30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Gerebek Stunting Dianggarkan Rp1 Miliar untuk 17 Kecamatan dari 21 Puskesmas

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan gerebek stunting secara serentak di 17 kecamatan. Hal ini sebagai langkah untuk mengetaskan masalah stunting di wilayah ini, kegiatan tersebut dilepas oleh Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor di halaman Rumah Jabatan Bupati, Rabu (13/12).

“Kita melakukan gerebek stunting segera serentak di 17 Kecamatan, dan ini merupakan inovasi kita dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Kotim ini, kita juga menyiapkan  anggar khusus penanganan stunting agar bagaimana penanganannya nanti sesuai harapan pemerintah pusat pada tahun 2024 kasus stunting berada di angka 14 persen bahkan kalau bisa lebih dari itu,” kata Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor, Rabu, (13/12).

Orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini  ikut langsung dalam kegiatan gerebek stunting di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Tepatnya di Kelurahan Ketapang, Desa Telaga Baru, Desa Pelangsian dan Desa Eka Bahurui.

Dirinya menyampaikan sejak tahun 2019 hingga sekarang Kabupaten Kotim telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu Kabupaten lokus penanganan stunting dan sejak saat itu penanganannya juga menjadi prioritas pemerintah daerah.

Baca Juga :  Alhamdullillah, Kotim Salah Satu dari 21 Pilot Project MPP Digital Nasional

Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI angka prevalensi stunting di Kotim pada tahun 2022 sebesar 27,9% menurun 4% dari tahun 2021 yang sebesar 32,5%.

Sedangkan mengacu kepada data Elektronik Pencatatan Dan Laporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan setempat data prevalensi stunting di Kotim pada tahun 2022 sebesar 22,6%.

“Salah satu upaya pencegahan dan penurunan stunting yang kita laksanakan adalah melalui gerakan berantas stunting yaitu gerakan berkunjung ke lokasi anak yang stunting atau gerebek stunting dengan memberikan secara langsung susu dan telur, serta mengawal pelaksanaan pemberiannya setiap hari selama minimal 3 bulan ke depan dan memberikan kepada anak balita stunting sesuai kategori umurnya,” ujar Halikin.

Dirinya mengatakan untuk mencapai target 14 persen maka pemerintah daerah bersama Dinas terkait maupun instansi lainnya harus kerja keras dengan melibatkan banyak pihak. Agar penanganannya dapat maksimal, Gerebek stunting ini kami anggarkan sebesar Rp1 miliar untuk pengadaan susu dan telur untuk 17 kecamatan dari 21 Puskesmas.

Baca Juga :  Disorot! Tiga Kecamatan Ini Memiliki Hotspot Terbanyak

“Gerebak stunting ini sebagai salah satu upaya menekan potensi anak stunting akibat kekurangan gizi kronis dan menyasar anak balita yang stunting sesuai data pada  E-PPGBM Dinas Kesehatan. Setiap anak yang masuk katagori stunting akan mendapat  telur dan susu selama tiga bulan lamanya,” ucap Halikin.

Dia mengatakan apabila program tersebut terdapat perkembangan positif dari anak mengedap stunting, baik dari berat dan tinggi badannya maka program gerebek stunting akan dilanjutkan. Sehingga target Kabupaten Kotim di tahun 2024 untuk mencapai 14 persen dapat tercapai.

“Kami berharap kalau program gerebak stunting ini perkembangan bagus, kita akan akan lanjutkan sehingga tahun 2024 Kabupaten Kotim bisa mencapai angka 14 persen bahkan bisa lebih dari itu,” harap Halikin.

Dirinya juga menambahkan untuk gerebak stunting pemerintah daerah membagikan telur sebanyak 195 ribu butir dan susu ada 95 ribu kotak, jumlah itu dibagikan kepada 2.163 orang anak.(bah/kpg/ind)

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan gerebek stunting secara serentak di 17 kecamatan. Hal ini sebagai langkah untuk mengetaskan masalah stunting di wilayah ini, kegiatan tersebut dilepas oleh Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor di halaman Rumah Jabatan Bupati, Rabu (13/12).

“Kita melakukan gerebek stunting segera serentak di 17 Kecamatan, dan ini merupakan inovasi kita dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Kotim ini, kita juga menyiapkan  anggar khusus penanganan stunting agar bagaimana penanganannya nanti sesuai harapan pemerintah pusat pada tahun 2024 kasus stunting berada di angka 14 persen bahkan kalau bisa lebih dari itu,” kata Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor, Rabu, (13/12).

Orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini  ikut langsung dalam kegiatan gerebek stunting di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Tepatnya di Kelurahan Ketapang, Desa Telaga Baru, Desa Pelangsian dan Desa Eka Bahurui.

Dirinya menyampaikan sejak tahun 2019 hingga sekarang Kabupaten Kotim telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu Kabupaten lokus penanganan stunting dan sejak saat itu penanganannya juga menjadi prioritas pemerintah daerah.

Baca Juga :  Alhamdullillah, Kotim Salah Satu dari 21 Pilot Project MPP Digital Nasional

Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI angka prevalensi stunting di Kotim pada tahun 2022 sebesar 27,9% menurun 4% dari tahun 2021 yang sebesar 32,5%.

Sedangkan mengacu kepada data Elektronik Pencatatan Dan Laporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan setempat data prevalensi stunting di Kotim pada tahun 2022 sebesar 22,6%.

“Salah satu upaya pencegahan dan penurunan stunting yang kita laksanakan adalah melalui gerakan berantas stunting yaitu gerakan berkunjung ke lokasi anak yang stunting atau gerebek stunting dengan memberikan secara langsung susu dan telur, serta mengawal pelaksanaan pemberiannya setiap hari selama minimal 3 bulan ke depan dan memberikan kepada anak balita stunting sesuai kategori umurnya,” ujar Halikin.

Dirinya mengatakan untuk mencapai target 14 persen maka pemerintah daerah bersama Dinas terkait maupun instansi lainnya harus kerja keras dengan melibatkan banyak pihak. Agar penanganannya dapat maksimal, Gerebek stunting ini kami anggarkan sebesar Rp1 miliar untuk pengadaan susu dan telur untuk 17 kecamatan dari 21 Puskesmas.

Baca Juga :  Disorot! Tiga Kecamatan Ini Memiliki Hotspot Terbanyak

“Gerebak stunting ini sebagai salah satu upaya menekan potensi anak stunting akibat kekurangan gizi kronis dan menyasar anak balita yang stunting sesuai data pada  E-PPGBM Dinas Kesehatan. Setiap anak yang masuk katagori stunting akan mendapat  telur dan susu selama tiga bulan lamanya,” ucap Halikin.

Dia mengatakan apabila program tersebut terdapat perkembangan positif dari anak mengedap stunting, baik dari berat dan tinggi badannya maka program gerebek stunting akan dilanjutkan. Sehingga target Kabupaten Kotim di tahun 2024 untuk mencapai 14 persen dapat tercapai.

“Kami berharap kalau program gerebak stunting ini perkembangan bagus, kita akan akan lanjutkan sehingga tahun 2024 Kabupaten Kotim bisa mencapai angka 14 persen bahkan bisa lebih dari itu,” harap Halikin.

Dirinya juga menambahkan untuk gerebak stunting pemerintah daerah membagikan telur sebanyak 195 ribu butir dan susu ada 95 ribu kotak, jumlah itu dibagikan kepada 2.163 orang anak.(bah/kpg/ind)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru