28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pembiakan Molly Secara Selektif Menghasilkan Genetik Unik, Bernilai Jual Tinggi

Sebagian besar ikan molly dibiakkan secara selektif untuk menghasilkan variasi warna dan corak baru. Electric blue marble lyretail, misalnya. Jenis tersebut merupakan hasil hibrida yang dilakukan Mahendra Putra Sanjaya. Kini, dia juga tengah mengembangkan ikan molly ekor selendang atau veiltail.

Ikan berpostur mungil itu memiliki warna dan corak menarik. Kelebihan tersebut membuatnya populer di kalangan pencinta ikan hias. Variasi warna dan coraknya terus berkembang seiring kawin silang yang dilakukan para breeder. Namun, sejatinya, yang menjadi pembeda ikan molly adalah bentuk ekornya. ’’Ikan molly jenisnya cuma tiga, bergantung ekor.

Ada roundtail, lyretail, dan terbaru yang masih dikembangkan adalah veiltail. Kalau warna/corak, bergantung peternaknya,’’ tutur Mahendra Putra Sanjaya, breeder ikan molly.

Lyretail molly lebih banyak digandrungi karena bentuknya yang cantik. Ekornya meruncing menyerupai huruf U. Berbeda dengan ekor bulat pendek atau roundtail. Jenis lyretail juga terlihat lebih gagah daripada roundtail.

Baca Juga :  3 Fakta Menarik Bulan Rabiul Awal yang Harus Diketahui

’’Beberapa peternak ikan molly, termasuk saya, tengah mengembangkan bentuk ekor veiltail yang menyerupai selendang,’’ imbuh Mahendra.

Pembiakan molly secara selektif tak hanya menghasilkan genetik yang unik, tetapi juga bernilai jual tinggi. Mahendra biasa mengawinsilangkan ikan molly berbeda untuk   mendapatkan warna dan corak baru. ’’Electric blue itu salah satu warna molly baru hasil hibrida.

Di tempat saya, molly platinum yang albino paling banyak dicari. Harganya bisa Rp 200 ribu–Rp 300 ribu per pasang karena masih sangat jarang,’’ jelas owner @ republik_air itu. Perawatan molly terbilang sangat mudah. Ikan dengan nama Latin Poecilia sphenops itu juga tidak agresif sehingga bisa digabungkan dengan ikan lain. Akuarium pun tidak membutuhkan yang luas. Sebab, panjang molly dewasa antara 12–15 cm saja.

’’Makan minimal dua kali, pagi dan sore. Bisa pelet, cacing, apa pun, karena omnivora. Tidak membutuhkan banyak suplemen juga,’’ ungkap Mahendra. Yang terpenting, lanjut dia, ikan molly cukup mendapat sinar matahari dan makanan rutin. Sinar matahari juga mampu menangani penyakit white spot yang sering kali menyerang. Terdapat bintikbintik putih di tubuhnya akibat dari perubahan suhu yang signifikan.

Baca Juga :  Tips Minum Kopi Sehat: Batasi Porsi dan Pilih Waktu yang Tepat

’’Misalnya seperti saat ini. Kalau malam dingin sekali, sedangkan kalau siang panas sekali. Di musim pancaroba ini, biasanya molly terkena white spot,’’ ujarnya.

Jika sudah begitu, molly akan cenderung pasif. Lebih banyak diam di atas atau di bawah air. ’’Penanganannya bisa menggunakan garam ikan atau obat metil biru. Bisa juga dengan menempatkannya di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung,’’ tandasnya. (jpg/abw/kpg/ind)

Sebagian besar ikan molly dibiakkan secara selektif untuk menghasilkan variasi warna dan corak baru. Electric blue marble lyretail, misalnya. Jenis tersebut merupakan hasil hibrida yang dilakukan Mahendra Putra Sanjaya. Kini, dia juga tengah mengembangkan ikan molly ekor selendang atau veiltail.

Ikan berpostur mungil itu memiliki warna dan corak menarik. Kelebihan tersebut membuatnya populer di kalangan pencinta ikan hias. Variasi warna dan coraknya terus berkembang seiring kawin silang yang dilakukan para breeder. Namun, sejatinya, yang menjadi pembeda ikan molly adalah bentuk ekornya. ’’Ikan molly jenisnya cuma tiga, bergantung ekor.

Ada roundtail, lyretail, dan terbaru yang masih dikembangkan adalah veiltail. Kalau warna/corak, bergantung peternaknya,’’ tutur Mahendra Putra Sanjaya, breeder ikan molly.

Lyretail molly lebih banyak digandrungi karena bentuknya yang cantik. Ekornya meruncing menyerupai huruf U. Berbeda dengan ekor bulat pendek atau roundtail. Jenis lyretail juga terlihat lebih gagah daripada roundtail.

Baca Juga :  3 Fakta Menarik Bulan Rabiul Awal yang Harus Diketahui

’’Beberapa peternak ikan molly, termasuk saya, tengah mengembangkan bentuk ekor veiltail yang menyerupai selendang,’’ imbuh Mahendra.

Pembiakan molly secara selektif tak hanya menghasilkan genetik yang unik, tetapi juga bernilai jual tinggi. Mahendra biasa mengawinsilangkan ikan molly berbeda untuk   mendapatkan warna dan corak baru. ’’Electric blue itu salah satu warna molly baru hasil hibrida.

Di tempat saya, molly platinum yang albino paling banyak dicari. Harganya bisa Rp 200 ribu–Rp 300 ribu per pasang karena masih sangat jarang,’’ jelas owner @ republik_air itu. Perawatan molly terbilang sangat mudah. Ikan dengan nama Latin Poecilia sphenops itu juga tidak agresif sehingga bisa digabungkan dengan ikan lain. Akuarium pun tidak membutuhkan yang luas. Sebab, panjang molly dewasa antara 12–15 cm saja.

’’Makan minimal dua kali, pagi dan sore. Bisa pelet, cacing, apa pun, karena omnivora. Tidak membutuhkan banyak suplemen juga,’’ ungkap Mahendra. Yang terpenting, lanjut dia, ikan molly cukup mendapat sinar matahari dan makanan rutin. Sinar matahari juga mampu menangani penyakit white spot yang sering kali menyerang. Terdapat bintikbintik putih di tubuhnya akibat dari perubahan suhu yang signifikan.

Baca Juga :  Tips Minum Kopi Sehat: Batasi Porsi dan Pilih Waktu yang Tepat

’’Misalnya seperti saat ini. Kalau malam dingin sekali, sedangkan kalau siang panas sekali. Di musim pancaroba ini, biasanya molly terkena white spot,’’ ujarnya.

Jika sudah begitu, molly akan cenderung pasif. Lebih banyak diam di atas atau di bawah air. ’’Penanganannya bisa menggunakan garam ikan atau obat metil biru. Bisa juga dengan menempatkannya di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung,’’ tandasnya. (jpg/abw/kpg/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru