30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Soal Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia, Silakan Kalau Pilih Instan

JAKARTA-Timnas Indonesia U-19 kini mulai diminati
oleh banyak pemain keturunan nusantara yang berlaga di luar negeri. Namun, PSSI
menyerahkan kewenangan tersebut kepada  pelatih.

Seperti diketahui, Timnas Indonesia sedang bersiap
dua turnamen penting di depan mata, Piala Asia U-19 2020 dan Piala Dunia U-10
2021.

Timnas Indonesia U-19 yang akan turun di dua
turnamen besar tersebut, saat ini,  sedang menjalani pemusatan latihan di
Kroasia dan selanjutnya di Turki.

Selain menggodok pemain lokal, ternyata PSSI juga
menyiapkan Timnas Indonesia U-19 dengan wacana untuk membentuk tim dengan
berbagai cara, termasuk cara-cara luar biasa dan instan.

PSSI disebut akan mengoptimalkan pemain keturunan
Indonesia yang ada di luar negeri dan bahkan menaturalisasikan 
pemuda-pemuda Brasil. Jika naturalisasi mendapat pertentangan, menjangkau
pemain keturunan relatif tidak mendapat resistensi besar dari publik bola
Indonesia.

Di skuad Timnas Indonesia saat ini terdapat beberapa
nama pemain keturunan yang tersebar di level senior dan U-19. Bahkan, kini
disebut Timnas Indonesia, terutama U-19 mulai kebanjiran ‘lamaran’ dari
pemain-pemain keturunan darah Indonesia yang sedang berlaga di luar negeri.

Meski banyak pemain keturunan yang menyatakan hasrat
ingin memperkuat Timnas Indonesia U-19, PSSI mengatakan bahwa semua pemilihan
skuad diserahkan pada Shin Tae-yong. Terkini ada nama Elkan Baggott dan Jack
Brown yang saat ini masuk dalam daftar pemain Timnas Indonesia U-19 yang
langsung dilatih oleh Shin Tae-yong.

Namun, belum lama ini kembali ramai menjadi
perbincangan bahwa ada beberapa pemain yang bermain di Liga Belanda ataupun
Inggris bisa menjadi tambahan amunisi Timnas Indonesia U-19.

Teranyar, bek asal Inggris, Joseph Ferguson
Simatupang, mengungkapkan bahwa ia memiliki cita-cita untuk bisa bermain
memperkuat Timnas Indonesia U-19.

Terkait hal itu diungkapkan melalui akun Insta Story
milik Joseph Ferguson, Selasa (20/9/2020). Ia mengutarakan keinginan berduet
bersama dengan Bagus Kahfi di Timnas Indonesia U-19. Tak hanya itu, masih
banyak pemain lainnya yang keturunan Indonesia bermain untuk Timnas Indonesia
U-19.

Apalagi tim asuhan Shin Tae-yong itu tengah
dipersiapkan menghadapi Piala Dunia U-20 2021. Menanggapi hal ini, Pelaksana
Tugas (Plt) Sekjen PSSI, Yunus Nusi, mengatakan semua keputusan berada di
pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong.

“Pertama kan tentang skuad timnas itu kami serahkan
seluruhnya kepada pelatih,” kata Yunus Nusi  dihubungi, di Jakarta, Jumat
(25/9).

“Ketika itu menurut pelatih harus beberapa tempat
yang pemain harus diisi tidak ada di Indonesia, lalu siapa itu? Kami serahkan
ke coach Shin,” katanya.

Namun, terkait untuk pemain keturunan,  pria
yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu mengatakan,
pelatih asal Korea Selatan tersebut juga pasti mengetahui bagaimana
persyaratannya.

“Pelatih sudah tahu tentang itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, PSSI tidak ingin mengintervensi
Shin Tae-yong terkait pemain karena itu sepenuhnya menjadi keputusannya. Jika
memang nantinya pelatih berusia 51 tahun itu mengajukan pemain yang sudah
diperhatikan dan dibutuhkan untuk skuad Timnas Indonesia U-19, PSSI juga bakal
langsung memprosesnya.

“Makanya kami juga tidak terlalu mengintervensi
langsung tentang hal-hal ini, semua kami serahkan kepada Shin Tae-yong,” ungkap
Yunus Nusi.

“Ya kalau bagus seperti Elkan Baggott atau yang lain
ya kami ambil. Kami saring, kami usahakan, dan kami proses administrasinya,”
katanya

Baca Juga :  AMBISI BESAR

Beberapa waktu lalu, publik sepak bola Indonesia
geger dengan hadirnya lima pemain muda asal Brasil yang bergabung ke tiga klub
Liga 1 2020. Tiga klub yang menjadi tempat para pemain muda Brasil itu berlatih
adalah Persija Jakarta (dua pemain), Arema FC (dua pemain), dan Madura United
(satu pemain).

Fakta di lapangan itu pun disertai berbarengan
dengan wacana mengatakan bahwa lima pemain muda itu akan dinaturalisasi oleh
PSSI. PSSI disebut ingin menjadikan lima pemain asal Brasil tersebut untuk
memperkuat Timnas Indonesia U-19 yang akan berlaga di Piala Dunia U-20 2021.

Meskipun pada akhirnya wacana itu dibantah sendiri
oleh PSSI, kegaduhan sudah sempat terjadi di antara para pelaku sepak bola
nasional. Fakhri Husaini, mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 bahkan sempat
mengungkapkan kekesalannya lewat unggahan di akun Instagram pribadinya.

“Jika memang PSSI sudah kehilangan rasa percaya
dirinya terhadap para pemain lokal, serahkan saja status tuan rumah Piala Dunia
U-20 kepada negara lain,” tulis Fakhri pada 20 Agustus 2020 lalu.

Selain dari pelatih, beberapa pengamat sepak bola
dan bahkan pemain Timnas Indonesia sendiri mengkritik wacana naturalisasi
instan para pemuda Brasil itu untuk masuk skuad Garuda.

 

Atas wacana tersebut, PSSI pun disebut hanya
menambah gaduh situasi ditengah seretnya prestasi olahraga nasional, terutama
sepak bola dalam beberapa dekade terakhir.

Meski pada akhirnya membantah, PSSI secara tidak
langsung sudah menimbulkan situasi tidak kondusif di tubuh Timnas Indonesia
U-19.

Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia (FKSI),
Richard Achmad Supriyanto, menyatakan PSSI membuat kegaduhan terkait
naturalisasi pemain.

“Terkait naturalisasi itu sangat tidak relevan, PSSI
selalu bikin gaduh terkait naturalisasi ini,” kata Richard.

Richard menilai bahwa Indonesia saat ini sejatinya
tidak kekurangan bibit pemain muda yang sangat potensial.

Selaku federasi, PSSI seharusnya memaksimalkan
potensi lokal terlebih dahulu, alih-alih langsung mengambil opsi naturalisasi.

“PSSI tidak pernah percaya dengan potensi
pemain-pemain muda Indonesia. Padahal pemain muda kita hasil pembinaan cukup
bisa diandalkan,” tambahnya.

Di sisi lain, Richard tidak mempermasalahkan adanya
pemain keturunan di tim Garuda Nusantara saat ini.

Seperti diketahui, saat ini ada dua pemain
keturunan, Elkan Baggott dan Jack Brown, yang masuk dalam skuad pilihan Shin
Tae-yong.

Menurut Richard, pemain keturunan sah-sah saja
membela tim Merah Putih karena darah Indonesia yang mengalir dalam diri mereka.

“Kalau terkait pemain keturunan boleh-boleh saja
asalkan sesuai kebutuhan dan berdampak bagus hasilnya,” tutupnya.

Sampai saat ini, Indonesia mempunyai pemain
naturalisasi berjumlah sekitar  33 orang.

Pemain naturalisasi itu sejatinya diharapkan dapat
membantu kekuatan timnas Indonesia, sayang mereka lebih banyak di luar
ekspetasi.

Proses naturalisasi pemain asing menjadi WNI
seharusnya lebih ketat dan berdasar usia produktif sang pesepak bola.

Naturalisasi pemain memang menjadi salah satu role
model yang sedang gencar dilakukan Indonesia sejak 10 tahun terakhir.

Tidak lain, tentu proses naturalisasi pemain asing
jadi Warga Negara Indonesia (WNI) itu untuk memperkokoh skuad Garuda pada
turnamen level Asia Tenggara maupun Asia.

 

Naturalisasi ramai dibicarakan di Indonesia sejak
Cristian Gonzales memperkuat timnas Indonesia.

Pemain kelahiran Uruguay itu adalah pesepak bola
pertama yang mengajukan diri untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Ia
resmi berstatus WNI pada 3 November 2010.

Baca Juga :  Beruntung Memiliki Rossi

Setelah itu, beberapa pemain ikut dinaturalisasi.
Mereka antara lain: Kim Kurniawan, Diego Michiels, Raphael Maitimo, Jhonny van
Beukering, Tonnie Cussel, Sergio van Dijk, dan Greg Nwokolo.Lalu ada Stefano
Lilipaly, Ilija Spasojevic, Beto Goncalves, hingga Osas Saha.

Namun, jika dilihat dari prestasi timnas Indonesia
hingga kini, proses naturalisasi pemain memang belum menjadi dampak positif
bagi skuad Garuda.

Belakangan ini, menaturalisasi pemain asing kembali
berdengung. Pemain bertahan Persija Jakarta, Otavio Dutra menjadi pilar asing
yang resmi menjadi WNI.

Lelaki asal Brasil itu telah diambil sumpah di
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur di Surabaya, akhir
September 2019.

Selain, Otavio Dutra, kini gelandang Persija
Jakarta, Marc Klok yang sedang menjalani proses naturalisasi menjadi WNI.

Pada Maret 2020, pemain asal Belanda itu menjelaskan
berkas naturalisasinya saat ini berada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Namun, Klok belum mengetahui secara pasti kapan ia
bisa mendapat status WNI. Untuk persoalan itu, ia serahkan kepada wakil rakyat
Indonesia.

Sementara itu, beberapa pemain yang sudah dapat
naturalisasi juga bukan berarti kariernya akan cemerlang di Tanah Air. Tak
jarang, mereka juga yang harus menelan pil pahit.

Contohnya Jhonny van Beukering. Penyerang bertubuh
gempal itu harus menyelesaikan karier sepak bolanya pada usia 35 tahun. Hal itu
karena kariernya semakin meredup.

Sempat berseragam timnas Indonesia pada Piala AFF
2012, Van Baukering dilanda cedera, hingga akhirnya kariernya semakin menurun.

Pada saat mencicipi Liga Indonesia, catatan main
pemain ini bisa dibilang tidak terlalu mulus.

Terakhir, dia berkostum Pelita Jaya pada musim
2011-2012. Sayang, performa yang kurang maksimal, membuatnya memilih untuk pulang
ke kampung halamannya di Belanda.

Van Baukering sempat memperkuat FC Dordrecht (2012)
dan FC Presikhaaf (2013), sebelum memutuskan gantung sepatu pada usianya yang
ke-35.

Selain itu, ada juga kisah dari Tonnie Cussel,
pemain asal Belanda ini juga satu angkatan Van Baukering di timnas Indonesia
pada Piala AFF 2012.

Cussel dinilai banyak pihak tidak dapat melihatkan
performa yang apik. Kontribusinya di dalam tim yang minim membuat dirinya
tersingkir.

Pemain kelahiran Belanda ini sempat berseragam
Barito Putera. Dia hanya dapat lima kesempatan bermain di laga awal musim.
Namun, Cussel belum bisa beradaptasi dengan baik dalam sepak bola Tanah Air.

Kabar terakhir, dia juga kembali ke Belanda untuk
bermain dengan tim Nieuw Utrecht pada 2014-2015. Saat ini, belum ada kabar
terbaru tentang dirinya. (*)

 

Daftar
Pesepak Bola Naturalisasi Indonesia.

Dari Eropa: Jhon van Beukering, Ilija Spasojevic,
Tonnie Cusell, Sergio van Dijk, Kim Kurniawan, Stefano Lilipaly, Raphael
Maitimo, Diego Michiels, Ezra Walian, Nol van der Vin,

Dari Afrika: Esaiah Pello Benson, Fassawa Camara,
Sackie Doe, Bruno Casimir, Mamadou Diallo, Herman Dzumafo, Zoubairou Garba,
Mohammadou Al Hadji, Victor Igbonefo, OK John, Greg Nwokolo, Guy Junior Ondoua,
Bio Paulin, Osas Saha, Egwuatu Godstime Ouseloka, Mufilutau Opeyemi Ogunsola

Dari Amerika Selatan: Fabiano Beltrame, Otávio Dutra,
Sílvio Escobar, Beto Gonçalves, Cristian Gonzáles, Esteban Vizcarra

Dari
Asia: Yoo Jae-hoon

 

JAKARTA-Timnas Indonesia U-19 kini mulai diminati
oleh banyak pemain keturunan nusantara yang berlaga di luar negeri. Namun, PSSI
menyerahkan kewenangan tersebut kepada  pelatih.

Seperti diketahui, Timnas Indonesia sedang bersiap
dua turnamen penting di depan mata, Piala Asia U-19 2020 dan Piala Dunia U-10
2021.

Timnas Indonesia U-19 yang akan turun di dua
turnamen besar tersebut, saat ini,  sedang menjalani pemusatan latihan di
Kroasia dan selanjutnya di Turki.

Selain menggodok pemain lokal, ternyata PSSI juga
menyiapkan Timnas Indonesia U-19 dengan wacana untuk membentuk tim dengan
berbagai cara, termasuk cara-cara luar biasa dan instan.

PSSI disebut akan mengoptimalkan pemain keturunan
Indonesia yang ada di luar negeri dan bahkan menaturalisasikan 
pemuda-pemuda Brasil. Jika naturalisasi mendapat pertentangan, menjangkau
pemain keturunan relatif tidak mendapat resistensi besar dari publik bola
Indonesia.

Di skuad Timnas Indonesia saat ini terdapat beberapa
nama pemain keturunan yang tersebar di level senior dan U-19. Bahkan, kini
disebut Timnas Indonesia, terutama U-19 mulai kebanjiran ‘lamaran’ dari
pemain-pemain keturunan darah Indonesia yang sedang berlaga di luar negeri.

Meski banyak pemain keturunan yang menyatakan hasrat
ingin memperkuat Timnas Indonesia U-19, PSSI mengatakan bahwa semua pemilihan
skuad diserahkan pada Shin Tae-yong. Terkini ada nama Elkan Baggott dan Jack
Brown yang saat ini masuk dalam daftar pemain Timnas Indonesia U-19 yang
langsung dilatih oleh Shin Tae-yong.

Namun, belum lama ini kembali ramai menjadi
perbincangan bahwa ada beberapa pemain yang bermain di Liga Belanda ataupun
Inggris bisa menjadi tambahan amunisi Timnas Indonesia U-19.

Teranyar, bek asal Inggris, Joseph Ferguson
Simatupang, mengungkapkan bahwa ia memiliki cita-cita untuk bisa bermain
memperkuat Timnas Indonesia U-19.

Terkait hal itu diungkapkan melalui akun Insta Story
milik Joseph Ferguson, Selasa (20/9/2020). Ia mengutarakan keinginan berduet
bersama dengan Bagus Kahfi di Timnas Indonesia U-19. Tak hanya itu, masih
banyak pemain lainnya yang keturunan Indonesia bermain untuk Timnas Indonesia
U-19.

Apalagi tim asuhan Shin Tae-yong itu tengah
dipersiapkan menghadapi Piala Dunia U-20 2021. Menanggapi hal ini, Pelaksana
Tugas (Plt) Sekjen PSSI, Yunus Nusi, mengatakan semua keputusan berada di
pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong.

“Pertama kan tentang skuad timnas itu kami serahkan
seluruhnya kepada pelatih,” kata Yunus Nusi  dihubungi, di Jakarta, Jumat
(25/9).

“Ketika itu menurut pelatih harus beberapa tempat
yang pemain harus diisi tidak ada di Indonesia, lalu siapa itu? Kami serahkan
ke coach Shin,” katanya.

Namun, terkait untuk pemain keturunan,  pria
yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu mengatakan,
pelatih asal Korea Selatan tersebut juga pasti mengetahui bagaimana
persyaratannya.

“Pelatih sudah tahu tentang itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, PSSI tidak ingin mengintervensi
Shin Tae-yong terkait pemain karena itu sepenuhnya menjadi keputusannya. Jika
memang nantinya pelatih berusia 51 tahun itu mengajukan pemain yang sudah
diperhatikan dan dibutuhkan untuk skuad Timnas Indonesia U-19, PSSI juga bakal
langsung memprosesnya.

“Makanya kami juga tidak terlalu mengintervensi
langsung tentang hal-hal ini, semua kami serahkan kepada Shin Tae-yong,” ungkap
Yunus Nusi.

“Ya kalau bagus seperti Elkan Baggott atau yang lain
ya kami ambil. Kami saring, kami usahakan, dan kami proses administrasinya,”
katanya

Baca Juga :  AMBISI BESAR

Beberapa waktu lalu, publik sepak bola Indonesia
geger dengan hadirnya lima pemain muda asal Brasil yang bergabung ke tiga klub
Liga 1 2020. Tiga klub yang menjadi tempat para pemain muda Brasil itu berlatih
adalah Persija Jakarta (dua pemain), Arema FC (dua pemain), dan Madura United
(satu pemain).

Fakta di lapangan itu pun disertai berbarengan
dengan wacana mengatakan bahwa lima pemain muda itu akan dinaturalisasi oleh
PSSI. PSSI disebut ingin menjadikan lima pemain asal Brasil tersebut untuk
memperkuat Timnas Indonesia U-19 yang akan berlaga di Piala Dunia U-20 2021.

Meskipun pada akhirnya wacana itu dibantah sendiri
oleh PSSI, kegaduhan sudah sempat terjadi di antara para pelaku sepak bola
nasional. Fakhri Husaini, mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 bahkan sempat
mengungkapkan kekesalannya lewat unggahan di akun Instagram pribadinya.

“Jika memang PSSI sudah kehilangan rasa percaya
dirinya terhadap para pemain lokal, serahkan saja status tuan rumah Piala Dunia
U-20 kepada negara lain,” tulis Fakhri pada 20 Agustus 2020 lalu.

Selain dari pelatih, beberapa pengamat sepak bola
dan bahkan pemain Timnas Indonesia sendiri mengkritik wacana naturalisasi
instan para pemuda Brasil itu untuk masuk skuad Garuda.

 

Atas wacana tersebut, PSSI pun disebut hanya
menambah gaduh situasi ditengah seretnya prestasi olahraga nasional, terutama
sepak bola dalam beberapa dekade terakhir.

Meski pada akhirnya membantah, PSSI secara tidak
langsung sudah menimbulkan situasi tidak kondusif di tubuh Timnas Indonesia
U-19.

Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia (FKSI),
Richard Achmad Supriyanto, menyatakan PSSI membuat kegaduhan terkait
naturalisasi pemain.

“Terkait naturalisasi itu sangat tidak relevan, PSSI
selalu bikin gaduh terkait naturalisasi ini,” kata Richard.

Richard menilai bahwa Indonesia saat ini sejatinya
tidak kekurangan bibit pemain muda yang sangat potensial.

Selaku federasi, PSSI seharusnya memaksimalkan
potensi lokal terlebih dahulu, alih-alih langsung mengambil opsi naturalisasi.

“PSSI tidak pernah percaya dengan potensi
pemain-pemain muda Indonesia. Padahal pemain muda kita hasil pembinaan cukup
bisa diandalkan,” tambahnya.

Di sisi lain, Richard tidak mempermasalahkan adanya
pemain keturunan di tim Garuda Nusantara saat ini.

Seperti diketahui, saat ini ada dua pemain
keturunan, Elkan Baggott dan Jack Brown, yang masuk dalam skuad pilihan Shin
Tae-yong.

Menurut Richard, pemain keturunan sah-sah saja
membela tim Merah Putih karena darah Indonesia yang mengalir dalam diri mereka.

“Kalau terkait pemain keturunan boleh-boleh saja
asalkan sesuai kebutuhan dan berdampak bagus hasilnya,” tutupnya.

Sampai saat ini, Indonesia mempunyai pemain
naturalisasi berjumlah sekitar  33 orang.

Pemain naturalisasi itu sejatinya diharapkan dapat
membantu kekuatan timnas Indonesia, sayang mereka lebih banyak di luar
ekspetasi.

Proses naturalisasi pemain asing menjadi WNI
seharusnya lebih ketat dan berdasar usia produktif sang pesepak bola.

Naturalisasi pemain memang menjadi salah satu role
model yang sedang gencar dilakukan Indonesia sejak 10 tahun terakhir.

Tidak lain, tentu proses naturalisasi pemain asing
jadi Warga Negara Indonesia (WNI) itu untuk memperkokoh skuad Garuda pada
turnamen level Asia Tenggara maupun Asia.

 

Naturalisasi ramai dibicarakan di Indonesia sejak
Cristian Gonzales memperkuat timnas Indonesia.

Pemain kelahiran Uruguay itu adalah pesepak bola
pertama yang mengajukan diri untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Ia
resmi berstatus WNI pada 3 November 2010.

Baca Juga :  Beruntung Memiliki Rossi

Setelah itu, beberapa pemain ikut dinaturalisasi.
Mereka antara lain: Kim Kurniawan, Diego Michiels, Raphael Maitimo, Jhonny van
Beukering, Tonnie Cussel, Sergio van Dijk, dan Greg Nwokolo.Lalu ada Stefano
Lilipaly, Ilija Spasojevic, Beto Goncalves, hingga Osas Saha.

Namun, jika dilihat dari prestasi timnas Indonesia
hingga kini, proses naturalisasi pemain memang belum menjadi dampak positif
bagi skuad Garuda.

Belakangan ini, menaturalisasi pemain asing kembali
berdengung. Pemain bertahan Persija Jakarta, Otavio Dutra menjadi pilar asing
yang resmi menjadi WNI.

Lelaki asal Brasil itu telah diambil sumpah di
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur di Surabaya, akhir
September 2019.

Selain, Otavio Dutra, kini gelandang Persija
Jakarta, Marc Klok yang sedang menjalani proses naturalisasi menjadi WNI.

Pada Maret 2020, pemain asal Belanda itu menjelaskan
berkas naturalisasinya saat ini berada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Namun, Klok belum mengetahui secara pasti kapan ia
bisa mendapat status WNI. Untuk persoalan itu, ia serahkan kepada wakil rakyat
Indonesia.

Sementara itu, beberapa pemain yang sudah dapat
naturalisasi juga bukan berarti kariernya akan cemerlang di Tanah Air. Tak
jarang, mereka juga yang harus menelan pil pahit.

Contohnya Jhonny van Beukering. Penyerang bertubuh
gempal itu harus menyelesaikan karier sepak bolanya pada usia 35 tahun. Hal itu
karena kariernya semakin meredup.

Sempat berseragam timnas Indonesia pada Piala AFF
2012, Van Baukering dilanda cedera, hingga akhirnya kariernya semakin menurun.

Pada saat mencicipi Liga Indonesia, catatan main
pemain ini bisa dibilang tidak terlalu mulus.

Terakhir, dia berkostum Pelita Jaya pada musim
2011-2012. Sayang, performa yang kurang maksimal, membuatnya memilih untuk pulang
ke kampung halamannya di Belanda.

Van Baukering sempat memperkuat FC Dordrecht (2012)
dan FC Presikhaaf (2013), sebelum memutuskan gantung sepatu pada usianya yang
ke-35.

Selain itu, ada juga kisah dari Tonnie Cussel,
pemain asal Belanda ini juga satu angkatan Van Baukering di timnas Indonesia
pada Piala AFF 2012.

Cussel dinilai banyak pihak tidak dapat melihatkan
performa yang apik. Kontribusinya di dalam tim yang minim membuat dirinya
tersingkir.

Pemain kelahiran Belanda ini sempat berseragam
Barito Putera. Dia hanya dapat lima kesempatan bermain di laga awal musim.
Namun, Cussel belum bisa beradaptasi dengan baik dalam sepak bola Tanah Air.

Kabar terakhir, dia juga kembali ke Belanda untuk
bermain dengan tim Nieuw Utrecht pada 2014-2015. Saat ini, belum ada kabar
terbaru tentang dirinya. (*)

 

Daftar
Pesepak Bola Naturalisasi Indonesia.

Dari Eropa: Jhon van Beukering, Ilija Spasojevic,
Tonnie Cusell, Sergio van Dijk, Kim Kurniawan, Stefano Lilipaly, Raphael
Maitimo, Diego Michiels, Ezra Walian, Nol van der Vin,

Dari Afrika: Esaiah Pello Benson, Fassawa Camara,
Sackie Doe, Bruno Casimir, Mamadou Diallo, Herman Dzumafo, Zoubairou Garba,
Mohammadou Al Hadji, Victor Igbonefo, OK John, Greg Nwokolo, Guy Junior Ondoua,
Bio Paulin, Osas Saha, Egwuatu Godstime Ouseloka, Mufilutau Opeyemi Ogunsola

Dari Amerika Selatan: Fabiano Beltrame, Otávio Dutra,
Sílvio Escobar, Beto Gonçalves, Cristian Gonzáles, Esteban Vizcarra

Dari
Asia: Yoo Jae-hoon

 

Terpopuler

Artikel Terbaru