28.2 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Mitos atau Fakta, Benarkah Luka yang Terbuka Lebih Cepat Kering?

PROKALTENG.CO
– Hampir setiap orang mungkin pernah mengalami luka ringan pada bagian
tubuhnya. Terlebih pada anak-anak yang aktif bergerak. Tak jarang luka karena
jatuh pada bagian kaki atau tangan sering terjadi.

Namun,
bukannya ditutup, luka tersebut justru kadang dibiarkan terbuka dengan alasan
agar cepat kering. Lantas, benarkah demikian?

Dalam
acara Hansaplast bertema ‘Seberapa Penting Proteksi Terhadap Tumbuh Kembang
Anak’, Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A menjelaskan, kalau luka
yang dibiarkan terbuka agar cepat kering adalah mitos. Faktanya, jika luka
dibiarkan terbuka justru bisa berbahaya.

Diakui
dr. Mesty, memang dalam hal perawatan luka khususnya pada anak, masih banyak
beredar mitor keliru. Salah satunya mitos luka yang terbuka agar kering dan
cepat sembuh.

“Luka
yang dibiarkan terbuka sering kali dapat memperbesar risiko terkontaminasi
kotoran dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi,” ujar dr. Mesty.

Baca Juga :  Penelitian Ungkap Telemedicine Lebih Efisien dan Aman saat Berobat

Untuk
itu, ungkap dr. Mesty, ada baiknya jika terluka lalu dibersihkan. Setelah
dibalut agar proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik.

Nah,
bicara tentang penanganan luka pada anak, memang tak mudah. Selain pengetahuan
akan penanganan luka yang benar, cara membujuk anak agar mau diobati pun harus
tepat.

Kadang,
tangisan sang anak membuat emosi orang ituas terpancing sehingga marah-marah.
Jika itu terjadi, tugas kita sebagai orang tua untuk memahami dan
mengartikulasi perasaan anak.

“Seperti
Adik sakit ya kakinya, Bunda bantu obati ya supaya cepat sembuh. Dengan kita
memahami anak, anak akan merasa lebih aman dan lebih berani mengeksplor
lingkungannya kembali,” sambung dr. Mesty.

Menurut
dr. Mesty, dengan penanganan luka anak yang tepat, maka orang tua bisa
membangun rasa percaya diri di anak untuk tetap bergerak. Sebab, perkembangan
anak bisa optimal jika mereka bebas bergerak dan berani eksplorasi lingkungan.

Baca Juga :  5 Cara Mencegah Alergi Pada Bahan Pakaian

“Tugas
kita, memastikan lingkungan si Kecil aman dari segara bahaya. Namun terkadang,
kecelakaan kecil tak bisa dihindari, seperti terjatuh dan anak mengalami luka
lecet,” tutupnya.

Tiga
Langkah Penanganan Luka di Rumah

Sementara
itu, Marketing Director Hansaplast, Dr. Christopher Vierhaus, mengungkapkap,
sebenarnya ada tiga langkah mudah mengobati luka di rumah. Setidaknya langkah
ini bisa jadi pertolongan pertama.

1.
Bersihkan, bersihkan luka dari kotoran untuk mencegah infeksi. Bisa gunakan
spray antiseptik yang dilengkapi Polyhexamethylene Biguanide (PHMB) yang dapat
mengobati luka tanpa rasa perih.

2.
Lindungi, lindungi luka dari kotoran dan bakteri untuk mencegah infeksi.
Gunakan plester dengan Bacteria Shield yang telah teruji secara klinis dapat
melindungi luka dari kotoran dan bakteri penyebab infeksi.

3.
Sembuhkan, setelah luka mulai mengering, rawat luka dengan salep luka untuk
mencegah bekas luka.

PROKALTENG.CO
– Hampir setiap orang mungkin pernah mengalami luka ringan pada bagian
tubuhnya. Terlebih pada anak-anak yang aktif bergerak. Tak jarang luka karena
jatuh pada bagian kaki atau tangan sering terjadi.

Namun,
bukannya ditutup, luka tersebut justru kadang dibiarkan terbuka dengan alasan
agar cepat kering. Lantas, benarkah demikian?

Dalam
acara Hansaplast bertema ‘Seberapa Penting Proteksi Terhadap Tumbuh Kembang
Anak’, Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A menjelaskan, kalau luka
yang dibiarkan terbuka agar cepat kering adalah mitos. Faktanya, jika luka
dibiarkan terbuka justru bisa berbahaya.

Diakui
dr. Mesty, memang dalam hal perawatan luka khususnya pada anak, masih banyak
beredar mitor keliru. Salah satunya mitos luka yang terbuka agar kering dan
cepat sembuh.

“Luka
yang dibiarkan terbuka sering kali dapat memperbesar risiko terkontaminasi
kotoran dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi,” ujar dr. Mesty.

Baca Juga :  Penelitian Ungkap Telemedicine Lebih Efisien dan Aman saat Berobat

Untuk
itu, ungkap dr. Mesty, ada baiknya jika terluka lalu dibersihkan. Setelah
dibalut agar proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik.

Nah,
bicara tentang penanganan luka pada anak, memang tak mudah. Selain pengetahuan
akan penanganan luka yang benar, cara membujuk anak agar mau diobati pun harus
tepat.

Kadang,
tangisan sang anak membuat emosi orang ituas terpancing sehingga marah-marah.
Jika itu terjadi, tugas kita sebagai orang tua untuk memahami dan
mengartikulasi perasaan anak.

“Seperti
Adik sakit ya kakinya, Bunda bantu obati ya supaya cepat sembuh. Dengan kita
memahami anak, anak akan merasa lebih aman dan lebih berani mengeksplor
lingkungannya kembali,” sambung dr. Mesty.

Menurut
dr. Mesty, dengan penanganan luka anak yang tepat, maka orang tua bisa
membangun rasa percaya diri di anak untuk tetap bergerak. Sebab, perkembangan
anak bisa optimal jika mereka bebas bergerak dan berani eksplorasi lingkungan.

Baca Juga :  5 Cara Mencegah Alergi Pada Bahan Pakaian

“Tugas
kita, memastikan lingkungan si Kecil aman dari segara bahaya. Namun terkadang,
kecelakaan kecil tak bisa dihindari, seperti terjatuh dan anak mengalami luka
lecet,” tutupnya.

Tiga
Langkah Penanganan Luka di Rumah

Sementara
itu, Marketing Director Hansaplast, Dr. Christopher Vierhaus, mengungkapkap,
sebenarnya ada tiga langkah mudah mengobati luka di rumah. Setidaknya langkah
ini bisa jadi pertolongan pertama.

1.
Bersihkan, bersihkan luka dari kotoran untuk mencegah infeksi. Bisa gunakan
spray antiseptik yang dilengkapi Polyhexamethylene Biguanide (PHMB) yang dapat
mengobati luka tanpa rasa perih.

2.
Lindungi, lindungi luka dari kotoran dan bakteri untuk mencegah infeksi.
Gunakan plester dengan Bacteria Shield yang telah teruji secara klinis dapat
melindungi luka dari kotoran dan bakteri penyebab infeksi.

3.
Sembuhkan, setelah luka mulai mengering, rawat luka dengan salep luka untuk
mencegah bekas luka.

Terpopuler

Artikel Terbaru