28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Tiga Jenderal Polisi Ini Berpeluang Jabat Kapolri

JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian
dipastikan lengser. Pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu diyakini mengisi
satu kursi di Kabinet Kerja Jokowi-Ma’ruf. Keinginan Jokowi tersebut secara
jelas menggeser Tito sebagai orang wahid di Korps Bhayangkara. Surat
pengunduran diri Tito dari jabatan kapolri sudah dibacakan Ketua DPR Puan
Maharani dalam rapat paripurna DPR kemarin (22/10) sore.

Lalu siapa yang paling berpotensi menggantikan Tito? ada tiga jenderal
Polri yang berpeluang sebagai kapolri. Yakni, Kabaintelkam Polri Komjen Pol
Agung Budi Maryoto, Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto, dan Kapolda
Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono.

Dari tiga nama tersebut, muncul nama Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto
yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) kapolri sebelum ada keputusan
presiden.

Pengamat Hukum Tata Negara Yusdiyanto Alam mengatakan, jika melihat dari
komposisi dan peluang yang ada, Gatot paling potensial menjadi pengganti Tito.
”Ini berdasar analisis saya ya, Gatot akan dipromosikan menjadi kepala
Bareskrim Polri lebih dulu. Kalau mau dilihat dari sisi karier dan kepantasan,”
jelas Dosen Hukum di Universitas Lampung itu, kemarin.

Dengan begitu, sambung doktor jebolan Universitas Padjajaran Komjen Pol
Idham Azis akan ditugaskan menjadi wakapolri. ’’Apalagi, posisi kapolda Metro
Jaya ada dua calon kuat. Yakni kapolda Jabar dan kapolda Lampung,” terangnya.

Setelah Ari Dono purna tugas, Gatot akan diusulkan menjadi kapolri. ’’Untuk
kemudian posisi kapolri nantinya akan dipegang Gatot. Sekali lagi ini saya
hanya melihat realitas, dan tradisi. Beda kalau ada hal lain, terlebih Mba Puan
(Ketua DPR, red), sepertinya mendorong Komjen Pol Ari Dono Sukmanto,” imbuhnya.

Baca Juga :  BRI Hadirkan Ekosistem Cashless Payment, Wisata Nyaman Berkat QRIS

Yusdianto pun memperdiksi, calon kuat Kapolri tidak lepas dari rekam jejak.
Salah satu calon terkuatnya yang pernah duduk sebagai Kapolda Metro Jaya. Dan
alasan yang memungkinkan, Gatot menjadi suksesor Tito.

“Salah satunya terkait performa ya. Gatot dinilai berhasil menjaga keamanan
ibu kota. Kemudian, Gatot angkatan Akpol 1988 yang hanya selisih satu tahun di
bawah Tito. Yang lebih penting, banyak pihak menilai chemistry-nya dengan
presiden sangat baik,” jelasnya.

Terkait posisi Tito yang baru, Yusdianto memprediksi, ia lebih pas pada
memimpin BIN. ”Memang di luar santer banyak pula yang memprediksi dia akan
ditugasi sebagai mendagri. Ya itu wajar saja, sepekulasi muncul,” terangnya
kepada Fajar Indonesia Network (FIN).

Terpisah, Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adisaputra menegaskan
bahwa, Polri masih menunggu pengumaman resmi dari Presiden Jokowi. Meski Tito
sudah dipanggil dan datang ke Istana Senin lalu (21/10), penguman resmi tetap
jadi patokan.

“Ya menungu mas. Menunggu pengumuman resmi dari bapak presiden besok (hari
ini). Karena nanti informasi yang kami teriam dilanjutkan dengan pelantikan
seluruh jajaran kabinet yang baru,” jelasnya.

Yang pasti, sambung Asep, instansinya memiliki mekanisme internal terkait
dengan mutasi dan promosi perwira tinggi (pati). ’’Langkah-langkah antisipasi
dan perencanaan pasti akan dibuat oleh Polri. Tetapi, itu semua masih dalam
perencanaan. Resminya setelah ada pengumuman dari bapak presiden,” beber Adi.

Sebelumnya Puan menyebut alasan pengunduran diri Tito, karena yang
bersangkutan akan mengemban tugas baru dalam pemerintahan berikutnya. Puan
menjelaskan, kapolri memang diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

Baca Juga :  Penyidik Rossa Ungkap Penarikan Dirinya Hanya Sepihak Pimpinan KPK

Namun, proses tersebut harus melalui persetujuan DPR. Itu sesuai dengan
ketentuan pasal 11 ayat 1 dan 2 Undang-Undang (UU) nomor 2/2002 tentang
Kepolisian RI. ’’Setelah disetujui dalam paripurna tadi, kami langsung mengirim
surat ke presiden,” jelasnya.

DPR baru menerima surat pengunduran Tito kemarin siang. Pimpinan DPR pun
menggelar rapat internal sebelum dibacakan secara terbuka di rapat paripurna.
Dalam surat juga disebutkan bahwa Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto
ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) kapolri sebelum ada keputusan presiden.

Ditanya lebih jauh menteri apa yang diemban Tito, Puan mengaku tidak tahu.
Dia bilang, dalam surat maupun rapat dengan Tito tidak disebutkan secara
spesifik soal jabatan berikutnya. ’’Ya, Beliau (Tito Karnavian, Red) hanya
bilang dapat amanah baru. Kan besok (hari ini, red) diumumkan. Kita lihat saja
lah,” papar politikus PDI Perjuangan itu.

Sementara itu, mundurnya Jenderal Polisi Tito Karnavian mengubah gerbong
kepemimpinan di tubuh Polri. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian
Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan, Wakapolri Ari Dono tidak akan
bertugas lama sebagai Plt Kapolri. ’’Sampai Desember, sebelum dia (Ari Dono,
Red) pensiun,” katanya.

Untuk diketahui, Ari Dono merupakan jenderal bintang tiga Polri yang
bertugas sebagai wakil Tito di institusi kepolisian. Dia juga pernah bertugas
di Bareskrim Polri. Ari Dono bukan orang pertama yang diberi amanat menjadi plt
kapolri.

Namun, mekanisme itu besar kemungkinan tidak dilakukan terhadap Ari Dono. Selain
masa tugas yang tinggal sebentar lagi, ada nama-nama lain yang dinilai cocok
menggantikan Tito. (fin/ful/kpc)

JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian
dipastikan lengser. Pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu diyakini mengisi
satu kursi di Kabinet Kerja Jokowi-Ma’ruf. Keinginan Jokowi tersebut secara
jelas menggeser Tito sebagai orang wahid di Korps Bhayangkara. Surat
pengunduran diri Tito dari jabatan kapolri sudah dibacakan Ketua DPR Puan
Maharani dalam rapat paripurna DPR kemarin (22/10) sore.

Lalu siapa yang paling berpotensi menggantikan Tito? ada tiga jenderal
Polri yang berpeluang sebagai kapolri. Yakni, Kabaintelkam Polri Komjen Pol
Agung Budi Maryoto, Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto, dan Kapolda
Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono.

Dari tiga nama tersebut, muncul nama Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto
yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) kapolri sebelum ada keputusan
presiden.

Pengamat Hukum Tata Negara Yusdiyanto Alam mengatakan, jika melihat dari
komposisi dan peluang yang ada, Gatot paling potensial menjadi pengganti Tito.
”Ini berdasar analisis saya ya, Gatot akan dipromosikan menjadi kepala
Bareskrim Polri lebih dulu. Kalau mau dilihat dari sisi karier dan kepantasan,”
jelas Dosen Hukum di Universitas Lampung itu, kemarin.

Dengan begitu, sambung doktor jebolan Universitas Padjajaran Komjen Pol
Idham Azis akan ditugaskan menjadi wakapolri. ’’Apalagi, posisi kapolda Metro
Jaya ada dua calon kuat. Yakni kapolda Jabar dan kapolda Lampung,” terangnya.

Setelah Ari Dono purna tugas, Gatot akan diusulkan menjadi kapolri. ’’Untuk
kemudian posisi kapolri nantinya akan dipegang Gatot. Sekali lagi ini saya
hanya melihat realitas, dan tradisi. Beda kalau ada hal lain, terlebih Mba Puan
(Ketua DPR, red), sepertinya mendorong Komjen Pol Ari Dono Sukmanto,” imbuhnya.

Baca Juga :  BRI Hadirkan Ekosistem Cashless Payment, Wisata Nyaman Berkat QRIS

Yusdianto pun memperdiksi, calon kuat Kapolri tidak lepas dari rekam jejak.
Salah satu calon terkuatnya yang pernah duduk sebagai Kapolda Metro Jaya. Dan
alasan yang memungkinkan, Gatot menjadi suksesor Tito.

“Salah satunya terkait performa ya. Gatot dinilai berhasil menjaga keamanan
ibu kota. Kemudian, Gatot angkatan Akpol 1988 yang hanya selisih satu tahun di
bawah Tito. Yang lebih penting, banyak pihak menilai chemistry-nya dengan
presiden sangat baik,” jelasnya.

Terkait posisi Tito yang baru, Yusdianto memprediksi, ia lebih pas pada
memimpin BIN. ”Memang di luar santer banyak pula yang memprediksi dia akan
ditugasi sebagai mendagri. Ya itu wajar saja, sepekulasi muncul,” terangnya
kepada Fajar Indonesia Network (FIN).

Terpisah, Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adisaputra menegaskan
bahwa, Polri masih menunggu pengumaman resmi dari Presiden Jokowi. Meski Tito
sudah dipanggil dan datang ke Istana Senin lalu (21/10), penguman resmi tetap
jadi patokan.

“Ya menungu mas. Menunggu pengumuman resmi dari bapak presiden besok (hari
ini). Karena nanti informasi yang kami teriam dilanjutkan dengan pelantikan
seluruh jajaran kabinet yang baru,” jelasnya.

Yang pasti, sambung Asep, instansinya memiliki mekanisme internal terkait
dengan mutasi dan promosi perwira tinggi (pati). ’’Langkah-langkah antisipasi
dan perencanaan pasti akan dibuat oleh Polri. Tetapi, itu semua masih dalam
perencanaan. Resminya setelah ada pengumuman dari bapak presiden,” beber Adi.

Sebelumnya Puan menyebut alasan pengunduran diri Tito, karena yang
bersangkutan akan mengemban tugas baru dalam pemerintahan berikutnya. Puan
menjelaskan, kapolri memang diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

Baca Juga :  Penyidik Rossa Ungkap Penarikan Dirinya Hanya Sepihak Pimpinan KPK

Namun, proses tersebut harus melalui persetujuan DPR. Itu sesuai dengan
ketentuan pasal 11 ayat 1 dan 2 Undang-Undang (UU) nomor 2/2002 tentang
Kepolisian RI. ’’Setelah disetujui dalam paripurna tadi, kami langsung mengirim
surat ke presiden,” jelasnya.

DPR baru menerima surat pengunduran Tito kemarin siang. Pimpinan DPR pun
menggelar rapat internal sebelum dibacakan secara terbuka di rapat paripurna.
Dalam surat juga disebutkan bahwa Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto
ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) kapolri sebelum ada keputusan presiden.

Ditanya lebih jauh menteri apa yang diemban Tito, Puan mengaku tidak tahu.
Dia bilang, dalam surat maupun rapat dengan Tito tidak disebutkan secara
spesifik soal jabatan berikutnya. ’’Ya, Beliau (Tito Karnavian, Red) hanya
bilang dapat amanah baru. Kan besok (hari ini, red) diumumkan. Kita lihat saja
lah,” papar politikus PDI Perjuangan itu.

Sementara itu, mundurnya Jenderal Polisi Tito Karnavian mengubah gerbong
kepemimpinan di tubuh Polri. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian
Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan, Wakapolri Ari Dono tidak akan
bertugas lama sebagai Plt Kapolri. ’’Sampai Desember, sebelum dia (Ari Dono,
Red) pensiun,” katanya.

Untuk diketahui, Ari Dono merupakan jenderal bintang tiga Polri yang
bertugas sebagai wakil Tito di institusi kepolisian. Dia juga pernah bertugas
di Bareskrim Polri. Ari Dono bukan orang pertama yang diberi amanat menjadi plt
kapolri.

Namun, mekanisme itu besar kemungkinan tidak dilakukan terhadap Ari Dono. Selain
masa tugas yang tinggal sebentar lagi, ada nama-nama lain yang dinilai cocok
menggantikan Tito. (fin/ful/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru