31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Luas Lahan Gambut Terus Berkurang Akibat Kebakaran Lahan

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO Asisten II Sekda Pulang
Pisau, Hanafi mengungkapkan, luas lahan gambut di Kalteng mencapai 3.010.640
hektare.
Tetapi berdasarkan data Global Wetlands yang diakses 16 April 2019,
luas lahan gambut telah berkurang menjadi 2,7 juta he
ktare.

Kondisi tersebut dikhawatirkan tidak mampu lagi
memerankan fungsi ekologisnya secara optimal.
“Hal ini ditandai adanya kerusakan lahan gambut
yang diakibatkan kebakaran pada setiap musim kemarau.Begitu juga saat musim
hujan terjadi banjir dan masih ada kegiatan pembalakan liar,” kata Hanafi saat
menyampaikan sambutan Plt Bupati Pulang Pisau Pudjirutaty Narang pada pembukaan
FGD konservasi kehati ekosistem gambut dalam mendukung peningkatan ekonomi
masyarakat yang digelar KLHK RI, Rabu (25/11).

Jika tidak diantisipasi, lanjut Hanafi, kondisi tersebut mengakibatkan
terganggunya keseimbangan fungsi ekologis dan berdampak pada berkurangnya atau
hilangnya keanekaragaman hayati berupa flora fauna, perubahan iklim dan tata
air, serta menurunnya kesejahteraan masyarakat, sebagai akibat lahan usaha
terganggu.

Baca Juga :  Tunggu Ya, Bupati Edy Pratowo Segera Lantik Pejabat

Dia menambahkan,
sebagaimana diketahui bersama, gambut merupakan salah satu ekosistem yang
mempunyai nilai penting  secara ekologi
maupun ekonomi. Lahan gambut merupakan lahan yang secara alami sering tergenang
berupa rawa, sehingga sering disebut rawa gambut.

“Lahan rawa
gambut ini salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi hidrologi dan fungsi
lingkungan lain yang penting bagi kehidupan dan penghidupan manusia, serta
mahluk hidup lainnya,” tegas Hanafi.

Sementara itu,
Peneliti Litbang KLHK Prof Dr Raden Garsetiasih mengungkapkan, berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pihaknya untuk jenis flora dan fauna terdapat jenis
flora yang memang berpotensi ada, tetapi sebagian besar sudah berkurang. “Yakni
jenis Ramin dan Jelutung,” kata Garsetiasih.

Baca Juga :  Kahayan Tengah Miliki Potensi Ikan Air Tawar

Untuk satwa
jenis burung, lanjut dia, menemukan sekitar 50 jenis burung. “Setelah kami
analisa, keragamannya masuk kategori sedang,” ungkap dia.

Sedangkan untuk
jenis-jenis herpetofauna dan mamalia termasuk rendah. “Itu perlu dijadikan pertimbangan
dalam pengelolaan selanjutnya,” jelas dia.

Dia menambahkan,
tujuan FGD untuk melakukan strategi, selain dengan data dari yang didapat
pihaknya dengan jenis flora dan fauna ada beberapa jenis masih tinggi ada juga
yang rendah. “Setrateginya nanti melalui restorasi,” ucapnya.

 Termasuk di kawasan koridor, restorasi harus
dengan jenis-jenis yang dimakan satwa liar.

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO Asisten II Sekda Pulang
Pisau, Hanafi mengungkapkan, luas lahan gambut di Kalteng mencapai 3.010.640
hektare.
Tetapi berdasarkan data Global Wetlands yang diakses 16 April 2019,
luas lahan gambut telah berkurang menjadi 2,7 juta he
ktare.

Kondisi tersebut dikhawatirkan tidak mampu lagi
memerankan fungsi ekologisnya secara optimal.
“Hal ini ditandai adanya kerusakan lahan gambut
yang diakibatkan kebakaran pada setiap musim kemarau.Begitu juga saat musim
hujan terjadi banjir dan masih ada kegiatan pembalakan liar,” kata Hanafi saat
menyampaikan sambutan Plt Bupati Pulang Pisau Pudjirutaty Narang pada pembukaan
FGD konservasi kehati ekosistem gambut dalam mendukung peningkatan ekonomi
masyarakat yang digelar KLHK RI, Rabu (25/11).

Jika tidak diantisipasi, lanjut Hanafi, kondisi tersebut mengakibatkan
terganggunya keseimbangan fungsi ekologis dan berdampak pada berkurangnya atau
hilangnya keanekaragaman hayati berupa flora fauna, perubahan iklim dan tata
air, serta menurunnya kesejahteraan masyarakat, sebagai akibat lahan usaha
terganggu.

Baca Juga :  Tunggu Ya, Bupati Edy Pratowo Segera Lantik Pejabat

Dia menambahkan,
sebagaimana diketahui bersama, gambut merupakan salah satu ekosistem yang
mempunyai nilai penting  secara ekologi
maupun ekonomi. Lahan gambut merupakan lahan yang secara alami sering tergenang
berupa rawa, sehingga sering disebut rawa gambut.

“Lahan rawa
gambut ini salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi hidrologi dan fungsi
lingkungan lain yang penting bagi kehidupan dan penghidupan manusia, serta
mahluk hidup lainnya,” tegas Hanafi.

Sementara itu,
Peneliti Litbang KLHK Prof Dr Raden Garsetiasih mengungkapkan, berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pihaknya untuk jenis flora dan fauna terdapat jenis
flora yang memang berpotensi ada, tetapi sebagian besar sudah berkurang. “Yakni
jenis Ramin dan Jelutung,” kata Garsetiasih.

Baca Juga :  Kahayan Tengah Miliki Potensi Ikan Air Tawar

Untuk satwa
jenis burung, lanjut dia, menemukan sekitar 50 jenis burung. “Setelah kami
analisa, keragamannya masuk kategori sedang,” ungkap dia.

Sedangkan untuk
jenis-jenis herpetofauna dan mamalia termasuk rendah. “Itu perlu dijadikan pertimbangan
dalam pengelolaan selanjutnya,” jelas dia.

Dia menambahkan,
tujuan FGD untuk melakukan strategi, selain dengan data dari yang didapat
pihaknya dengan jenis flora dan fauna ada beberapa jenis masih tinggi ada juga
yang rendah. “Setrateginya nanti melalui restorasi,” ucapnya.

 Termasuk di kawasan koridor, restorasi harus
dengan jenis-jenis yang dimakan satwa liar.

Terpopuler

Artikel Terbaru