30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pandih Batu Kembangkan Padi di Lahan Gambut

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Badan Restorasi Gambut (BRG) tahun
lalu telah mengembangkan padi di lahan gambut di wilayah Kecamatan Pandih Batu.
Tepatnya di Desa Talio Hulu. Pada tahun 2020 lalu, lahan gambut yang dibuka
untuk pengembangan padi seluas 141 hektare.

“Padi itu dikembangkan di lahan
gambut tebal. Ketebalan gambut sekitar 1 meter dan Alhamdulillah berhasil.
Tahun ini akan dikembangkan lagi di Talio Hulu seluas 250 hektare,” kata Camat
Pandih Batu, Sarjanadi saat menerima kunjungan Safari Jurnalistik PWI Pulang
Pisau, Selasa (18/5).

Sarjanadi mengungkapkan, karena
lahan yang dikelola itu memiliki ketebalan gambut satu meter, maka pengolahan
lahan yang dilakukan berbeda dengan pengolahan lahan yang dilakukan di desa
Belanti, Gadabung, Pantik maupun desa Sanggang.

Baca Juga :  Pemkab Pulpis Terima Penghargaan dari BPKP

“Untuk pengolahan tanah hanya
bisa menggunakan hand traktor dibantu semacam pelampung supaya tidak amblas,”
beber dia.

Dia mengungkapkan, tanah yang
dikelola BRG itu dengan sistem sewa yang dikerjakan masyarakat. “Dalam
pengelolaan lahan itu masyarakat dibayar secara harian. Untuk hasilnya, 40
persen dikembalikan kepada masyarakat dan yang 60 persen dikembangkan untuk
desa-desa yang membutuhkan,” ungkap dia.

Dia berharap, nantinya
pengembangan padi di lahan gambut itu bisa dikembangkan untuk desa-desa
lainnya. “Karena lahan gambut di kecamatan Pandih Batu tidak hanya di desa
Talio Hulu saja. Akan tetapi juga di desa Kantan dan Pangkoh Sari,” kata
Sarjanadi.

Dia juga berharap, petani di desa
Talio Hulu tidak kalah dengan petani di seberang seperti di Belanti Siam, Gadabung,
Pantik dan Desa Sanggang. “Untuk itu saya selalu memberi semangat masyarakat
dan kepala desa untuk meningkatkan pertanian,” ungkap dia.

Baca Juga :  Tumbuhkan Semangat Juang, Pesan Pj Bupati Kepada Kafilah MTQ Korpri Pulpis

Sehingga, lanjut dia, jika ada
tamu tidak hanya fokus di Desa Belanti dan Gadabung, tapi juga di sini. Karena
di seberang barat Sungai Kahayan ada 11 desa. Harapan kami 11 desa ini ada
produk unggulan untuk bisa dijadikan program unggulan,” tandasnya.

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Badan Restorasi Gambut (BRG) tahun
lalu telah mengembangkan padi di lahan gambut di wilayah Kecamatan Pandih Batu.
Tepatnya di Desa Talio Hulu. Pada tahun 2020 lalu, lahan gambut yang dibuka
untuk pengembangan padi seluas 141 hektare.

“Padi itu dikembangkan di lahan
gambut tebal. Ketebalan gambut sekitar 1 meter dan Alhamdulillah berhasil.
Tahun ini akan dikembangkan lagi di Talio Hulu seluas 250 hektare,” kata Camat
Pandih Batu, Sarjanadi saat menerima kunjungan Safari Jurnalistik PWI Pulang
Pisau, Selasa (18/5).

Sarjanadi mengungkapkan, karena
lahan yang dikelola itu memiliki ketebalan gambut satu meter, maka pengolahan
lahan yang dilakukan berbeda dengan pengolahan lahan yang dilakukan di desa
Belanti, Gadabung, Pantik maupun desa Sanggang.

Baca Juga :  Pemkab Pulpis Terima Penghargaan dari BPKP

“Untuk pengolahan tanah hanya
bisa menggunakan hand traktor dibantu semacam pelampung supaya tidak amblas,”
beber dia.

Dia mengungkapkan, tanah yang
dikelola BRG itu dengan sistem sewa yang dikerjakan masyarakat. “Dalam
pengelolaan lahan itu masyarakat dibayar secara harian. Untuk hasilnya, 40
persen dikembalikan kepada masyarakat dan yang 60 persen dikembangkan untuk
desa-desa yang membutuhkan,” ungkap dia.

Dia berharap, nantinya
pengembangan padi di lahan gambut itu bisa dikembangkan untuk desa-desa
lainnya. “Karena lahan gambut di kecamatan Pandih Batu tidak hanya di desa
Talio Hulu saja. Akan tetapi juga di desa Kantan dan Pangkoh Sari,” kata
Sarjanadi.

Dia juga berharap, petani di desa
Talio Hulu tidak kalah dengan petani di seberang seperti di Belanti Siam, Gadabung,
Pantik dan Desa Sanggang. “Untuk itu saya selalu memberi semangat masyarakat
dan kepala desa untuk meningkatkan pertanian,” ungkap dia.

Baca Juga :  Tumbuhkan Semangat Juang, Pesan Pj Bupati Kepada Kafilah MTQ Korpri Pulpis

Sehingga, lanjut dia, jika ada
tamu tidak hanya fokus di Desa Belanti dan Gadabung, tapi juga di sini. Karena
di seberang barat Sungai Kahayan ada 11 desa. Harapan kami 11 desa ini ada
produk unggulan untuk bisa dijadikan program unggulan,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru