28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Merantau untuk Cari Kerja, Sehari-hari Tinggal di Pasar Gembira

Mengadu nasib di kota
orang tak selalu berujung mulus. Buktinya, M Sucitro, warga Nanga Bulik,
Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau ini justru terlantar di Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara (Batara). Bukannya mendapatkan pekerjaan, kini ia
terbaring sakit di RSUD Muara Teweh.

==============

KAMIS (13/6), M Subitro
terpaksa dilarikan ke RSUD Muara Teweh, Kabupaten Batara. Lantaran, didiagnosa
mengalami penyakit yang parah. Kondisi badannya pun terlihat begitu kurus. Ia
harus dirawat di ruang ICU rumah sakit.

Berbeda dengan pasien
yang lain yang didampingi oleh pihak keluarga ketika sakit, pria yang berusia
66 tahun ini malah sebaliknya. Ia tanpa didampingi oleh satupun anggota
keluarga hingga hari ini, sabtu (15/6). Ia kini terlantar tanpa satupun sanak
saudara.

“Pasien atas nama
M Subitro masuk rumah sakit pada Kamis, (13/6) sekitar pukul 21.12 wib. Pasien
diantar kesini karena sakit yang cukup parah, sehingga dirawat ke ruang ICU
lantai 3,” Kata Humas RSUD Muara Teweh, Agus Redha, Sabtu (15/6).

Baca Juga :  Aktif Patroli ! Dishub Tertibkan Keberadaan Gepeng, Asongan dan Pengam

Menurut informasi, pasien
tersebut memang sengaja ke Muara Teweh untuk merantau mencari kerja. Selama ini
diketahui, dirinya tidur di kawasan pasar gembira.

Pihak rumah sakit mengakui,
akan tetap dan pasti terus melayani dan memberikan pelayanan dan pengobatan yang
terbaik dan selayaknya kepada pasien. Apalagi merupakan kewajiban untuk
melayani masyarakat.

“Sekarang sudah kami
koordinasi ke pihak Dinas Sosial PMD Batara via telepon, Senin (17/6) kami juga
koordinasi kembali ke kantor ke Dinas Sosial PMD secara langsung,”
katanya.

Agus Redha menyampaikan
hingga sekarang keluarga pasien masih belum ada yang bisa dihubungi. Apalagi
pasien tersebut saat diantar ke rumah sakit tidak berbekal identitas yang
jelas.

Seandainya tiba-tiba
ada orang lain yang menghubungi pihak keluarga dan meminta biaya, Agus Redha
mengimbau jangan langsung percaya karena itu penipuan.

Baca Juga :  Ini Permintaan Wawali Terkait Program Wajib

“Bagi pihak
keluarga jangan percaya bila ada pihak-pihak yang menelepon atau menghubungi
untuk minta transfer biaya atau apapun namanya. Kami tidak pernah meminta bayaran.
Apalagi sampai minta transfer duit,” ujarnya.

Saat ini keadaan pasien
mulai membaik dari saat pertama kali masuk. Pasien agak sulit diajak komunikasi
karena ada gangguan pendengaran. “Kami tetap selalu memberikan pelayanan
kesehatan dengan baik, semoga anggota keluarga secepatnya mengetahui keadaan
dan keberadaan beliau,” terangnya.

Sementara itu, Kalteng
Pos mencoba berbincang dengan Subitro. Dirinya mengakui datang ke kota ini
untuk mencari pekerjaan, tetapi selama berada di Muara Teweh, ia harus makan dan
tidur di jalanan. Tepatnya di Pasar Gembira Muara Teweh.

“Saya tidak punya anak ataupun istri. Sudah
satu tahun di sini, makan minum dapatnya dari masyarakat yang ngasih. Sementara
tempat tinggal untuk tidur di jalan-jalan ataupun pasar gembira,” katanya.(adl/ila)

Mengadu nasib di kota
orang tak selalu berujung mulus. Buktinya, M Sucitro, warga Nanga Bulik,
Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau ini justru terlantar di Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara (Batara). Bukannya mendapatkan pekerjaan, kini ia
terbaring sakit di RSUD Muara Teweh.

==============

KAMIS (13/6), M Subitro
terpaksa dilarikan ke RSUD Muara Teweh, Kabupaten Batara. Lantaran, didiagnosa
mengalami penyakit yang parah. Kondisi badannya pun terlihat begitu kurus. Ia
harus dirawat di ruang ICU rumah sakit.

Berbeda dengan pasien
yang lain yang didampingi oleh pihak keluarga ketika sakit, pria yang berusia
66 tahun ini malah sebaliknya. Ia tanpa didampingi oleh satupun anggota
keluarga hingga hari ini, sabtu (15/6). Ia kini terlantar tanpa satupun sanak
saudara.

“Pasien atas nama
M Subitro masuk rumah sakit pada Kamis, (13/6) sekitar pukul 21.12 wib. Pasien
diantar kesini karena sakit yang cukup parah, sehingga dirawat ke ruang ICU
lantai 3,” Kata Humas RSUD Muara Teweh, Agus Redha, Sabtu (15/6).

Baca Juga :  Aktif Patroli ! Dishub Tertibkan Keberadaan Gepeng, Asongan dan Pengam

Menurut informasi, pasien
tersebut memang sengaja ke Muara Teweh untuk merantau mencari kerja. Selama ini
diketahui, dirinya tidur di kawasan pasar gembira.

Pihak rumah sakit mengakui,
akan tetap dan pasti terus melayani dan memberikan pelayanan dan pengobatan yang
terbaik dan selayaknya kepada pasien. Apalagi merupakan kewajiban untuk
melayani masyarakat.

“Sekarang sudah kami
koordinasi ke pihak Dinas Sosial PMD Batara via telepon, Senin (17/6) kami juga
koordinasi kembali ke kantor ke Dinas Sosial PMD secara langsung,”
katanya.

Agus Redha menyampaikan
hingga sekarang keluarga pasien masih belum ada yang bisa dihubungi. Apalagi
pasien tersebut saat diantar ke rumah sakit tidak berbekal identitas yang
jelas.

Seandainya tiba-tiba
ada orang lain yang menghubungi pihak keluarga dan meminta biaya, Agus Redha
mengimbau jangan langsung percaya karena itu penipuan.

Baca Juga :  Ini Permintaan Wawali Terkait Program Wajib

“Bagi pihak
keluarga jangan percaya bila ada pihak-pihak yang menelepon atau menghubungi
untuk minta transfer biaya atau apapun namanya. Kami tidak pernah meminta bayaran.
Apalagi sampai minta transfer duit,” ujarnya.

Saat ini keadaan pasien
mulai membaik dari saat pertama kali masuk. Pasien agak sulit diajak komunikasi
karena ada gangguan pendengaran. “Kami tetap selalu memberikan pelayanan
kesehatan dengan baik, semoga anggota keluarga secepatnya mengetahui keadaan
dan keberadaan beliau,” terangnya.

Sementara itu, Kalteng
Pos mencoba berbincang dengan Subitro. Dirinya mengakui datang ke kota ini
untuk mencari pekerjaan, tetapi selama berada di Muara Teweh, ia harus makan dan
tidur di jalanan. Tepatnya di Pasar Gembira Muara Teweh.

“Saya tidak punya anak ataupun istri. Sudah
satu tahun di sini, makan minum dapatnya dari masyarakat yang ngasih. Sementara
tempat tinggal untuk tidur di jalan-jalan ataupun pasar gembira,” katanya.(adl/ila)

Terpopuler

Artikel Terbaru