27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Potensi Meratus Sebagai Geopark Dunia dan Pusat Penelitian Kebumian Pe

GEOLOG atau ahli geologi muda Topan Ramadhan kelahiran
Buntok, Barito Selatan, Kalimantan Tengah mempresentasikan sekaligus
mempublikasikan penelitian geologi di forum ilmiah kebumian nasional.

Kegiatan tersebut adalah Seminar Nasional Kebumian Ke-12 Universitas Gadjah
Mada yang berlangsung dari tanggal 5-6 September 2019 di The Alana Yogyakarta
Hotel & Convetion Center. Topan mempresentasikan hasil penelitiannya dengan
judul
Potensi Pegunungan Meratus dan Cempaka, Kalimantan Selatan Sebagai Kompleks
Geowisata
dan Lapangan Edukasi Kebumian.

Pada kesempatan itu Topan juga menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan
buah pemikiran dia sejak 2010 melihat begitu kagum akan potensi kekayaan
Pegunungan Meratus di  Bumi Lambung Mangkurat julukan bagi
tanah Kalimantan Selatan, namun kesempatan untuk mempublikasi presentasinya
baru pada kesempatan ini di forum yang di selenggarakan oleh Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Dalam penelitian ini Topan bersama rekannya Eka
Fajar Nugraha Sucipto yang saat ini merupakan seorang PNS di Dinas Pekerjaan
Umum & Perumahan Rakyat Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau ini menjelaskan
bahwa dari awal bahwa Pegunungan Meratus sangat berpotensi menjadi Geopark
karena Geodiversity, keragaman hayati
dan budaya.

Pegunungan Meratus bisa menjadi salah satu
andalan wisata alam yang ekonomis bila di kelola dengan baik, terintergrasi dan
berkelanjutan. Karena selama ini Kalimantan Selatan sudah cukup terkenal dengan
wisata air nya seperti pasar terapung, Kalsel juga cukup berbangga memiliki kondisi
geomorfologi indah berupa gugusan Pegunungan Meratus. Pada kesempatan ini juga
sebagai peneliti merasa bersyukur pada 24 Februari 2019 Pegunungan Meratus dideklarasikan
sebagai Geopark Nasional.

Baca Juga :  Pasar Dadakan Masih Buka, Makan di Tempat Tak Jadi Masalah

Dengan deklarasi tersebut, hal ini sudah memulai
upaya konkret untuk melakukan konservasi alam Pegunungan Meratus dan kedepan
terus di kembangkan baik fasilitas maupun kemampuan dari sumber daya manusia di
sekitar agar mampu terlibat dalam memajukan Geopark Meratus sebagai Geopark
Dunia. Selain itu, Topan menyampaikan bahwa di Pegunungan Meratus sangat
berpotensi menjadi Pusat Laboratorium Alam Kebumian pertama di Kalimantan.

Topan mengilustrasikan Karangsambung, Jawa Tengah
yang memiliki fasilitas kampus lapangan dan pusat penelitian serta konservasi kebumian
yang di kelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) agar segala
kegiatan baik perkuliahan ilmu kebumian, penelitian dan konservasi situs
geologi yang ada di Pegunungan Meratus. Kemudian Museum Geopark Meratus yang
harapannya terintegrasi dengan pusat penelitian kebumian diharapkan menjadi
wadah memperkenalkan kekayaan alam yang di miliki Pegunungan Meratus dimana
museum tersebut memiliki fasilitas seperti Diorama dan segala informasi geopark
tersampaikan di Museum Geopark.

Baca Juga :  Merasa Benar dan Merasa Salah

Dengan adanya hal tersebut dia mengharapkan
semakin meningkat minat masyarakat untuk mengenal Geopark Meratus. Mengingat,
institusi sekolah hingga perguruan tinggi yang memiliki program studi rumpun
ilmu kebumian cukup banyak, baik di Pulau Kalimantan maupun di Kalimantan
Selatan khususnya.

Selain itu yang perlu di tingkatkan adalah
fasilitas sign board atau papan
informasi pada setiap geosite serta petunjuk arah untuk tiap geosite yang ada
tersebar di seluruh Geopark Meratus. Tentunya, untuk kemajuan Geopark Meratus
diperlukan komitmen dari seluruh pihak yang harus terlibat baik pemerintah,
perguruan tinggi, masyarakat lokal dan pemerhati geowisata agar Meratus bukan
hanya sebagai Geopark, tetapi juga sebagai pusat laboratorium alam dan kebumian
pertama di Pulau Kalimantan, ujar pemuda yang menyatakan dirinya afiliasi dari
Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI).

Pada kesempatan ini juga Topan menerima berbagai
masukan di antaranya dari geolog senior Dr Heryadi Rachmat yang juga sebagai
Ketua MAGI (Masyarakat Geowisata Indonesia). “Saya sangat bersyukur memiliki
kesempatan mengikuti kegiatan ini dan dirinya bangga dapat berkontribusi lewat
pemikiran dan gagasan untuk Provinsi Kalimantan Selatan.” ujarnya. (*)

GEOLOG atau ahli geologi muda Topan Ramadhan kelahiran
Buntok, Barito Selatan, Kalimantan Tengah mempresentasikan sekaligus
mempublikasikan penelitian geologi di forum ilmiah kebumian nasional.

Kegiatan tersebut adalah Seminar Nasional Kebumian Ke-12 Universitas Gadjah
Mada yang berlangsung dari tanggal 5-6 September 2019 di The Alana Yogyakarta
Hotel & Convetion Center. Topan mempresentasikan hasil penelitiannya dengan
judul
Potensi Pegunungan Meratus dan Cempaka, Kalimantan Selatan Sebagai Kompleks
Geowisata
dan Lapangan Edukasi Kebumian.

Pada kesempatan itu Topan juga menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan
buah pemikiran dia sejak 2010 melihat begitu kagum akan potensi kekayaan
Pegunungan Meratus di  Bumi Lambung Mangkurat julukan bagi
tanah Kalimantan Selatan, namun kesempatan untuk mempublikasi presentasinya
baru pada kesempatan ini di forum yang di selenggarakan oleh Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Dalam penelitian ini Topan bersama rekannya Eka
Fajar Nugraha Sucipto yang saat ini merupakan seorang PNS di Dinas Pekerjaan
Umum & Perumahan Rakyat Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau ini menjelaskan
bahwa dari awal bahwa Pegunungan Meratus sangat berpotensi menjadi Geopark
karena Geodiversity, keragaman hayati
dan budaya.

Pegunungan Meratus bisa menjadi salah satu
andalan wisata alam yang ekonomis bila di kelola dengan baik, terintergrasi dan
berkelanjutan. Karena selama ini Kalimantan Selatan sudah cukup terkenal dengan
wisata air nya seperti pasar terapung, Kalsel juga cukup berbangga memiliki kondisi
geomorfologi indah berupa gugusan Pegunungan Meratus. Pada kesempatan ini juga
sebagai peneliti merasa bersyukur pada 24 Februari 2019 Pegunungan Meratus dideklarasikan
sebagai Geopark Nasional.

Baca Juga :  Pasar Dadakan Masih Buka, Makan di Tempat Tak Jadi Masalah

Dengan deklarasi tersebut, hal ini sudah memulai
upaya konkret untuk melakukan konservasi alam Pegunungan Meratus dan kedepan
terus di kembangkan baik fasilitas maupun kemampuan dari sumber daya manusia di
sekitar agar mampu terlibat dalam memajukan Geopark Meratus sebagai Geopark
Dunia. Selain itu, Topan menyampaikan bahwa di Pegunungan Meratus sangat
berpotensi menjadi Pusat Laboratorium Alam Kebumian pertama di Kalimantan.

Topan mengilustrasikan Karangsambung, Jawa Tengah
yang memiliki fasilitas kampus lapangan dan pusat penelitian serta konservasi kebumian
yang di kelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) agar segala
kegiatan baik perkuliahan ilmu kebumian, penelitian dan konservasi situs
geologi yang ada di Pegunungan Meratus. Kemudian Museum Geopark Meratus yang
harapannya terintegrasi dengan pusat penelitian kebumian diharapkan menjadi
wadah memperkenalkan kekayaan alam yang di miliki Pegunungan Meratus dimana
museum tersebut memiliki fasilitas seperti Diorama dan segala informasi geopark
tersampaikan di Museum Geopark.

Baca Juga :  Merasa Benar dan Merasa Salah

Dengan adanya hal tersebut dia mengharapkan
semakin meningkat minat masyarakat untuk mengenal Geopark Meratus. Mengingat,
institusi sekolah hingga perguruan tinggi yang memiliki program studi rumpun
ilmu kebumian cukup banyak, baik di Pulau Kalimantan maupun di Kalimantan
Selatan khususnya.

Selain itu yang perlu di tingkatkan adalah
fasilitas sign board atau papan
informasi pada setiap geosite serta petunjuk arah untuk tiap geosite yang ada
tersebar di seluruh Geopark Meratus. Tentunya, untuk kemajuan Geopark Meratus
diperlukan komitmen dari seluruh pihak yang harus terlibat baik pemerintah,
perguruan tinggi, masyarakat lokal dan pemerhati geowisata agar Meratus bukan
hanya sebagai Geopark, tetapi juga sebagai pusat laboratorium alam dan kebumian
pertama di Pulau Kalimantan, ujar pemuda yang menyatakan dirinya afiliasi dari
Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI).

Pada kesempatan ini juga Topan menerima berbagai
masukan di antaranya dari geolog senior Dr Heryadi Rachmat yang juga sebagai
Ketua MAGI (Masyarakat Geowisata Indonesia). “Saya sangat bersyukur memiliki
kesempatan mengikuti kegiatan ini dan dirinya bangga dapat berkontribusi lewat
pemikiran dan gagasan untuk Provinsi Kalimantan Selatan.” ujarnya. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru