27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Virus Korona Belum Berakhir, AS Diteror Serangan Tawon Vespa Pembunuh

Amerika Serikat sangat kewalahan dalam
menangani pandemi Covid-19. Negara pimpinan Donald Trump itu tercatat paling
parah dengan kasus tertinggi di dunia dan kematian juga tertinggi. Saat masih
disibukkan menangani Covid-19, AS juga direpotkan dengan teror lainnya yakni
serangan lebah atau tawon pembunuh.

Dilansir dari BBC, Kamis (7/5),
lebah raksasa Asia sepanjang 5 cm, bernama Vespa Mandarinia, telah menyerang
negara bagian Washington. Berbagai sengatan lebah itu bisa mematikan bagi
manusia. Tawon vespa itu ternyata juga memberi makan untuk anak mereka.

Para ilmuwan sekarang sedang berburu lebah,
berharap untuk memberantas spesies tersebut. Lebah yang ditemukan di Asia itu
dan disebut sebagai lebah pembunuh, sengatannya diperkirakan menyebabkan 50
kematian manusia dalam setahun. Data ini menurut New York Times.

Lebah itu sudah muncul di Amerika Utara
pertama kali. Kemudian pada Agustus 2019 di selatan Amerika. Beberapa bulan
kemudian, pada Desember 2019, serangga terbang itu dilaporkan ke selatan
perbatasan di negara bagian Washington.

Baca Juga :  Protes Zonasi, Wali Murid Minta Sistem PPDB Diubah

Washington State University (WSU) tidak yakin
bagaimana atau kapan lebah itu pertama kali tiba di Amerika Utara, tetapi
peternak lebah di wilayah tersebut telah melaporkan kematian mengerikan dalam
beberapa bulan terakhir. Para ilmuwan sedang bersiap untuk mencegah kemunculan
lebih lanjut dari spesies ini.

“Tawon itu sangat besar. Ini membahayakan
kesehatan, dan jadi predator signifikan dari lebah madu,” kata seorang ilmuwan
WSU dan spesialis spesies invasif, Todd Murray.

Serangga itu punya ukuran sebesar kotak korek
api, memiliki kepala kuning-oranye besar, mata hitam menonjol, dan perut
bergaris hitam dan kuning.
“Mirip monster di kartun dengan wajah kuning oranye yang besar,” kata Susan
Cobey, seorang pengamat lebah dari Departemen Entomologi WSU dalam siaran pers.

Baca Juga :  Parah! Bu Guru Dikeroyok Orang Tua Siswa Saat Mengajar

Siklus hidup lebah raksasa Asia dimulai pada
April, ketika ratu keluar dari hibernasi, mereka mulai memberi makan dan
mencari sarang bawah tanah untuk membangun sarang. Begitu habitat mereka
dibangun pada musim panas dan musim gugur, lebah pekerja dikirim untuk mencari
makanan.

Dengan rahang tajam dan berduri, lebah
memenggal lebah madu, menggunakan tubuh untuk memberi makan anak mereka. Lebah
pembunuh dapat menghancurkan sarang lebah madu dalam hitungan jam. Banyak
sengatan mereka dapat membunuh manusia.

“Rasanya seperti ditusuk paku merah panas
didorong ke daging,” kata peternak lebah di Pulau Vancouver Conrad Berube
kepada New York Times.

Para ilmuwan WSU akan mulai menjebak lebah
pembunuh ratu musim semi ini. Tentu itu bertujuan untuk mendeteksi dan
memberantas spesies lebah tersebut.

 

Amerika Serikat sangat kewalahan dalam
menangani pandemi Covid-19. Negara pimpinan Donald Trump itu tercatat paling
parah dengan kasus tertinggi di dunia dan kematian juga tertinggi. Saat masih
disibukkan menangani Covid-19, AS juga direpotkan dengan teror lainnya yakni
serangan lebah atau tawon pembunuh.

Dilansir dari BBC, Kamis (7/5),
lebah raksasa Asia sepanjang 5 cm, bernama Vespa Mandarinia, telah menyerang
negara bagian Washington. Berbagai sengatan lebah itu bisa mematikan bagi
manusia. Tawon vespa itu ternyata juga memberi makan untuk anak mereka.

Para ilmuwan sekarang sedang berburu lebah,
berharap untuk memberantas spesies tersebut. Lebah yang ditemukan di Asia itu
dan disebut sebagai lebah pembunuh, sengatannya diperkirakan menyebabkan 50
kematian manusia dalam setahun. Data ini menurut New York Times.

Lebah itu sudah muncul di Amerika Utara
pertama kali. Kemudian pada Agustus 2019 di selatan Amerika. Beberapa bulan
kemudian, pada Desember 2019, serangga terbang itu dilaporkan ke selatan
perbatasan di negara bagian Washington.

Baca Juga :  Protes Zonasi, Wali Murid Minta Sistem PPDB Diubah

Washington State University (WSU) tidak yakin
bagaimana atau kapan lebah itu pertama kali tiba di Amerika Utara, tetapi
peternak lebah di wilayah tersebut telah melaporkan kematian mengerikan dalam
beberapa bulan terakhir. Para ilmuwan sedang bersiap untuk mencegah kemunculan
lebih lanjut dari spesies ini.

“Tawon itu sangat besar. Ini membahayakan
kesehatan, dan jadi predator signifikan dari lebah madu,” kata seorang ilmuwan
WSU dan spesialis spesies invasif, Todd Murray.

Serangga itu punya ukuran sebesar kotak korek
api, memiliki kepala kuning-oranye besar, mata hitam menonjol, dan perut
bergaris hitam dan kuning.
“Mirip monster di kartun dengan wajah kuning oranye yang besar,” kata Susan
Cobey, seorang pengamat lebah dari Departemen Entomologi WSU dalam siaran pers.

Baca Juga :  Parah! Bu Guru Dikeroyok Orang Tua Siswa Saat Mengajar

Siklus hidup lebah raksasa Asia dimulai pada
April, ketika ratu keluar dari hibernasi, mereka mulai memberi makan dan
mencari sarang bawah tanah untuk membangun sarang. Begitu habitat mereka
dibangun pada musim panas dan musim gugur, lebah pekerja dikirim untuk mencari
makanan.

Dengan rahang tajam dan berduri, lebah
memenggal lebah madu, menggunakan tubuh untuk memberi makan anak mereka. Lebah
pembunuh dapat menghancurkan sarang lebah madu dalam hitungan jam. Banyak
sengatan mereka dapat membunuh manusia.

“Rasanya seperti ditusuk paku merah panas
didorong ke daging,” kata peternak lebah di Pulau Vancouver Conrad Berube
kepada New York Times.

Para ilmuwan WSU akan mulai menjebak lebah
pembunuh ratu musim semi ini. Tentu itu bertujuan untuk mendeteksi dan
memberantas spesies lebah tersebut.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru