30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Menakar Peluang Luka Jovic

MADRID– Kedatangan Luka Jovic ke Real Madrid
dimaksudkan agar pelatih Zinedine Zidane punya lebih banyak opsi di lini depan.
Sekaligus menciptakan kompetisi yang sehat. Bukan tidak mungkin, pemain asal
Serbia itu menjadi suksesor Karim Benzema.
Di atas kertas, asumsi tersebut masuk akal. Usia Jovic masih 21 tahun. Sepuluh
tahun lebih muda dari Coco, julukan Benzema. Kebetulan, musim ini adalah masa
bakti Benzema yang ke-10 tahun dengan kostum Real.
Tapi, berkaca dari sedekade Benzema bersama Los Merengues, Jovic yang dibeli
Real dari Eintracht Frankfurt seharga EUR 60 juta (Rp 958,35 miliar) itu layak
waspada. Sebab, banyak striker yang harus tersingkir dari Real karena gagal
bersaing dengan Benzema. Termasuk pangeran Madrid sendiri, Raul Gonzalez (lihat
grafis). Meskipun, kepergian dia disertai alasan lain juga. 
Apalagi, catatan pramusim Jovic tidak sesuai harapan. Dari 6 laga pramusim Real
sejauh ini, pemain yang dibesarkan Red Star Belgrade itu hanya turun dalam 3
pertandingan. Total, dia bermain selama 91 menit tanpa gol. Itu diperparah
dengan cedera engkel yang didapatnya saat Real dibantai 3-7 oleh Atletico
Madrid pada ICC (International Champions Cup).
Di sisi lain, performa Benzema selama pramusim justru stabil. Striker asal
Prancis itu mencetak 4 gol dari 6 laga pramusim. Fisiknya, meski sudah 31
tahun, masih prima.
Para penggawa Real optimistis Jovic bisa berbuat sesuatu untuk mereka musim
ini. “Jovic? Dia sudah terintegrasi dengan baik. Hanya, dia bernasib buruk
dengan cedera,” ucap gelandang Toni Kroos kepada Marca. ”Tapi, dia adalah
opsi yang akan membuat kami lebih kuat dengan kemampuannya mencetak gol,”
yakin dia.
Tapi, andai Jovic mampu menghasilkan banyak gol sekali pun, itu bukan jaminan
dia bisa mengudeta singgasana Benzema. Kasus Gonzalo Higuain bisa dijadikan
rujukan. Sejak Benzema datang pada 2009, dia tak pernah lagi jadi opsi utama.

Meski jumlah rata-rata gol per musim El Pipita—sebutan Benzema—mencapai 17 gol,
dia tetap ditendang ke Napoli pada 2013. Itu setelah menghabiskan
bertahun-tahun bermain dari bench. Kala itu, rata-rata gol Benzema selama
2009-2013 mencapai 21 gol. Hebatnya, hingga kini, rerata gol Benzema stabil di
angka 21 hingga 22. So… Jovic memang punya PR berat. Sungguh-sungguh berat.
(io/na/jpg)

Baca Juga :  Pemasukan Seret, Pencairan Dana dari Sponsor Juga Tertahan

MADRID– Kedatangan Luka Jovic ke Real Madrid
dimaksudkan agar pelatih Zinedine Zidane punya lebih banyak opsi di lini depan.
Sekaligus menciptakan kompetisi yang sehat. Bukan tidak mungkin, pemain asal
Serbia itu menjadi suksesor Karim Benzema.
Di atas kertas, asumsi tersebut masuk akal. Usia Jovic masih 21 tahun. Sepuluh
tahun lebih muda dari Coco, julukan Benzema. Kebetulan, musim ini adalah masa
bakti Benzema yang ke-10 tahun dengan kostum Real.
Tapi, berkaca dari sedekade Benzema bersama Los Merengues, Jovic yang dibeli
Real dari Eintracht Frankfurt seharga EUR 60 juta (Rp 958,35 miliar) itu layak
waspada. Sebab, banyak striker yang harus tersingkir dari Real karena gagal
bersaing dengan Benzema. Termasuk pangeran Madrid sendiri, Raul Gonzalez (lihat
grafis). Meskipun, kepergian dia disertai alasan lain juga. 
Apalagi, catatan pramusim Jovic tidak sesuai harapan. Dari 6 laga pramusim Real
sejauh ini, pemain yang dibesarkan Red Star Belgrade itu hanya turun dalam 3
pertandingan. Total, dia bermain selama 91 menit tanpa gol. Itu diperparah
dengan cedera engkel yang didapatnya saat Real dibantai 3-7 oleh Atletico
Madrid pada ICC (International Champions Cup).
Di sisi lain, performa Benzema selama pramusim justru stabil. Striker asal
Prancis itu mencetak 4 gol dari 6 laga pramusim. Fisiknya, meski sudah 31
tahun, masih prima.
Para penggawa Real optimistis Jovic bisa berbuat sesuatu untuk mereka musim
ini. “Jovic? Dia sudah terintegrasi dengan baik. Hanya, dia bernasib buruk
dengan cedera,” ucap gelandang Toni Kroos kepada Marca. ”Tapi, dia adalah
opsi yang akan membuat kami lebih kuat dengan kemampuannya mencetak gol,”
yakin dia.
Tapi, andai Jovic mampu menghasilkan banyak gol sekali pun, itu bukan jaminan
dia bisa mengudeta singgasana Benzema. Kasus Gonzalo Higuain bisa dijadikan
rujukan. Sejak Benzema datang pada 2009, dia tak pernah lagi jadi opsi utama.

Meski jumlah rata-rata gol per musim El Pipita—sebutan Benzema—mencapai 17 gol,
dia tetap ditendang ke Napoli pada 2013. Itu setelah menghabiskan
bertahun-tahun bermain dari bench. Kala itu, rata-rata gol Benzema selama
2009-2013 mencapai 21 gol. Hebatnya, hingga kini, rerata gol Benzema stabil di
angka 21 hingga 22. So… Jovic memang punya PR berat. Sungguh-sungguh berat.
(io/na/jpg)

Baca Juga :  Pemasukan Seret, Pencairan Dana dari Sponsor Juga Tertahan

Terpopuler

Artikel Terbaru