33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dewan Ingatkan Cuaca Estrem Dapat Menciptakan Krisis Pangan

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Juliansyah, mengkhawatirkan adanya perubahan iklim yang terjadi dapat menciptakan krisis pangan, dan berdampak pada ketersediaan pangan bagi masyarakat, akibat hasil panen menurun hingga gagal tanam.

“Pemeritah daerah diingatkan harus sigap mengatasi ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim, seperti irigasi di sawah atau kebun para petani harus diperhatikan sehingga tidak terjadi kekeringan lahan,” ujar Juliansyah, Jumat (19/5).

Menurutnya, perubahan iklim dapat menghantam pasokan pangan. Karena pembuahan tanaman pangan menjadi tidak maksimal, dan juga gagal tanam. Karena petani tidak bisa lagi secara presisi memprediksi musim hujan untuk mereka siapkan musim tanam.

Baca Juga :  Cegah Banjir dengan Pelestarian Hutan

“Pemerintah Kabupaten Kotim harus memperhatikan hal ini, karena kesediaan bahan-bahan pangan, jangan sampai terabaikan karena cuaca ini bukan hanya terjadi di indonesia melainkan seluruh dunia,” kata Juliansyah.

Politisi Partai Gerindra ini juga menambahkan, yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini ialah memberikan sosialisasi dan perhatian serius kepada para petani lokal, supaya mereka siap menghadapi cuaca panas seperti ini yang berdampak terhadap produksi pertaniannya.

“Kalau mereka diberikan sosialisasi dan perhatian, secara otomatis para petani ini akan siap menghadapinya. Dan mereka akan membuat strategi sendiri supaya produksi pertanian tidak anjlok. Dan terpenting campur tangan pemerintah harus ada, terutama infrastruktur irigasi atau pengairan  lahan mereka,” tutupnya.(bah).

Baca Juga :  Kas Daerah Kosong, Pemprov Diminta Selesaikan Sisa DBH Rp50 Miliar

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Juliansyah, mengkhawatirkan adanya perubahan iklim yang terjadi dapat menciptakan krisis pangan, dan berdampak pada ketersediaan pangan bagi masyarakat, akibat hasil panen menurun hingga gagal tanam.

“Pemeritah daerah diingatkan harus sigap mengatasi ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim, seperti irigasi di sawah atau kebun para petani harus diperhatikan sehingga tidak terjadi kekeringan lahan,” ujar Juliansyah, Jumat (19/5).

Menurutnya, perubahan iklim dapat menghantam pasokan pangan. Karena pembuahan tanaman pangan menjadi tidak maksimal, dan juga gagal tanam. Karena petani tidak bisa lagi secara presisi memprediksi musim hujan untuk mereka siapkan musim tanam.

Baca Juga :  Cegah Banjir dengan Pelestarian Hutan

“Pemerintah Kabupaten Kotim harus memperhatikan hal ini, karena kesediaan bahan-bahan pangan, jangan sampai terabaikan karena cuaca ini bukan hanya terjadi di indonesia melainkan seluruh dunia,” kata Juliansyah.

Politisi Partai Gerindra ini juga menambahkan, yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini ialah memberikan sosialisasi dan perhatian serius kepada para petani lokal, supaya mereka siap menghadapi cuaca panas seperti ini yang berdampak terhadap produksi pertaniannya.

“Kalau mereka diberikan sosialisasi dan perhatian, secara otomatis para petani ini akan siap menghadapinya. Dan mereka akan membuat strategi sendiri supaya produksi pertanian tidak anjlok. Dan terpenting campur tangan pemerintah harus ada, terutama infrastruktur irigasi atau pengairan  lahan mereka,” tutupnya.(bah).

Baca Juga :  Kas Daerah Kosong, Pemprov Diminta Selesaikan Sisa DBH Rp50 Miliar

 

Terpopuler

Artikel Terbaru