28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

500-an Jurnalis Meninggal karena Covid-19

PROKALTENG.CO Badan Hak
Media Internasional, Press Emblem Campaign (PEC) mencatat, bahwa sejak 1 Maret
2020 hampir 500 jurnalis di dunia meninggal karena Covid-19 di 56 negara.
Selama November saja, setidaknya 47 pekerja media meninggal karena virus
corona, meningkat dari 22 kematian pada Oktober.

“Pandemi tersebut menelan korban
banyak di media. Ini kerugian yang sangat besar. Di negara-negara seperti
India, Brasil, Argentina, dan Meksiko, jumlah korban di kalangan jurnalis terus
meningkat,” kata Sekretaris Jenderal PEC Blaise Lempen dalam keterangannya,
Rabu (2/12).

Menurut PEC, jumlah kematian
pekerja media di dunia kemungkinan lebih tinggi, karena penyebab kematian
jurnalis terkadang tidak ditentukan atau bahkan diumumkan.

Bulan lalu, pada Hari
Internasional untuk Mengakhiri Impunitas bagi Kejahatan terhadap Jurnalis, PEC
mendukung seruan pelapor khusus PBB untuk mekanisme akuntabilitas ketika mereka
mencatat bahwa dunia menghadapi tantangan yang sama sekali baru dengan
Covid-19.

Baca Juga :  Minimalisasi Korban Jiwa, KPU Batasi Usia Petugas KPPS di Pilkada 2020

Pelapor Khusus PBB, Agnes
Callamard dan Pelapor Khusus untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi Irene
Khan mencatat dampak dari pandemi.

“Saat jurnalis berusaha menyoroti
tanggapan terhadap Covid-19, mereka menghadapi peningkatan serangan. Melindungi
jurnalis adalah melindungi hak orang untuk mengetahui. Pemerintah dan PBB harus
segera bertindak untuk mengakhiri impunitas atas kejahatan terhadap jurnalis,”
kata mereka dalam sebuah pernyataan.

PEC mengatakan, berdasarkan
wilayah, dari 489 jurnalis yang meninggal akibat virus corona sejak 1 Maret,
Amerika Latin memimpin dengan lebih dari separuh total korban, atau 276
kematian.

Kemudian wilayah Asia menyusul
dengan 125 orang tewas, Eropa dengan 38 orang, Amerika Utara dengan 26 orang,
dan Afrika dengan 24 orang.

Adapun Peru melaporkan jumlah
kematian terbanyak, di mana 93 pekerja media meninggal akibat Covid-19 sejak
Maret, menurut Asosiasi Jurnalis Nasional negara itu.

Sementara itu, PEC mengatakan
India saat ini menjadi negara yang terkena dampak terburuk kedua dengan 51
kematian. Brasil menempati urutan ketiga dengan 43 korban, disusul oleh Ekuador
dengan 41, Bangladesh dengan 39, dan Meksiko dengan 33 kematian.

Baca Juga :  Menteri BUMN Ajak Peserta Girls Takeover

Amerika Serikat berada di urutan
ketujuh dengan 25 korban, diikuti oleh Pakistan dengan 12, Panama dengan 11,
dan Bolivia dengan 9 orang. Di Inggris, negara Eropa yang terkena dampak paling
parah, 10 jurnalis kehilangan nyawa akibat virus ini sejak Maret.

Jumlah itu disusul oleh Nigeria
dengan 8, Afghanistan, Republik Dominika dan Honduras dengan 7 korban,
Argentina, Nikaragua, dan Venezuela dengan 6 orang, Kolombia, Prancis, Rusia,
dan Spanyol dengan 5 kasus dan Italia dengan 4 kematian.

Tiga jurnalis meninggal akibat
Covid-19 masing-masing di Kamerun, Mesir, Guatemala, Iran, Nepal dan El
Salvador. Sementara itu, dua kematian dikonfirmasi masing-masing di Aljazair,
Indonesia, Maroko, Paraguay, Afrika Selatan, dan Swedia.

PROKALTENG.CO Badan Hak
Media Internasional, Press Emblem Campaign (PEC) mencatat, bahwa sejak 1 Maret
2020 hampir 500 jurnalis di dunia meninggal karena Covid-19 di 56 negara.
Selama November saja, setidaknya 47 pekerja media meninggal karena virus
corona, meningkat dari 22 kematian pada Oktober.

“Pandemi tersebut menelan korban
banyak di media. Ini kerugian yang sangat besar. Di negara-negara seperti
India, Brasil, Argentina, dan Meksiko, jumlah korban di kalangan jurnalis terus
meningkat,” kata Sekretaris Jenderal PEC Blaise Lempen dalam keterangannya,
Rabu (2/12).

Menurut PEC, jumlah kematian
pekerja media di dunia kemungkinan lebih tinggi, karena penyebab kematian
jurnalis terkadang tidak ditentukan atau bahkan diumumkan.

Bulan lalu, pada Hari
Internasional untuk Mengakhiri Impunitas bagi Kejahatan terhadap Jurnalis, PEC
mendukung seruan pelapor khusus PBB untuk mekanisme akuntabilitas ketika mereka
mencatat bahwa dunia menghadapi tantangan yang sama sekali baru dengan
Covid-19.

Baca Juga :  Minimalisasi Korban Jiwa, KPU Batasi Usia Petugas KPPS di Pilkada 2020

Pelapor Khusus PBB, Agnes
Callamard dan Pelapor Khusus untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi Irene
Khan mencatat dampak dari pandemi.

“Saat jurnalis berusaha menyoroti
tanggapan terhadap Covid-19, mereka menghadapi peningkatan serangan. Melindungi
jurnalis adalah melindungi hak orang untuk mengetahui. Pemerintah dan PBB harus
segera bertindak untuk mengakhiri impunitas atas kejahatan terhadap jurnalis,”
kata mereka dalam sebuah pernyataan.

PEC mengatakan, berdasarkan
wilayah, dari 489 jurnalis yang meninggal akibat virus corona sejak 1 Maret,
Amerika Latin memimpin dengan lebih dari separuh total korban, atau 276
kematian.

Kemudian wilayah Asia menyusul
dengan 125 orang tewas, Eropa dengan 38 orang, Amerika Utara dengan 26 orang,
dan Afrika dengan 24 orang.

Adapun Peru melaporkan jumlah
kematian terbanyak, di mana 93 pekerja media meninggal akibat Covid-19 sejak
Maret, menurut Asosiasi Jurnalis Nasional negara itu.

Sementara itu, PEC mengatakan
India saat ini menjadi negara yang terkena dampak terburuk kedua dengan 51
kematian. Brasil menempati urutan ketiga dengan 43 korban, disusul oleh Ekuador
dengan 41, Bangladesh dengan 39, dan Meksiko dengan 33 kematian.

Baca Juga :  Menteri BUMN Ajak Peserta Girls Takeover

Amerika Serikat berada di urutan
ketujuh dengan 25 korban, diikuti oleh Pakistan dengan 12, Panama dengan 11,
dan Bolivia dengan 9 orang. Di Inggris, negara Eropa yang terkena dampak paling
parah, 10 jurnalis kehilangan nyawa akibat virus ini sejak Maret.

Jumlah itu disusul oleh Nigeria
dengan 8, Afghanistan, Republik Dominika dan Honduras dengan 7 korban,
Argentina, Nikaragua, dan Venezuela dengan 6 orang, Kolombia, Prancis, Rusia,
dan Spanyol dengan 5 kasus dan Italia dengan 4 kematian.

Tiga jurnalis meninggal akibat
Covid-19 masing-masing di Kamerun, Mesir, Guatemala, Iran, Nepal dan El
Salvador. Sementara itu, dua kematian dikonfirmasi masing-masing di Aljazair,
Indonesia, Maroko, Paraguay, Afrika Selatan, dan Swedia.

Terpopuler

Artikel Terbaru