33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

PPNI Kalteng Turut Kutuk Penganiayaan Perawat di RS Siloam Sriwijaya

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Kalteng turut mengutuk pelaku penganiayaan perawat di RS Siloam Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan. Sebagaimana dikatakan Ketua DPW PPNI Kalteng H. Riduan SKM MM Kes.

“Sebagaimana keluarga, apabila ada salah satu anggota keluarga disakiti secara sewenang-wenang, maka rasa sakit itu dirasakan juga oleh anggota keluarga yang lainnya,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya itu, Sabtu (17/4).

Hal yang sama menurut dia, seluruh perawat Indonesia termasuk di Kalteng turut merasakan apa yang dialami perawat di RS Siloam, Sriwijaya, Sumatera Selatan.

“Seorang perawat disakiti atas tindakan kesewenang-wenangan dan main hakim sendiri, rasa sakit, rasa kecewa itu juga dirasakan oleh kami seluruh perawat Indonesia. Kami pihak berwajib dapat memberikan keadilan,” ujar H Riduan.

Baca Juga :  Bingkisan Berisi Uang Pilihan Tepat untuk Menjadi Hadiah

Menurutnya, pasien dan masyarakat memiliki hak untuk bertanya tentang kondisi kesehatan yang dialami keluarga jika sedang dirawat. Misalnya bertanya tentang alasan mengapa darah keluar dari tempat pemasangan infus.

Sebagai perawat, lanjut dia, tentu saja memiliki kewajiban untuk memberikan penjelasan. 

“Dalam diri seorang perawat, tidak terbersit sedikit pun niat atau pikiran untuk menambah masalah atau penderitaan bagi pasien,” ungkapnya.  

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Kalteng turut mengutuk pelaku penganiayaan perawat di RS Siloam Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan. Sebagaimana dikatakan Ketua DPW PPNI Kalteng H. Riduan SKM MM Kes.

“Sebagaimana keluarga, apabila ada salah satu anggota keluarga disakiti secara sewenang-wenang, maka rasa sakit itu dirasakan juga oleh anggota keluarga yang lainnya,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya itu, Sabtu (17/4).

Hal yang sama menurut dia, seluruh perawat Indonesia termasuk di Kalteng turut merasakan apa yang dialami perawat di RS Siloam, Sriwijaya, Sumatera Selatan.

“Seorang perawat disakiti atas tindakan kesewenang-wenangan dan main hakim sendiri, rasa sakit, rasa kecewa itu juga dirasakan oleh kami seluruh perawat Indonesia. Kami pihak berwajib dapat memberikan keadilan,” ujar H Riduan.

Baca Juga :  Bingkisan Berisi Uang Pilihan Tepat untuk Menjadi Hadiah

Menurutnya, pasien dan masyarakat memiliki hak untuk bertanya tentang kondisi kesehatan yang dialami keluarga jika sedang dirawat. Misalnya bertanya tentang alasan mengapa darah keluar dari tempat pemasangan infus.

Sebagai perawat, lanjut dia, tentu saja memiliki kewajiban untuk memberikan penjelasan. 

“Dalam diri seorang perawat, tidak terbersit sedikit pun niat atau pikiran untuk menambah masalah atau penderitaan bagi pasien,” ungkapnya.  

Terpopuler

Artikel Terbaru