26.7 C
Jakarta
Sunday, May 19, 2024
spot_img

Saat Gotong Royong, Bupati Temukan Drainase Ditutup Oknum Warga

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah berupaya untuk melakukan normalisasi sungai dan drainase dengan melakukan Gontong Royong untuk membersihkan drainase yang tersumbat, tetapi pihaknya juga menemukan ada drainase yang sengaja ditutup oleh oknum warga untuk jalan keluar masuk antara bangunan pribadi dan jalan, seperti yang terjadi di sekitar Jalan RA Kartini.

“Saat kami melakukan Gontong Royong, Saya melihat di Jalan RA Kartini, ada drainase di sisi kanan dan kiri jalan ditutup semua, sehingga air tidak dapat mengalir, bagaimana tidak banjir, sementara di lokasi itu terdapat dua sungai yang jaraknya tak begitu jauh,” kata Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor saat memantau kegiatan gotong royong yang dilaksanakan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) setempat, Jumat (3/5) kemarin.

Baca Juga :  Momentum Meningkatkan Keimanan agar Lebih Mencintai Alquran

Dirinya juga mengatakan kedua sungai di Jalan RA Kartini sebenarnya telah dinormalisasi, tetapi ketika air pasang dan curah hujan tinggi sungai tersebut akan meluap hingga menggenangi wilayah sekitar. Akan tetapi, kalau saluran drainase lancar, setidaknya ketika terjadi genangan akan lebih cepat surut.

“Saya minta dinas terkait untuk menghitung jarak antara dua sungai tersebut karena di lokasi itu harus dibuat drainase baru, sebab drainase itu sangat penting, dan di lokasi itu air yang menganang jalan tidak mengalir,” ujar Halikin.

Menurutnya Banjir dalam Kota Sampit disinyalir akibat curah hujan tinggi dibarengi air pasang sungai, serta saluran drainase yang belum optimal sehingga air tidak bisa mengalir ke muara. Meski tidak bisa 100 persen mencegah banjir, namun dengan dilakukan normalisasi diharapkan banjir yang menggenangi kawasan dalam kota bisa lebih cepat surut.

Baca Juga :  Pabrik Pakan Ikan di Kotim Akan Beroperasi dengan Harga Terjangkau

“Selama ini aliran air lebih banyak menuju ke Sei Baamang yang tersambung ke Sungai Pemuatan dan sungai pengaringan, sehingga menyebabkan wilayah yang berada di sekitar aliran sungai tersebut terendam banjir. Salah satunya Kelurahan Sawahan yang terdampak cukup parah, dengan normalisasi sungai dan drainase dapat memperlancar air hingga ke sungai Mentaya,” ucap Halikin.

Ia juga menyampaikan bahwa kinerja ekskavator amfibi untuk normalisasi juga masih berlanjut. Saat ini normalisasi sungai Baamang telah dilakukan dengan panjang kurang lebih 6,5 km, dan selanjutnya akan menormalisasi sungai Ketapang dan anak sungai lainnya di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. (bah/kpg).

 

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah berupaya untuk melakukan normalisasi sungai dan drainase dengan melakukan Gontong Royong untuk membersihkan drainase yang tersumbat, tetapi pihaknya juga menemukan ada drainase yang sengaja ditutup oleh oknum warga untuk jalan keluar masuk antara bangunan pribadi dan jalan, seperti yang terjadi di sekitar Jalan RA Kartini.

“Saat kami melakukan Gontong Royong, Saya melihat di Jalan RA Kartini, ada drainase di sisi kanan dan kiri jalan ditutup semua, sehingga air tidak dapat mengalir, bagaimana tidak banjir, sementara di lokasi itu terdapat dua sungai yang jaraknya tak begitu jauh,” kata Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor saat memantau kegiatan gotong royong yang dilaksanakan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) setempat, Jumat (3/5) kemarin.

Baca Juga :  Momentum Meningkatkan Keimanan agar Lebih Mencintai Alquran

Dirinya juga mengatakan kedua sungai di Jalan RA Kartini sebenarnya telah dinormalisasi, tetapi ketika air pasang dan curah hujan tinggi sungai tersebut akan meluap hingga menggenangi wilayah sekitar. Akan tetapi, kalau saluran drainase lancar, setidaknya ketika terjadi genangan akan lebih cepat surut.

“Saya minta dinas terkait untuk menghitung jarak antara dua sungai tersebut karena di lokasi itu harus dibuat drainase baru, sebab drainase itu sangat penting, dan di lokasi itu air yang menganang jalan tidak mengalir,” ujar Halikin.

Menurutnya Banjir dalam Kota Sampit disinyalir akibat curah hujan tinggi dibarengi air pasang sungai, serta saluran drainase yang belum optimal sehingga air tidak bisa mengalir ke muara. Meski tidak bisa 100 persen mencegah banjir, namun dengan dilakukan normalisasi diharapkan banjir yang menggenangi kawasan dalam kota bisa lebih cepat surut.

Baca Juga :  Pabrik Pakan Ikan di Kotim Akan Beroperasi dengan Harga Terjangkau

“Selama ini aliran air lebih banyak menuju ke Sei Baamang yang tersambung ke Sungai Pemuatan dan sungai pengaringan, sehingga menyebabkan wilayah yang berada di sekitar aliran sungai tersebut terendam banjir. Salah satunya Kelurahan Sawahan yang terdampak cukup parah, dengan normalisasi sungai dan drainase dapat memperlancar air hingga ke sungai Mentaya,” ucap Halikin.

Ia juga menyampaikan bahwa kinerja ekskavator amfibi untuk normalisasi juga masih berlanjut. Saat ini normalisasi sungai Baamang telah dilakukan dengan panjang kurang lebih 6,5 km, dan selanjutnya akan menormalisasi sungai Ketapang dan anak sungai lainnya di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. (bah/kpg).

 

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru