26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pindah Sekolah Sampai 6 Kali, Shafa Harris: Aku Enggak Suka Sama Gurun

JAKARTA – Shafa Harris memilih tidak lagi
bersekolah. Putri ketiga pasangan Sarita Abdul Mukti dan Faisal Harris ini
mengatakan banyak alasan yang membuatnya melakukan itu. Salah satunya karena
tidak klop dengan guru yang mengajar. “Aku sudah pindah sekolah lima atau enam
kali karena aku enggak suka sama gurunya,” ungkap Shafa di Channel YouTube,
Orami Indonesia.

Shafa menyebut kali terakhir menempuh pendidikan formal di
jenjang SMA.

“Terakhir drop out pas kelas XI. Sempat home schooling dua
tahun,” lanjutnya. Kemudian Shafa sempat belajar di sekolah yang dipilihkan
ayahnya, namun berujung sama.


“Terus aku ngerasa enggak nyaman, dua bulan pindah,”
jelasnya. Shafa juga pernah mencoba sekolah internasional di Indonesia, namun
hasilnya sama saja.

Baca Juga :  Surat dari Kematian, Film Horor Pertama Jerome Kurnia

“International school di sini biasa saja, kadang guru-gurunya
lebih ngeselin. Saat ini aku lebih baik drop out daripada sekolah. Aku lebih
suka belajar tentang orang-orang, tempat, suka nyari everything daripada
study,” tuturnya.


Meski memiliki kenangan tak menyenangkan saat bersekolah di
Indonesia, namun ternyata pengalaman sebaliknya dialami Shafa saat belajar di
luar negeri. “Waktu di Aussy (Australia) suka banget, lebih fun, enggak dipress
(akademi). Guru-gurunya baik, open minded, teman-temannya baik-baik. Waktu di
Indo nilaiku jelek banget, pas aku pindah ke Melbourne karena gurunya baik,
nilaiku A semua,” kata Shafa.

JAKARTA – Shafa Harris memilih tidak lagi
bersekolah. Putri ketiga pasangan Sarita Abdul Mukti dan Faisal Harris ini
mengatakan banyak alasan yang membuatnya melakukan itu. Salah satunya karena
tidak klop dengan guru yang mengajar. “Aku sudah pindah sekolah lima atau enam
kali karena aku enggak suka sama gurunya,” ungkap Shafa di Channel YouTube,
Orami Indonesia.

Shafa menyebut kali terakhir menempuh pendidikan formal di
jenjang SMA.

“Terakhir drop out pas kelas XI. Sempat home schooling dua
tahun,” lanjutnya. Kemudian Shafa sempat belajar di sekolah yang dipilihkan
ayahnya, namun berujung sama.


“Terus aku ngerasa enggak nyaman, dua bulan pindah,”
jelasnya. Shafa juga pernah mencoba sekolah internasional di Indonesia, namun
hasilnya sama saja.

Baca Juga :  Surat dari Kematian, Film Horor Pertama Jerome Kurnia

“International school di sini biasa saja, kadang guru-gurunya
lebih ngeselin. Saat ini aku lebih baik drop out daripada sekolah. Aku lebih
suka belajar tentang orang-orang, tempat, suka nyari everything daripada
study,” tuturnya.


Meski memiliki kenangan tak menyenangkan saat bersekolah di
Indonesia, namun ternyata pengalaman sebaliknya dialami Shafa saat belajar di
luar negeri. “Waktu di Aussy (Australia) suka banget, lebih fun, enggak dipress
(akademi). Guru-gurunya baik, open minded, teman-temannya baik-baik. Waktu di
Indo nilaiku jelek banget, pas aku pindah ke Melbourne karena gurunya baik,
nilaiku A semua,” kata Shafa.

Terpopuler

Artikel Terbaru