30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Agustiar Sabran Kunjungi Yansen Binti

PALANGKA RAYA-Dalam
lawatannya ke Palangka Raya bersama Komisi III DPR RI. Agustiar Sabran menyempatkan
diri mengunjungi Yansen Binti dkk di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA
Palangka Raya, kemarin.

Kedatangan Agustiar
Sabran yang juga Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini tentu saja membuat
kaget petugas lapas, sebab dalam kapasitas anggota komisi 3 DPR RI, Agustiar
termasuk mitra bidang hukum, hak asasi manusia dan keamanan. Yang lebih
menarik, kedatangan ketum DAD dan rombongan ini disambut hangat Yansen Binti
dkk penghuni lapas saat ini. Di antara mereka, Yansen Binti, Borak Milton, Drs
Muchtar, Punding dan lain-lain.  

Banyak cerita yg mereka
sampaikan, di antaranya tentang keheranan Borak Milton soal Drs Muchtar yang
juga ditahan. “Saya tahu, Muchtar ini orang baik, waktu dia kadis saya
beri uang transport saja menolak, dia lurus2 saja, main perempuan juga tidak,
kenapa justru terjerat kasus Tipikor,” kata Borak.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Bertambah Lagi

“Kesimpulan saya, untuk
kasus Tipikor yang menghuni lapas ini saya berani jamin 75 persen orang baik.
Kalau pun harus terjerat dan mendekam di tahanan karena lalai dan dianggap
pembiaran,” kata Borak.

Seperti dirinya
sendiri, Borak mengakui ia tidak kena Operasi Tangkap Tangan (OTT), tapi dijerat
pasal berlapis dengan ancaman cukup berat. “Persoalannya ternyata karena
sebagai ketua komisi saya dianggap membiarkan. Saya tidak kena OTT malah
hukumannya lebih lama ketimbang yang OTT,” katanya.

Kemudian, Yansen Binti
menambahkan. Di lapas ini katanya, harus ada DAD nya. Paling tidak harus ada
mantir adat. Kenapa? Kata dia, karena selama di dalamnya sudah empat kali ia mendamaikan
perkelahian di dalam Lapas tersebut.

Baca Juga :  Pengakuan Pasien Covid-19 Selama Masa Isolasi

“Dan hampir semua
penghuni lapas ikut saja kalau didamaikan secara adat. Karena itu saya menyarankan
sebaiknya ada mantir adat,” ungkapnya.

Muchtar yang dianggap
Borak sebagai orang baik tapi harus menanggung akibat hanya bisa berucap “
tolong kalau saya keluar nanti terima saya ya,” katanya. (ala)

PALANGKA RAYA-Dalam
lawatannya ke Palangka Raya bersama Komisi III DPR RI. Agustiar Sabran menyempatkan
diri mengunjungi Yansen Binti dkk di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA
Palangka Raya, kemarin.

Kedatangan Agustiar
Sabran yang juga Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini tentu saja membuat
kaget petugas lapas, sebab dalam kapasitas anggota komisi 3 DPR RI, Agustiar
termasuk mitra bidang hukum, hak asasi manusia dan keamanan. Yang lebih
menarik, kedatangan ketum DAD dan rombongan ini disambut hangat Yansen Binti
dkk penghuni lapas saat ini. Di antara mereka, Yansen Binti, Borak Milton, Drs
Muchtar, Punding dan lain-lain.  

Banyak cerita yg mereka
sampaikan, di antaranya tentang keheranan Borak Milton soal Drs Muchtar yang
juga ditahan. “Saya tahu, Muchtar ini orang baik, waktu dia kadis saya
beri uang transport saja menolak, dia lurus2 saja, main perempuan juga tidak,
kenapa justru terjerat kasus Tipikor,” kata Borak.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Bertambah Lagi

“Kesimpulan saya, untuk
kasus Tipikor yang menghuni lapas ini saya berani jamin 75 persen orang baik.
Kalau pun harus terjerat dan mendekam di tahanan karena lalai dan dianggap
pembiaran,” kata Borak.

Seperti dirinya
sendiri, Borak mengakui ia tidak kena Operasi Tangkap Tangan (OTT), tapi dijerat
pasal berlapis dengan ancaman cukup berat. “Persoalannya ternyata karena
sebagai ketua komisi saya dianggap membiarkan. Saya tidak kena OTT malah
hukumannya lebih lama ketimbang yang OTT,” katanya.

Kemudian, Yansen Binti
menambahkan. Di lapas ini katanya, harus ada DAD nya. Paling tidak harus ada
mantir adat. Kenapa? Kata dia, karena selama di dalamnya sudah empat kali ia mendamaikan
perkelahian di dalam Lapas tersebut.

Baca Juga :  Pengakuan Pasien Covid-19 Selama Masa Isolasi

“Dan hampir semua
penghuni lapas ikut saja kalau didamaikan secara adat. Karena itu saya menyarankan
sebaiknya ada mantir adat,” ungkapnya.

Muchtar yang dianggap
Borak sebagai orang baik tapi harus menanggung akibat hanya bisa berucap “
tolong kalau saya keluar nanti terima saya ya,” katanya. (ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru