28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Universitas Palangka Raya Tambah Satu Lagi Dosen Bergelar Doktor

PALANGKA RAYA- Universitas Palangka Raya sekarang ini
mempunyai tambahan seorang doktor baru, setelah Saifullah Darlan, dinyatakan
lulus dengan predikat pujian Indek Prestasi Kumalatif 3,85 dengan masa studi 2,
9 bulan, oleh sidang terbuka promosi doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
 Direktorat Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), secara online, zoom meeting, Sabtu (11/4) pagi.

Saiffulah Darlan,  dengan cemerlang mempertahankan disertasinya
dengan judul Moral Ekonomi Petani dalam Mempertahankan Padi Varietas Lokal: Studi
etnografi  pada masyarakat petani sawah Anjir
Serapat, Kalteng.

Kebijakan UMM,  dengan
sidang terbuka Saifullah Darlan, melalui  sistem jarak jauh menggunakan daring ini, sebagai
upaya mengantisipasi meluasnya Covid-19. Sidang tersebut,   dipimpin
Direktur Pascasarjana UMM Prof Akhsanul In’am, Ph.D, dengan anggota Dr Andrie Elia,
SE,M.Si (Rektor UPR sebagai penguji tamu), Dr Wahyudi, Dr Saiman, Dr.Ir  Damat, MP, Prof Dr. Ishomuddin (promotor),
Prof`Dr Rahayu Hartini (Co Promotor 1) dan Dr Rinikso (Co Promotor 2).

Sidang terbuka yang memakan waktu sekitar dua jam lebih  tersebut, berjalan lancar dan diikuti langsung
oleh sejumlah pejabat dan dosen di UPR melalui aplikasi zoom seperti Wakil
Rektor I UPR Prof Dr Ir`Salampak, Wakil Rektor IV Prof Dr Sulmin Gumiri, Dekan
FKIP UPR Prof Dr Joni Bungai, Kepala Perpustakaan UPR  Prof Dr Norsanie Darlan (kakak kandung  Saifullah Darlan), begitu ju ga beberapa
pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalteng, serta pejabat  dan dosen di Universitas Muhammadiyah (UM)
Palangkaraya.

Dalam bagian  disertasinya Saiffulah Darlan, mengungkapkan
hasil penelitiannya, dalam konteks budaya, masyarakat petani sawah Anjir
Serapat dalam menanam padi varietas lokal di sawah mereka, tidak lain adalah
lebih banyak dipengaruhi adanya:

Pertama, faktor budaya yang sudah mentradisi bagi petani
sawah Anjir Serapat itu sendiri di mana masyarakat petani sawah dalam
kesehariannya sudah terbiasa mengonsumsi nasi yang sifatnya pera, sehingga bila
mereka memakan nasi yang pulen sepertinya tidak memiliki kesan kalau mereka itu
sudah makan.

Kedua, faktor alam di mana lahan yang dijadikan persawahan
untuk menanam padi merupakan lahan sawah pasang surut di mana air pasang tidak
dapat diandalkan oleh petani untuk mengairi sawah, sehingga petani tetap sangat
ketergantungan dengan air hujan. Namun apabila air hujan di musim hujan yang
sangat ekstrem, maka petani tidak bisa menghindari padi yang ditanam di sawah
menjadi tenggelam, dengan kondisi alam seperti inilah sehingga masyarakat
petani tetap menanam padi varietas lokal, karena padi ini tahan kondisi alam
terutama tetap dapat hidup di air yang dalam.

Baca Juga :  MCCC dan IMM Ajak Masyarakat Cegah Penyebaran Corona

 

Ketiga, faktor karakteristik padi itu sendiri, adapun yang
mendasari sehingga menjadi alasan bagi masyarakat petani menjatuhkan pilihannya
menanam padi varietas lokal adalah lebih dikarenakan padi varietas lokal
setelah ditanam sangat tahan dari serangan hama tikus, begitu pula setelah padi
mulai berbuah padi varietas lokal sangat tahan dari serangan hama seperti
Balahu dan sejenisnya, demikian pula pada saat musim panen pada batang pohon padi
tidak terlalu banyak ditemukan gangguan hama Tungau yang sangat mengganggu
sekali bagi petani dalam aktivitasnya pada saat Mangatam (memanen) padi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bagian
pembahasan dan simpulan di atas, maka peneliti berpendapat bahwa teori “Moral
Ekonomi Petani” yang dikemukakan Scott, (1994) di mana petani selalu berusaha
mendahulukan selamat dan lebih meminimalkan risiko, itu jika diperuntukkan bagi
masyarakat petani sawah yang berada di Anjir Serapat tidaklah semuanya benar,
karena dari kenyataan ditemukan bahwa kemiskinan ekonomi masyarakat petani yang
terjadi itu lebih disebabkan karena pada faktor tradisi dan budaya yang sulit
dihilangkan oleh petani itu sendiri.

Atas dasar temuan penelitian ini sehingga dapat dibangun
suatu teori baru sebagai koreksi dan pelengkap teori “Moral Ekonomi Petani”
sudah ada yang dipelopori oleh Scott. Teori tersebut adalah “Petani
mendahulukan keselamatan dan meminimalkan faktor risiko yang terjadi, karena
dalam pikiran petani telah mengakar budaya dan keyakinan yang sulit
dihilangkan”.

Setelah dinyatakan lulus dengan predikat pujian, Promotor
Prof Ishomuddin sekaligus Ketua Program Studi 
Doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM menyatakan kebanggaannya karena
promovendus (sebutan seseorang yang mempertahankan disertasi, red),  bisa menyelesaikan studi dengan cepat dan
predikat yang membanggakan yaitu dengan pujian.

Baca Juga :  Sebagian Masyarakat Kotim Krisis Air Bersih

“Kami mengharapkan dengan meraih gelar doktor, jangan
berhenti di sini. Tetapi terus lah berkarya dan mengabdi untuk masyarakat.
Selain itu jangan lupakan almamater dan para dosen-dosennya,”ucapnya.

Sedangkan Rektor UPR Dr Andrie Elia, SE,M.Si bersyukur
bahwa UPR memiliki satu orang doktor  lagi. Diharapkan mampu turut mendorong kampus
kebanggaan masyarakat Kalteng ini semakin jaya raya.

“Saya juga berterima kasih kepada pihak UMM yang telah
mendidik dosen kami, semoga nantinya bisa dilakukan kerjasama antara UPR dengan
UMM dalam melanjutkan Pendidikan para dosen di jenjang program dkctor,”pungkasnya.

Saifullah Darlan lahir di Anjir Sarapat 23  Maret 1960, bungsu dari empat bersaudara dari
pasangan Darlan Asmaran (alm) dan Hj Ramnah (alm). Pendidikan SDN di
Anjir`Serapat lulus 1973, SMEP Palangka Raya 
lulus 1977, SMA Muhammadiyah Palangka Raya lulus 1981, kuliah jurusan
PPKN  FKIP UPR lulus 1985, S2 PLS
Universitas Negeri Malang lulus 2003.

Menikah dengan Nor Aida Ariyati 2 Februari 1988, dikaruniai
3 anak dan 2 menantu serta 1 orang cucu.

Merintis karir di UPR mulai 1980 diawali dengan golongan
Ib, kemudian berlanjut hingga golongan II dimulai 1982, golongan III dimulai
1985 dan IV a sejak 1997,  dan dari tahun
2015 sudah golongan IV/d Pembina Utama Madya.

Berbagai karir struktural  pernah diduduki  dari eselon IV a tahun 1987 dan puncaknya
2013 sebagai Kepala Biro Umum dan Keuangan UPR eselon IIa. Dan mulai terhitung 9
Maret 2017 beralih fungsi menjadi dosen pada Program Studi Pendidikan
Masyarakat UPR, dengan jabatan akademik Lektor Kepala.

Berkiprah di masyarakat pada 1986 bersama-sama pata tokoh
Muhammadiyah Palangka Raya mendirikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan
tahun 1987 sekaligus menjadi dosen tetap Yayasan (DTY) pertama FKIP UMP hingga
sekarang. Kemudian sebagai anggota majelis Pendidikan dasar dan menengah
Pengurus Wilayah Muhammadiyah Kalteng periode 2015-2020.  

                      

PALANGKA RAYA- Universitas Palangka Raya sekarang ini
mempunyai tambahan seorang doktor baru, setelah Saifullah Darlan, dinyatakan
lulus dengan predikat pujian Indek Prestasi Kumalatif 3,85 dengan masa studi 2,
9 bulan, oleh sidang terbuka promosi doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
 Direktorat Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), secara online, zoom meeting, Sabtu (11/4) pagi.

Saiffulah Darlan,  dengan cemerlang mempertahankan disertasinya
dengan judul Moral Ekonomi Petani dalam Mempertahankan Padi Varietas Lokal: Studi
etnografi  pada masyarakat petani sawah Anjir
Serapat, Kalteng.

Kebijakan UMM,  dengan
sidang terbuka Saifullah Darlan, melalui  sistem jarak jauh menggunakan daring ini, sebagai
upaya mengantisipasi meluasnya Covid-19. Sidang tersebut,   dipimpin
Direktur Pascasarjana UMM Prof Akhsanul In’am, Ph.D, dengan anggota Dr Andrie Elia,
SE,M.Si (Rektor UPR sebagai penguji tamu), Dr Wahyudi, Dr Saiman, Dr.Ir  Damat, MP, Prof Dr. Ishomuddin (promotor),
Prof`Dr Rahayu Hartini (Co Promotor 1) dan Dr Rinikso (Co Promotor 2).

Sidang terbuka yang memakan waktu sekitar dua jam lebih  tersebut, berjalan lancar dan diikuti langsung
oleh sejumlah pejabat dan dosen di UPR melalui aplikasi zoom seperti Wakil
Rektor I UPR Prof Dr Ir`Salampak, Wakil Rektor IV Prof Dr Sulmin Gumiri, Dekan
FKIP UPR Prof Dr Joni Bungai, Kepala Perpustakaan UPR  Prof Dr Norsanie Darlan (kakak kandung  Saifullah Darlan), begitu ju ga beberapa
pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalteng, serta pejabat  dan dosen di Universitas Muhammadiyah (UM)
Palangkaraya.

Dalam bagian  disertasinya Saiffulah Darlan, mengungkapkan
hasil penelitiannya, dalam konteks budaya, masyarakat petani sawah Anjir
Serapat dalam menanam padi varietas lokal di sawah mereka, tidak lain adalah
lebih banyak dipengaruhi adanya:

Pertama, faktor budaya yang sudah mentradisi bagi petani
sawah Anjir Serapat itu sendiri di mana masyarakat petani sawah dalam
kesehariannya sudah terbiasa mengonsumsi nasi yang sifatnya pera, sehingga bila
mereka memakan nasi yang pulen sepertinya tidak memiliki kesan kalau mereka itu
sudah makan.

Kedua, faktor alam di mana lahan yang dijadikan persawahan
untuk menanam padi merupakan lahan sawah pasang surut di mana air pasang tidak
dapat diandalkan oleh petani untuk mengairi sawah, sehingga petani tetap sangat
ketergantungan dengan air hujan. Namun apabila air hujan di musim hujan yang
sangat ekstrem, maka petani tidak bisa menghindari padi yang ditanam di sawah
menjadi tenggelam, dengan kondisi alam seperti inilah sehingga masyarakat
petani tetap menanam padi varietas lokal, karena padi ini tahan kondisi alam
terutama tetap dapat hidup di air yang dalam.

Baca Juga :  MCCC dan IMM Ajak Masyarakat Cegah Penyebaran Corona

 

Ketiga, faktor karakteristik padi itu sendiri, adapun yang
mendasari sehingga menjadi alasan bagi masyarakat petani menjatuhkan pilihannya
menanam padi varietas lokal adalah lebih dikarenakan padi varietas lokal
setelah ditanam sangat tahan dari serangan hama tikus, begitu pula setelah padi
mulai berbuah padi varietas lokal sangat tahan dari serangan hama seperti
Balahu dan sejenisnya, demikian pula pada saat musim panen pada batang pohon padi
tidak terlalu banyak ditemukan gangguan hama Tungau yang sangat mengganggu
sekali bagi petani dalam aktivitasnya pada saat Mangatam (memanen) padi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bagian
pembahasan dan simpulan di atas, maka peneliti berpendapat bahwa teori “Moral
Ekonomi Petani” yang dikemukakan Scott, (1994) di mana petani selalu berusaha
mendahulukan selamat dan lebih meminimalkan risiko, itu jika diperuntukkan bagi
masyarakat petani sawah yang berada di Anjir Serapat tidaklah semuanya benar,
karena dari kenyataan ditemukan bahwa kemiskinan ekonomi masyarakat petani yang
terjadi itu lebih disebabkan karena pada faktor tradisi dan budaya yang sulit
dihilangkan oleh petani itu sendiri.

Atas dasar temuan penelitian ini sehingga dapat dibangun
suatu teori baru sebagai koreksi dan pelengkap teori “Moral Ekonomi Petani”
sudah ada yang dipelopori oleh Scott. Teori tersebut adalah “Petani
mendahulukan keselamatan dan meminimalkan faktor risiko yang terjadi, karena
dalam pikiran petani telah mengakar budaya dan keyakinan yang sulit
dihilangkan”.

Setelah dinyatakan lulus dengan predikat pujian, Promotor
Prof Ishomuddin sekaligus Ketua Program Studi 
Doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM menyatakan kebanggaannya karena
promovendus (sebutan seseorang yang mempertahankan disertasi, red),  bisa menyelesaikan studi dengan cepat dan
predikat yang membanggakan yaitu dengan pujian.

Baca Juga :  Sebagian Masyarakat Kotim Krisis Air Bersih

“Kami mengharapkan dengan meraih gelar doktor, jangan
berhenti di sini. Tetapi terus lah berkarya dan mengabdi untuk masyarakat.
Selain itu jangan lupakan almamater dan para dosen-dosennya,”ucapnya.

Sedangkan Rektor UPR Dr Andrie Elia, SE,M.Si bersyukur
bahwa UPR memiliki satu orang doktor  lagi. Diharapkan mampu turut mendorong kampus
kebanggaan masyarakat Kalteng ini semakin jaya raya.

“Saya juga berterima kasih kepada pihak UMM yang telah
mendidik dosen kami, semoga nantinya bisa dilakukan kerjasama antara UPR dengan
UMM dalam melanjutkan Pendidikan para dosen di jenjang program dkctor,”pungkasnya.

Saifullah Darlan lahir di Anjir Sarapat 23  Maret 1960, bungsu dari empat bersaudara dari
pasangan Darlan Asmaran (alm) dan Hj Ramnah (alm). Pendidikan SDN di
Anjir`Serapat lulus 1973, SMEP Palangka Raya 
lulus 1977, SMA Muhammadiyah Palangka Raya lulus 1981, kuliah jurusan
PPKN  FKIP UPR lulus 1985, S2 PLS
Universitas Negeri Malang lulus 2003.

Menikah dengan Nor Aida Ariyati 2 Februari 1988, dikaruniai
3 anak dan 2 menantu serta 1 orang cucu.

Merintis karir di UPR mulai 1980 diawali dengan golongan
Ib, kemudian berlanjut hingga golongan II dimulai 1982, golongan III dimulai
1985 dan IV a sejak 1997,  dan dari tahun
2015 sudah golongan IV/d Pembina Utama Madya.

Berbagai karir struktural  pernah diduduki  dari eselon IV a tahun 1987 dan puncaknya
2013 sebagai Kepala Biro Umum dan Keuangan UPR eselon IIa. Dan mulai terhitung 9
Maret 2017 beralih fungsi menjadi dosen pada Program Studi Pendidikan
Masyarakat UPR, dengan jabatan akademik Lektor Kepala.

Berkiprah di masyarakat pada 1986 bersama-sama pata tokoh
Muhammadiyah Palangka Raya mendirikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan
tahun 1987 sekaligus menjadi dosen tetap Yayasan (DTY) pertama FKIP UMP hingga
sekarang. Kemudian sebagai anggota majelis Pendidikan dasar dan menengah
Pengurus Wilayah Muhammadiyah Kalteng periode 2015-2020.  

                      

Terpopuler

Artikel Terbaru