nomor individual time trial (ITT) 200 meter pada Porprov di
Muara Teweh beberapa waktu lalu. Medali perunggu disumbangnya dari nomor ITT
300 meter pada event yang sama.

Tambahan medali tersebut
tentu menjadi kebanggaan kedua orang tua, keluarga, dan Pemerintah Kota Palangka
Raya. Wajar saja. Pasalnya, Febri berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya
merupakan penjual pentol.

“Kami bangga dengan
anak kami. Dia bahkan sudah kami larang untuk tidak boleh ikut latihan lagi,
karena terkendala biaya dan sering luka-luka saat latihan,” terang Sumarni.

Pujian terus keluar dari
mulut Sumarni. Menyebut anaknya yang kini berusia 13 tahun itu mempunyai
semangat yang tinggi. Kemauan yang kuat.

Terpisah, Kepala
Sekolah MTSN-1 Palangka Raya, Rita Sukaesih Spd MSi mengungkapkan, pihaknya
sangat bangga dengan prestasi yang ditorehkan anak didiknya.

“Kami sangat
bangga dengan Febri, karena bukan hanya mengharumkan nama Kota Palangka Raya, tapi
juga mengharumkan nama Provinsi Kalteng,” ungkapnya kepada Kalteng Pos di ruang
kerjanya, beberapa hari lalu.

Pihak sekolah tentu
sangat mendukung dan mengizinkan Febri untuk 
mengikuti setiap perlombaan.

“Pasti ada
penghargaan kepada siswa yang 
berprestasi. Biasanya ada pemeberian pembinaan sesuai kemampuan sekolah.
Seandainya punya dana banyak, maka akan dibantu,” tuturnya. (*/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru