28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Waspada Penularan Covid di Ruangan

VIRUS Korona bisa menular di dalam ruangan lewat udara
melalui aerosol. Berdasar itu, ketika di dalam ruangan dengan ventilasi yang
buruk, diyakini penularan antara orang ke orang akan cepat terjadi. Apalagi
jika tidak memakai masker atau memakai masker tidak sebagaimana mestinya.

Para ahli menyebut transmisi droplet biasanya berdiameter lebih dari 5
mikrometer. Tetesan yang lebih besar dari ini biasanya menempuh jarak terbatas
dari tubuh sebelum jatuh dan menetap di permukaan apa pun.

Dalam konteks Covid-19, jika seseorang berada dalam jarak satu meter dari
orang yang terinfeksi, dan yang terinfeksi mulai berbicara, batuk, atau bersin,
orang lain tersebut dapat menghirup tetesan tersebut dan berisiko terkena
infeksi juga. Oleh karena itu penting untuk menentukan jarak minimal 1 meter
dan penggunaan masker.

Cara penularan kedua adalah kontak dengan permukaan tempat tetesan
pernapasan dari orang yang terinfeksi beristirahat. Permukaan ini, disebut
fomites, menularkan penyakit setelah orang yang menyentuhnya kemudian menyentuh
mata, hidung, atau mulutnya. Maka penting untuk mencuci tangan pakai sabun.

Baca Juga :  4 Cara Mengatasi Depresi di Kantor

Dilansir dari Science Times, Jumat (1/1), WHO mengakui pada Oktober bahwa
penularan aerosol dapat terjadi dalam kondisi tertentu. Sebagai media
transmisi, aerosol jauh lebih kecil dibandingkan dengan tetesan pernapasan yang
lebih besar.

WHO menjelaskan bahwa penularan aerosol dapat terjadi di tempat tertentu,
khususnya di dalam ruangan, penuh ramai, dan lokasi yang tidak berventilasi
memadai. Di antara studi terbaru yang menunjukkan transmisi aerosol Covid-19
pada studi November 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Environment
International, mengungkap partikel dalam skala tetesan pernapasan umumnya
didefinisikan lebih besar dari 5 mikrometer.

Hal ini menjadi ancaman karena jika partikel aerosol juga mengandung jejak
vektor yang terinfeksi dari seseorang dengan Covid-19, maka risiko diserap oleh
orang lain lebih besar. Sebuah artikel dari Medium menampilkan ukuran aerosol
dan tetesan pernapasan dalam perspektif.

Baca Juga :  Ketahui Kapan Waktunya Rehat Berhubungan Ranjang

Rangkaian lingkaran konsentris dimulai dengan lingkaran berdiameter 1mm
yang diperbesar, kira-kira setara dengan ukuran kepala peniti atau kutu. Bahkan
lebih kecil lagi, dengan 500 mikrometer (amuba), 300 mikrometer (dustmite),
hingga diameter 0,1 mikrometer partikel SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan
Covid-19. Ini berarti bahwa ukuran partikel SARS-CoV-2 adalah sekitar
sepersepuluh dari rata-rata partikel aerosol.

Aerosol bersifat seperti asap, debu, atau kabut. Atau bahkan jauh lebih
kecil. Aerosol dapat bertahan di udara lebih lama dan menempuh jarak yang lebih
jauh. Maka penting untuk selalu memakai masker dengan benar.

VIRUS Korona bisa menular di dalam ruangan lewat udara
melalui aerosol. Berdasar itu, ketika di dalam ruangan dengan ventilasi yang
buruk, diyakini penularan antara orang ke orang akan cepat terjadi. Apalagi
jika tidak memakai masker atau memakai masker tidak sebagaimana mestinya.

Para ahli menyebut transmisi droplet biasanya berdiameter lebih dari 5
mikrometer. Tetesan yang lebih besar dari ini biasanya menempuh jarak terbatas
dari tubuh sebelum jatuh dan menetap di permukaan apa pun.

Dalam konteks Covid-19, jika seseorang berada dalam jarak satu meter dari
orang yang terinfeksi, dan yang terinfeksi mulai berbicara, batuk, atau bersin,
orang lain tersebut dapat menghirup tetesan tersebut dan berisiko terkena
infeksi juga. Oleh karena itu penting untuk menentukan jarak minimal 1 meter
dan penggunaan masker.

Cara penularan kedua adalah kontak dengan permukaan tempat tetesan
pernapasan dari orang yang terinfeksi beristirahat. Permukaan ini, disebut
fomites, menularkan penyakit setelah orang yang menyentuhnya kemudian menyentuh
mata, hidung, atau mulutnya. Maka penting untuk mencuci tangan pakai sabun.

Baca Juga :  4 Cara Mengatasi Depresi di Kantor

Dilansir dari Science Times, Jumat (1/1), WHO mengakui pada Oktober bahwa
penularan aerosol dapat terjadi dalam kondisi tertentu. Sebagai media
transmisi, aerosol jauh lebih kecil dibandingkan dengan tetesan pernapasan yang
lebih besar.

WHO menjelaskan bahwa penularan aerosol dapat terjadi di tempat tertentu,
khususnya di dalam ruangan, penuh ramai, dan lokasi yang tidak berventilasi
memadai. Di antara studi terbaru yang menunjukkan transmisi aerosol Covid-19
pada studi November 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Environment
International, mengungkap partikel dalam skala tetesan pernapasan umumnya
didefinisikan lebih besar dari 5 mikrometer.

Hal ini menjadi ancaman karena jika partikel aerosol juga mengandung jejak
vektor yang terinfeksi dari seseorang dengan Covid-19, maka risiko diserap oleh
orang lain lebih besar. Sebuah artikel dari Medium menampilkan ukuran aerosol
dan tetesan pernapasan dalam perspektif.

Baca Juga :  Ketahui Kapan Waktunya Rehat Berhubungan Ranjang

Rangkaian lingkaran konsentris dimulai dengan lingkaran berdiameter 1mm
yang diperbesar, kira-kira setara dengan ukuran kepala peniti atau kutu. Bahkan
lebih kecil lagi, dengan 500 mikrometer (amuba), 300 mikrometer (dustmite),
hingga diameter 0,1 mikrometer partikel SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan
Covid-19. Ini berarti bahwa ukuran partikel SARS-CoV-2 adalah sekitar
sepersepuluh dari rata-rata partikel aerosol.

Aerosol bersifat seperti asap, debu, atau kabut. Atau bahkan jauh lebih
kecil. Aerosol dapat bertahan di udara lebih lama dan menempuh jarak yang lebih
jauh. Maka penting untuk selalu memakai masker dengan benar.

Terpopuler

Artikel Terbaru