33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Membelot Tidak Boleh Terjadi, Namun Realitanya Itu Sering Terjadi

PALANGKA
RAYA
Tak dapat dimungkiri
bahwa
sebagian kader tidak bisa menyembunyikan
kekecewaannya atas keputusan
dewan pimpinan pusat (DPP) dalam memutuskan jagoan pada pilkada kali ini. Terlebih ketika sosok yang ditunjuk bukan
orang dekat maupun figur pilihan.

Meski demikian, rekomendasi yang sudah diturunkan tidak mungkin dibatalkan lagi. Suka tak suka setiap kader mesti patuh
pada
keputusan yang dibuat. Wajib all out atau totalitas mendukung untuk memenangi calon yang
diusung. Jika tidak
, maka sanksi tegas bahkan berujung pemecatan bisa dialami oknum kader yang dinilai membangkang.

Melihat kondisi ini, Pemerhati Politik
Kalteng Ahmad Syar’i mengatakan
, terkait
kemungkinan adanya kader yang membelot dari partainya, itu sudah biasa terjadi.
“Dalam konteks disiplin
partai, sesungguhnya peristiwa membelot tidak boleh terjadi, namun realitanya
itu sering terjadi
,” katanya kepada Kalteng Pos
(Grup Kaltengpo.co)
, Kamis (10/9).

Baca Juga :  Ini Komposisi Kabinet Jokowi 2019-2014

Dilihat dari kepemimpinan partai, menurut mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kalteng ini,
ada dua kemungkinan yang dapat teradi yaitu
jika partai menerapkan disiplinan organisasi, maka kemungkinan terjadi
pemecatan terhadap yang membelot.
“Selain itu jika pimpinan partai
berupaya memaklumi anggota yang membelot, anggota tersebut akan aman
,” terangnya.

Hanya
saja dari sisi citra partai di mata masyarakat menjadi kurang baik. Dilihat
dari keanggotaan partai, sikap dan prilaku “membelot” oleh
anggotanya, kadang kadang terpaksa harus terjadi, namun demikian kemungkinan
adanya resiko sanksi, memang harus diterima.

PALANGKA
RAYA
Tak dapat dimungkiri
bahwa
sebagian kader tidak bisa menyembunyikan
kekecewaannya atas keputusan
dewan pimpinan pusat (DPP) dalam memutuskan jagoan pada pilkada kali ini. Terlebih ketika sosok yang ditunjuk bukan
orang dekat maupun figur pilihan.

Meski demikian, rekomendasi yang sudah diturunkan tidak mungkin dibatalkan lagi. Suka tak suka setiap kader mesti patuh
pada
keputusan yang dibuat. Wajib all out atau totalitas mendukung untuk memenangi calon yang
diusung. Jika tidak
, maka sanksi tegas bahkan berujung pemecatan bisa dialami oknum kader yang dinilai membangkang.

Melihat kondisi ini, Pemerhati Politik
Kalteng Ahmad Syar’i mengatakan
, terkait
kemungkinan adanya kader yang membelot dari partainya, itu sudah biasa terjadi.
“Dalam konteks disiplin
partai, sesungguhnya peristiwa membelot tidak boleh terjadi, namun realitanya
itu sering terjadi
,” katanya kepada Kalteng Pos
(Grup Kaltengpo.co)
, Kamis (10/9).

Baca Juga :  Ini Komposisi Kabinet Jokowi 2019-2014

Dilihat dari kepemimpinan partai, menurut mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kalteng ini,
ada dua kemungkinan yang dapat teradi yaitu
jika partai menerapkan disiplinan organisasi, maka kemungkinan terjadi
pemecatan terhadap yang membelot.
“Selain itu jika pimpinan partai
berupaya memaklumi anggota yang membelot, anggota tersebut akan aman
,” terangnya.

Hanya
saja dari sisi citra partai di mata masyarakat menjadi kurang baik. Dilihat
dari keanggotaan partai, sikap dan prilaku “membelot” oleh
anggotanya, kadang kadang terpaksa harus terjadi, namun demikian kemungkinan
adanya resiko sanksi, memang harus diterima.

Terpopuler

Artikel Terbaru