27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Tim Kemenkes Turun ke Pulang Pisau, Edy Targetkan Bebas Malaria

PULANG PISAU – Tim penilai eleminasi malaria dari Kementerian
Kesehatan RI turun langsung ke Kabupaten Pulang Pisau. Kedatangan tim yang
dipimpin dr Afandi itu untuk mengecek dan melakukan penilaian secara langsung
terhadap penanganan malaria di Pulang Pisau.

Kedatangan tim dari Kemenkes
tersebut disambut Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo di rumah jabatan, Senin
(17/3). “Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau sangat komitmen untuk memerangi
penyakit malaria. Kami inginkan Pulang Pisau bebas dari malaria,” kata Edy yang
saat itu didampingi Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr Muliyanto
Budihardjo.

Hal Senada disampaikan Kepala
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr
Pande Putu Gina. “Kami terus berupaya melakukan eleminasi malaria. Kalau kita
bisa eleminasi malaria, target kita untuk mendapatkan sertifikasi eleminasi
malaria akan terwujud,” kata Pande.

Baca Juga :  CPNS Diminta Kembangkan Inovasi

Dia mengaku, kasus malaria di
Pulang Pisau selama ini terjadi bukan dari Pulang Pisau. Tapi dari luar daerah
seperti Gunung Mas, Kapuas dan Kaltim. “Pada 2019 ada 29 kasus, semua berasal
dari luar daerah. Karena penderita terserang saat bekerja di daerah tersebut.
Yang jelas timbulnya penyakit itu bukan dari Pulang Pisau,” ungkapnya.

Pande menjelaskan, untuk menekan
pasien malaria di Pulang Pisau, pihaknya melakukan upaya deteksi dini. “Jadi
kalau masyarakat yang pulang kerja dari tambang diimbau harus periksa darah.
Karena tidak semua malaria tunjukan gejala. Kalau ada gejala, langsung
diberikan pengobatan,” tegasnya.

Pande ,mengharapkan dalam
penilaian eleminasi malaria tahun ini, Pulang Pisau bisa mendapatkan
sertifikasi. “Karena secara global pada 2030, Indonesia harus bebas malaria.
Pulang Pisau harus lebih dahulu. Kalau untuk Kalimantan, targetnya 2026,”
katanya.

Baca Juga :  Edy: Arahan Presiden, Daerah Jangan Berbelit-belit soal Investasi

Dijelaskannya, ada beberapa
parameter yang dinilai. Di antaranya, kasus, penanganan kasus, fasilitas hingga
wawancara kepada pasien. “Nanti pasien akan didatangi untuk diwawancarai. Hal
itu dilakukan untuk mengetahui asal-usul dimana pasien terkena malaria. Kalau
untuk peralatan dan fasilitas, kami sudah lengkap,” tandasnya. 

PULANG PISAU – Tim penilai eleminasi malaria dari Kementerian
Kesehatan RI turun langsung ke Kabupaten Pulang Pisau. Kedatangan tim yang
dipimpin dr Afandi itu untuk mengecek dan melakukan penilaian secara langsung
terhadap penanganan malaria di Pulang Pisau.

Kedatangan tim dari Kemenkes
tersebut disambut Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo di rumah jabatan, Senin
(17/3). “Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau sangat komitmen untuk memerangi
penyakit malaria. Kami inginkan Pulang Pisau bebas dari malaria,” kata Edy yang
saat itu didampingi Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr Muliyanto
Budihardjo.

Hal Senada disampaikan Kepala
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr
Pande Putu Gina. “Kami terus berupaya melakukan eleminasi malaria. Kalau kita
bisa eleminasi malaria, target kita untuk mendapatkan sertifikasi eleminasi
malaria akan terwujud,” kata Pande.

Baca Juga :  CPNS Diminta Kembangkan Inovasi

Dia mengaku, kasus malaria di
Pulang Pisau selama ini terjadi bukan dari Pulang Pisau. Tapi dari luar daerah
seperti Gunung Mas, Kapuas dan Kaltim. “Pada 2019 ada 29 kasus, semua berasal
dari luar daerah. Karena penderita terserang saat bekerja di daerah tersebut.
Yang jelas timbulnya penyakit itu bukan dari Pulang Pisau,” ungkapnya.

Pande menjelaskan, untuk menekan
pasien malaria di Pulang Pisau, pihaknya melakukan upaya deteksi dini. “Jadi
kalau masyarakat yang pulang kerja dari tambang diimbau harus periksa darah.
Karena tidak semua malaria tunjukan gejala. Kalau ada gejala, langsung
diberikan pengobatan,” tegasnya.

Pande ,mengharapkan dalam
penilaian eleminasi malaria tahun ini, Pulang Pisau bisa mendapatkan
sertifikasi. “Karena secara global pada 2030, Indonesia harus bebas malaria.
Pulang Pisau harus lebih dahulu. Kalau untuk Kalimantan, targetnya 2026,”
katanya.

Baca Juga :  Edy: Arahan Presiden, Daerah Jangan Berbelit-belit soal Investasi

Dijelaskannya, ada beberapa
parameter yang dinilai. Di antaranya, kasus, penanganan kasus, fasilitas hingga
wawancara kepada pasien. “Nanti pasien akan didatangi untuk diwawancarai. Hal
itu dilakukan untuk mengetahui asal-usul dimana pasien terkena malaria. Kalau
untuk peralatan dan fasilitas, kami sudah lengkap,” tandasnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru