28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Apa Bedanya Sesak Napas karena Asma dan Covid-19? Ini Jawabannya

PROKALTENG.CO
– Sesak napas merupakan salah satu gejala yang muncul saat seseorang terinfeksi
Covid-19. Namun, asma juga merupakan penyakit yang menyerang saluran
pernafasan. Lalu, apa perbedaan sesak napas karena Covid-19 dan asma?

Yayasan
Asma dan Alergi Amerika Serikat (Asthma and Allergy Foundation of America
/AAFA) menyatakan, memang terdapat beberapa gejala serupa di antara kedua
penyakit pernapasan tersebut.

Menurut
bagan yang dibagikan AAFA melalui laman resminya, dikutip pada Rabu, lama
gejala sesak napas bagi pengidap asma bisa berlangsung dalam jangka waktu
singkat hingga berjam-jam. Sementara, sesak nafas karena virus corona (ringan
hingga sedang) mencapai 7-25 hari.

Sesak
napas pada pengidap asma napas disertai dengan batuk dan mengi, sedangkan
gejala Covid-19 tidak. Selanjutnya, mereka yang terinfeksi Covid-19 jarang
diawali oleh sesak napas, melainkan lebih ke sakit kepala, meriang, tidak enak
badan, demam, nyeri pada sendi, hingga kehilangan indera penciuman.

Baca Juga :  Ini 7 Cara Mengatasi Ketombe Yang Benar

Data
AAFA per 27 Januari 2021 tidak menunjukkan peningkatan risiko infeksi Covid-19
atau keparahan penyakit Covid-19 pada orang dengan asma.

Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya
mencantumkan asma sedang hingga parah sebagai faktor risiko yang mungkin untuk
penyakit Covid-19 yang parah. Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
asma bukanlah faktor risiko.

Meski
demikian, penderita asma harus berhati-hati ketika semua jenis penyakit
pernapasan menyebar di lingkungan mereka. Musim flu telah tiba, dan penderita
asma harus mendapatkan vaksinasi flu.

AAFA
mengatakan bahwa penderita asma dimungkinkan untuk tertular virus corona dan
flu pada saat yang bersamaan. Vaksinasi flu tersedia secara luas sekarang.

Baca Juga :  Tensi Tinggi, Waspada Preeklamsia saat Hamil Memasuki Usia 20 Minggu

Setelah
mendapatkan vaksinasi flu, dibutuhkan sekitar dua minggu bagi tubuh untuk
membangun kekebalan terhadap flu. AAFA mengigatkan, vaksinasi flu tidak akan melindungi
Anda dari Covid-19.

Meskipun
penderita asma tidak memiliki risiko tertinggi untuk Covid-19, tetap penting
untuk mengendalikan asma. Obat-obatan umum yang mungkin sudah dikonsumsi untuk
asma dan kondisi terkait disebut tidak meningkatkan risiko terkena Covid-19.

Menurut
AAFA, obat-obatan tersebut (sesuai resep dokter) penting untuk membantu
mengendalikan asma. Justru, risikonya lebih besar mengalami serangan asma jika
berhenti minum obat. Namun, jika penderita harus menggunakan nebulizer, batasi
jumlah orang di dalam ruangan atau gunakan sendiri di ruangan itu. 

PROKALTENG.CO
– Sesak napas merupakan salah satu gejala yang muncul saat seseorang terinfeksi
Covid-19. Namun, asma juga merupakan penyakit yang menyerang saluran
pernafasan. Lalu, apa perbedaan sesak napas karena Covid-19 dan asma?

Yayasan
Asma dan Alergi Amerika Serikat (Asthma and Allergy Foundation of America
/AAFA) menyatakan, memang terdapat beberapa gejala serupa di antara kedua
penyakit pernapasan tersebut.

Menurut
bagan yang dibagikan AAFA melalui laman resminya, dikutip pada Rabu, lama
gejala sesak napas bagi pengidap asma bisa berlangsung dalam jangka waktu
singkat hingga berjam-jam. Sementara, sesak nafas karena virus corona (ringan
hingga sedang) mencapai 7-25 hari.

Sesak
napas pada pengidap asma napas disertai dengan batuk dan mengi, sedangkan
gejala Covid-19 tidak. Selanjutnya, mereka yang terinfeksi Covid-19 jarang
diawali oleh sesak napas, melainkan lebih ke sakit kepala, meriang, tidak enak
badan, demam, nyeri pada sendi, hingga kehilangan indera penciuman.

Baca Juga :  Ini 7 Cara Mengatasi Ketombe Yang Benar

Data
AAFA per 27 Januari 2021 tidak menunjukkan peningkatan risiko infeksi Covid-19
atau keparahan penyakit Covid-19 pada orang dengan asma.

Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya
mencantumkan asma sedang hingga parah sebagai faktor risiko yang mungkin untuk
penyakit Covid-19 yang parah. Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
asma bukanlah faktor risiko.

Meski
demikian, penderita asma harus berhati-hati ketika semua jenis penyakit
pernapasan menyebar di lingkungan mereka. Musim flu telah tiba, dan penderita
asma harus mendapatkan vaksinasi flu.

AAFA
mengatakan bahwa penderita asma dimungkinkan untuk tertular virus corona dan
flu pada saat yang bersamaan. Vaksinasi flu tersedia secara luas sekarang.

Baca Juga :  Tensi Tinggi, Waspada Preeklamsia saat Hamil Memasuki Usia 20 Minggu

Setelah
mendapatkan vaksinasi flu, dibutuhkan sekitar dua minggu bagi tubuh untuk
membangun kekebalan terhadap flu. AAFA mengigatkan, vaksinasi flu tidak akan melindungi
Anda dari Covid-19.

Meskipun
penderita asma tidak memiliki risiko tertinggi untuk Covid-19, tetap penting
untuk mengendalikan asma. Obat-obatan umum yang mungkin sudah dikonsumsi untuk
asma dan kondisi terkait disebut tidak meningkatkan risiko terkena Covid-19.

Menurut
AAFA, obat-obatan tersebut (sesuai resep dokter) penting untuk membantu
mengendalikan asma. Justru, risikonya lebih besar mengalami serangan asma jika
berhenti minum obat. Namun, jika penderita harus menggunakan nebulizer, batasi
jumlah orang di dalam ruangan atau gunakan sendiri di ruangan itu. 

Terpopuler

Artikel Terbaru