30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Digoyang Isu Pemecatan

 

Musim pertama
baru berjalan empat giornata. Tapi, Marco Giampaolo sudah digoyang isu terkait
masa depannya di AC Milan. Terlebih, Giampaolo telah merasakan kekalahan
pertama dalam Derby della Madonnina kemarin WIB (22/9). Salah satu koran
olahraga yang berbasis di Turin, Tuttosport, yang pertama mengungkapnya.
’’Giampaolo akan menghitung hari,’’ tulis Tuttosport dalam artikelnya.

Ya, mantan pelatih Sampdoria itu diyakini hanya diberi
waktu yang singkat oleh petinggi Rossoneri, julukan Milan. Kabarnya, dia hanya
diberi kesempatan untuk membawa Alessio Romagnoli dkk merasakan kemenangan lagi
di tiga giornata ke depan. Diawali laga tandang kontra Torino (27/9), lalu
menjamu Fiorentina di San Siro (30/9), dan saat ’’pulang” ke Stadio Luigi
Ferraris menantang Genoa (6/10). ”Jabatannya bergantung dari capaian Milan
sepanjang periode itu,’’ imbuh Tuttosport.

Baca Juga :  Sejarah, Pasangan Bapak-Anak Bikin Gol di Euro

Nasib Giampaolo bisa seperti Oscar Washington Tabarez. El
Maestro –julukan Tabarez– dipecat sebagai juru taktik Milan pada 1 Desember
1996. Tabarez saat itu dipecat setelah gagal memenangi derbi Milan. Bedanya,
saat itu Milan masih mampu menahan Inter 1-1 pada 24 November 1996 atau sepekan
sebelum didepak dari Milanello, kamp latihan Milan.

Giampaolo, disebut media-media Italia, lambat dalam
menentukan skuad terbaik. Termasuk saat dia menentukan starting eleven dalam
derbi kemarin. ’’Sampai menit-menit akhir dia baru mampu menentukannya,’’ tulis
Sky Sport Italia. Itu pun belum 100 persen maksimal. Gara-gara itu, dia sampai
dikritisi mantan Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Slavini.

Termasuk keputusannya memasang Lucas Biglia. ’’Bahkan,
aku merasa sudah cukup untuk tetap duduk di tribun ketika tendangan bebas Lucas
mengarah ke Curva Sud,’’ ungkap Slavini kepada Telelombardia. ’’Ricardo
mengerikan, Suso pun belum pernah main dalam waktu yang lama. Di laga ini,
Rafael Leao jadi satu-satunya hal positif,’’ imbuh Slavini dalam kritiknya.
’’Baru kali ini aku meninggalkan stadion lebih awal dalam laga derbi,’’
ungkapnya.

Baca Juga :  Hajar Momota, Ginting ke Perempat Final French Open 2019

Menurut Giampaolo, kekalahan tersebut terjadi lantaran
pemain Inter lebih berpengalaman daripada anak asuhnya. ’’Kami mengawali laga
dengan ragu-ragu,’’ klaim Giampaolo kepada DAZN. ’’Saat bereaksi setelah
kemasukan, pemain-pemain malah bereaksi secara emosional,’’ imbuhnya.(ren/dns/kpc)

 

Musim pertama
baru berjalan empat giornata. Tapi, Marco Giampaolo sudah digoyang isu terkait
masa depannya di AC Milan. Terlebih, Giampaolo telah merasakan kekalahan
pertama dalam Derby della Madonnina kemarin WIB (22/9). Salah satu koran
olahraga yang berbasis di Turin, Tuttosport, yang pertama mengungkapnya.
’’Giampaolo akan menghitung hari,’’ tulis Tuttosport dalam artikelnya.

Ya, mantan pelatih Sampdoria itu diyakini hanya diberi
waktu yang singkat oleh petinggi Rossoneri, julukan Milan. Kabarnya, dia hanya
diberi kesempatan untuk membawa Alessio Romagnoli dkk merasakan kemenangan lagi
di tiga giornata ke depan. Diawali laga tandang kontra Torino (27/9), lalu
menjamu Fiorentina di San Siro (30/9), dan saat ’’pulang” ke Stadio Luigi
Ferraris menantang Genoa (6/10). ”Jabatannya bergantung dari capaian Milan
sepanjang periode itu,’’ imbuh Tuttosport.

Baca Juga :  Sejarah, Pasangan Bapak-Anak Bikin Gol di Euro

Nasib Giampaolo bisa seperti Oscar Washington Tabarez. El
Maestro –julukan Tabarez– dipecat sebagai juru taktik Milan pada 1 Desember
1996. Tabarez saat itu dipecat setelah gagal memenangi derbi Milan. Bedanya,
saat itu Milan masih mampu menahan Inter 1-1 pada 24 November 1996 atau sepekan
sebelum didepak dari Milanello, kamp latihan Milan.

Giampaolo, disebut media-media Italia, lambat dalam
menentukan skuad terbaik. Termasuk saat dia menentukan starting eleven dalam
derbi kemarin. ’’Sampai menit-menit akhir dia baru mampu menentukannya,’’ tulis
Sky Sport Italia. Itu pun belum 100 persen maksimal. Gara-gara itu, dia sampai
dikritisi mantan Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Slavini.

Termasuk keputusannya memasang Lucas Biglia. ’’Bahkan,
aku merasa sudah cukup untuk tetap duduk di tribun ketika tendangan bebas Lucas
mengarah ke Curva Sud,’’ ungkap Slavini kepada Telelombardia. ’’Ricardo
mengerikan, Suso pun belum pernah main dalam waktu yang lama. Di laga ini,
Rafael Leao jadi satu-satunya hal positif,’’ imbuh Slavini dalam kritiknya.
’’Baru kali ini aku meninggalkan stadion lebih awal dalam laga derbi,’’
ungkapnya.

Baca Juga :  Hajar Momota, Ginting ke Perempat Final French Open 2019

Menurut Giampaolo, kekalahan tersebut terjadi lantaran
pemain Inter lebih berpengalaman daripada anak asuhnya. ’’Kami mengawali laga
dengan ragu-ragu,’’ klaim Giampaolo kepada DAZN. ’’Saat bereaksi setelah
kemasukan, pemain-pemain malah bereaksi secara emosional,’’ imbuhnya.(ren/dns/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru