33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Petani Masih Menunggu Normalisasi Parit atau Sungai

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Luasan sekitar 3.500 hektare sawah yang gagal panen akibat terendam banjir, bahkan kerugian mencapai miliaran rupiah. Namun kondisi itu sudah lewat, saat ini petani di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotim kembali mulai membersihkan lahan dan bersiap tanam untuk melakukan penanaman kembali.

"Setelah mereka gagal panen, akibat musibah banjir yang melanda desa tersebut pada bulan Mei lalu, Alhamdulilah saat ini sawah mereka tidak terendam. Mereka bersiap-siap untuk melakukan penanaman padi kembali," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah, Minggu (4/7).

Menurutnya para petani masih menunggu normalisasi parit atau sungai oleh pemerintah daerah. Pasalnya karena aliran air di persawahan sudah tidak normal lagi, karena bnyak tertutup tutup rumput dan juga terjadi pendangkalanm sehingga apabila terjadi hujan deras dalam waktu lama, air tidak bisa mengalir cepat apalagi ditambah air sedang pasang. Ini yang akan mengakibatkan terjadinya banjir di sawah.

Baca Juga :  Pos Pelayanan Pengamanan Sangat Dirasakan Manfaatnya oleh Masyarakat

"Normalisasi itu sangat diperlukan, agar banjir bisa teratasi dan air bisa cepat surut. Dan para petani berharap dengan adanya normalisasi tersebut dapat mengatasi banjir yang melanda sawah mereka, sehingga kalau terjadi curah hujan sangat tinggi tidak terjadi banjir lagi," ujar Juliansyah.

Ia juga mengatakan beberapa lalu pemerintah daerah telah melakukan normalisasi terhadap saluran air baik sungai maupun parit dengan menurunkan alat berat, tetapi tidak semua saluran air di persawahan yang dinormalisasi, mereka mengharapkan pemerintah daerah bisa membantu kembali menormalisasi secara besar-besaran agar nantinya tidak terjadi banjir lagi.

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Luasan sekitar 3.500 hektare sawah yang gagal panen akibat terendam banjir, bahkan kerugian mencapai miliaran rupiah. Namun kondisi itu sudah lewat, saat ini petani di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotim kembali mulai membersihkan lahan dan bersiap tanam untuk melakukan penanaman kembali.

"Setelah mereka gagal panen, akibat musibah banjir yang melanda desa tersebut pada bulan Mei lalu, Alhamdulilah saat ini sawah mereka tidak terendam. Mereka bersiap-siap untuk melakukan penanaman padi kembali," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah, Minggu (4/7).

Menurutnya para petani masih menunggu normalisasi parit atau sungai oleh pemerintah daerah. Pasalnya karena aliran air di persawahan sudah tidak normal lagi, karena bnyak tertutup tutup rumput dan juga terjadi pendangkalanm sehingga apabila terjadi hujan deras dalam waktu lama, air tidak bisa mengalir cepat apalagi ditambah air sedang pasang. Ini yang akan mengakibatkan terjadinya banjir di sawah.

Baca Juga :  Pos Pelayanan Pengamanan Sangat Dirasakan Manfaatnya oleh Masyarakat

"Normalisasi itu sangat diperlukan, agar banjir bisa teratasi dan air bisa cepat surut. Dan para petani berharap dengan adanya normalisasi tersebut dapat mengatasi banjir yang melanda sawah mereka, sehingga kalau terjadi curah hujan sangat tinggi tidak terjadi banjir lagi," ujar Juliansyah.

Ia juga mengatakan beberapa lalu pemerintah daerah telah melakukan normalisasi terhadap saluran air baik sungai maupun parit dengan menurunkan alat berat, tetapi tidak semua saluran air di persawahan yang dinormalisasi, mereka mengharapkan pemerintah daerah bisa membantu kembali menormalisasi secara besar-besaran agar nantinya tidak terjadi banjir lagi.

Terpopuler

Artikel Terbaru