33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Numpuk di Kota, 20 Desa Lebih Tak Punya Bidan

NANGA BULIK – Sejumlah desa di Kabupaten Lamandau masih belum
mempunyai tenaga kesehatan, khususnya bidan. Salah satu penyebabnya ditengarai
karena kurang meratanya penyebaran bidan yang ada di kabupaten berjuluk Bumi
Bahaum Bakuba itu. Untuk itu, pada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
tahun ini, akan memprioritaskan tenaga kesehatan, seperti bidan dan perawat.

Hal tersebut disampaikan Bupati
Lamandau Hendra Lesmana saat menghadiri perayaan HUT ke-68 Ikatan Bidan
Indonesia (IB) di Aula Bappeda Lamandau, Senin (30/9).

Menurut bupati, setidaknya ada 20
desa yang belum memiliki bidan. “Terkait tenaga bidan yang ada di desa-desa,
jumlah bidan sebenarnya bisa mengcover seluruh desa. Namun ada 20 desa lebih
yang bidannya tidak ada, menumpuk banyak di kabupaten,” tegasnya.

Baca Juga :  BREAKING NEWS! Proyek Bangunan Dermaga Feri Pangkoh Runtuh

Untuk itu, lanjut Hendra, Pemkab
Lamandau melalui instansi terkait akan mencarikan solusi agar bidan bersedia
mengabdikan diri hingga ke pelosok. Tak hanya bidan, pemerintah daerah akan
mengupayakan perawat juga untuk mengabdi di semua desa yang ada di kabupaten
itu.

“Perlu cari solusi agar
bidan-bidan mengabdikan diri sampai ke pelosok. Pemda akan mengupayakan
fasilitas tenaga medis di desa, baik bidan maupun perawat,” kata Henda
Lesmana.

Untuk mendukung rencana itu,
menurut orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Lamandau itu, perlu adanya
fasilitas memadai bagi para bidan. Seperti rumah, terutama bagi bidan yang saat
ini sedang mengabdi di daerah terpencil atau jauh dari Kota Nanga Bulik.
Tujuanya, agar para bidan ataupun tenaga kesehatan betah dalam melakukan tugas
pengabdian.

Baca Juga :  Ini Ide Kreatif Polsek Kapuas Timur Beri Edukasi Prokes Covid-19

“Fasilitas rumah juga harus
direnovasi. Ini perlu jadi prioritas untuk memanusiakan para tenaga medis di
pedalaman agar tetap betah memberikan pelayanan di desa terpencil,”
jelasnya.

Sementara Kepala BPSDM Lamandau
Marinus Apau mengatakan, CPNS di Lamandau tahun ini memprioritaskan tenaga
pengajar dan kesehatan. Hal tersebut guna menjawab kurangnya tenaga pengajar
dan kesehatan di pedalaman. “Prioritas di pedalaman, terutama guru dan
tenaga kesehatan,” ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya belum
dapat merinci terkait kuota CPNS di Lamandau tahun ini. (cho/ens/ctk/nto)

NANGA BULIK – Sejumlah desa di Kabupaten Lamandau masih belum
mempunyai tenaga kesehatan, khususnya bidan. Salah satu penyebabnya ditengarai
karena kurang meratanya penyebaran bidan yang ada di kabupaten berjuluk Bumi
Bahaum Bakuba itu. Untuk itu, pada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
tahun ini, akan memprioritaskan tenaga kesehatan, seperti bidan dan perawat.

Hal tersebut disampaikan Bupati
Lamandau Hendra Lesmana saat menghadiri perayaan HUT ke-68 Ikatan Bidan
Indonesia (IB) di Aula Bappeda Lamandau, Senin (30/9).

Menurut bupati, setidaknya ada 20
desa yang belum memiliki bidan. “Terkait tenaga bidan yang ada di desa-desa,
jumlah bidan sebenarnya bisa mengcover seluruh desa. Namun ada 20 desa lebih
yang bidannya tidak ada, menumpuk banyak di kabupaten,” tegasnya.

Baca Juga :  BREAKING NEWS! Proyek Bangunan Dermaga Feri Pangkoh Runtuh

Untuk itu, lanjut Hendra, Pemkab
Lamandau melalui instansi terkait akan mencarikan solusi agar bidan bersedia
mengabdikan diri hingga ke pelosok. Tak hanya bidan, pemerintah daerah akan
mengupayakan perawat juga untuk mengabdi di semua desa yang ada di kabupaten
itu.

“Perlu cari solusi agar
bidan-bidan mengabdikan diri sampai ke pelosok. Pemda akan mengupayakan
fasilitas tenaga medis di desa, baik bidan maupun perawat,” kata Henda
Lesmana.

Untuk mendukung rencana itu,
menurut orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Lamandau itu, perlu adanya
fasilitas memadai bagi para bidan. Seperti rumah, terutama bagi bidan yang saat
ini sedang mengabdi di daerah terpencil atau jauh dari Kota Nanga Bulik.
Tujuanya, agar para bidan ataupun tenaga kesehatan betah dalam melakukan tugas
pengabdian.

Baca Juga :  Ini Ide Kreatif Polsek Kapuas Timur Beri Edukasi Prokes Covid-19

“Fasilitas rumah juga harus
direnovasi. Ini perlu jadi prioritas untuk memanusiakan para tenaga medis di
pedalaman agar tetap betah memberikan pelayanan di desa terpencil,”
jelasnya.

Sementara Kepala BPSDM Lamandau
Marinus Apau mengatakan, CPNS di Lamandau tahun ini memprioritaskan tenaga
pengajar dan kesehatan. Hal tersebut guna menjawab kurangnya tenaga pengajar
dan kesehatan di pedalaman. “Prioritas di pedalaman, terutama guru dan
tenaga kesehatan,” ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya belum
dapat merinci terkait kuota CPNS di Lamandau tahun ini. (cho/ens/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru