33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

WHO: Covid-19 Lebih Mematikan Ketimbang Flu Babi

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, bahwa virus corona
(Covid-19) 10 kali lebih mematikan daripada flu babi, yang pernah memicu status
pandemi global pada 2009. Namun, penularan virus corona bisa ditekan sepenuhnya
jika vaksin sudah ditemukan.

Direktur Jenderal WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus mengatakan, organisasinya masih mendalami virus corona baru
yang telah merenggut hampir 115.000 nyawa dan menginfeksi lebih dari 1,8 juta
orang di seluruh dunia ini.

“Kami memahami bahwa Covid-19
menyebar dengan cepat, kami tahu itu mematikan, 10 kali lebih mematikan
daripada pandemi flu 2009,” kata Tedros, seperti dikutip dari AFP, Selasa
(14/4).

Tedros menekankan, jika setiap
negara berkomitmen mencari sumber penularan awal dan mengisolasi, kasus infeksi
tak akan naik lebih besar.

Baca Juga :  Aplikasi SIM Online Sering Eror, Kakorlantas Polri Bilang Begini

“Selain itu, pentingnya tes virus
corona kepada orang yang menjain kontak dengan pihak yang kemudian dinyatakan
positif,” ujarnya.

WHO juga mengungkapkan, bahwa
wabah flu babi atau disebut H1N1 kala itu menewaskan 18.500 orang. Virus itu
pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009.

Namun, petugas medis dari Lancet
memperkirakan jumlah korban flu babi bisa jauh lebih besar, yakni antara
151.700 dan 575.400 orang. Penilaian Lancet itu termasuk perkiraan kematian di
Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO.

“Status pandemi global flu babi
dideklarasikan mulai Juni 2009 dan berakhir pada Agustus 2010,” ucapnya.

Upaya untuk menemukan vaksin flu
babi yang dilakukan WHO dan negara-negara Eropa dikritik, karena dianggap
terlalu berlebihan. Pasalnya ada wabah tahunan influenza yang lebih parah,
merenggut 250.000 sampai 500.000 nyawa setiap tahun.

Baca Juga :  Wow! Tumpukan Uang Rampasan Kejagung Setinggi 3 Meter Lebih, Seratusan

“Perhatian seharusnya diberikan
kepada influenza,” ujarnya.

Tedros juga memperingatkan, bahwa
keterhubungan antarnegara berpotensi meningkatkan kembali kasus. Menurut mantan
Menteri Luar Negeri Ethiopia itu, Covid-19 menyebar dengan cepat, namun jumlah
orang terinfeksi yang kondisinya membaik lebih lambat.

Dengan demikian, ia menegaskan,
langkah-langkah pengetatan seperti lockdown harus dicabut perlahan-lahan, tidak
bisa sekaligus.

“Langkah-langkah pengendalian
hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat telah diterapkan,
termasuk kemampuan untuk melacak kontak,” pungkasnya.

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, bahwa virus corona
(Covid-19) 10 kali lebih mematikan daripada flu babi, yang pernah memicu status
pandemi global pada 2009. Namun, penularan virus corona bisa ditekan sepenuhnya
jika vaksin sudah ditemukan.

Direktur Jenderal WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus mengatakan, organisasinya masih mendalami virus corona baru
yang telah merenggut hampir 115.000 nyawa dan menginfeksi lebih dari 1,8 juta
orang di seluruh dunia ini.

“Kami memahami bahwa Covid-19
menyebar dengan cepat, kami tahu itu mematikan, 10 kali lebih mematikan
daripada pandemi flu 2009,” kata Tedros, seperti dikutip dari AFP, Selasa
(14/4).

Tedros menekankan, jika setiap
negara berkomitmen mencari sumber penularan awal dan mengisolasi, kasus infeksi
tak akan naik lebih besar.

Baca Juga :  Aplikasi SIM Online Sering Eror, Kakorlantas Polri Bilang Begini

“Selain itu, pentingnya tes virus
corona kepada orang yang menjain kontak dengan pihak yang kemudian dinyatakan
positif,” ujarnya.

WHO juga mengungkapkan, bahwa
wabah flu babi atau disebut H1N1 kala itu menewaskan 18.500 orang. Virus itu
pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009.

Namun, petugas medis dari Lancet
memperkirakan jumlah korban flu babi bisa jauh lebih besar, yakni antara
151.700 dan 575.400 orang. Penilaian Lancet itu termasuk perkiraan kematian di
Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO.

“Status pandemi global flu babi
dideklarasikan mulai Juni 2009 dan berakhir pada Agustus 2010,” ucapnya.

Upaya untuk menemukan vaksin flu
babi yang dilakukan WHO dan negara-negara Eropa dikritik, karena dianggap
terlalu berlebihan. Pasalnya ada wabah tahunan influenza yang lebih parah,
merenggut 250.000 sampai 500.000 nyawa setiap tahun.

Baca Juga :  Wow! Tumpukan Uang Rampasan Kejagung Setinggi 3 Meter Lebih, Seratusan

“Perhatian seharusnya diberikan
kepada influenza,” ujarnya.

Tedros juga memperingatkan, bahwa
keterhubungan antarnegara berpotensi meningkatkan kembali kasus. Menurut mantan
Menteri Luar Negeri Ethiopia itu, Covid-19 menyebar dengan cepat, namun jumlah
orang terinfeksi yang kondisinya membaik lebih lambat.

Dengan demikian, ia menegaskan,
langkah-langkah pengetatan seperti lockdown harus dicabut perlahan-lahan, tidak
bisa sekaligus.

“Langkah-langkah pengendalian
hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat telah diterapkan,
termasuk kemampuan untuk melacak kontak,” pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru