33.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Tim Kementerian Tinjau Food Estate Dadahup

KUALA KAPUAS,PROKALTENG.CO – Dalam  mendukung progres Food Estate di Kalteng, diperlukan koordinasi yang intensif antara para stakeholder yang terlibat. Berkenaan hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) bersama Tim KSP (Kantor Staf Presiden) dan Tim dari LSU Amerika Serikat yakni Prof Herry Utomo dan Prof Ida Wenefrida melaksanakan survei lapangan Food Estate di wilayah Kalteng, Selasa (30/3).

Kunjungan kali ini dilakukan di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, tepatnya di Blok A Desa Bentuk Jaya (A5) dan Desa Petak Batuah (A2). Mereka disambut oleh Plt Kepala Dinas Pertanian Kapuas Aswan dan Camat Dadahup Karya Jaya Y Singam beserta jajaran pemerintah setempat.

Usai mengunjungi beberapa lokasi tempat penanaman, rombongan pun menuju Direksi Keet Food Estate atau tempat pengawasan, pengendalian pekerjaan dan pekerjaan administrasi proyek yang berada di Desa Bentuk Jaya A5 untuk berdiskusi bersama di kantor proyek pada lokasi tersebut.

Baca Juga :  Waduh! Kasus Perceraian di Palangka Raya Terus Meningkat selama Pandem

Dijelaskan oleh Kepala Subdit Wilayah I Direktora Irigasi dan Rawa Parlinggoman Simanungkalit untuk kegiatan tahun 2020 terkait rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi rawa wilayah wilayah kerja Blok A seluas 2.000 Hektar telah selesai 100 persen.

“Dengan progress capaian sepanjang 177,26 KM yang terdiri dari saluran primer pembantu sepanjang 4,9 KM, sekunder (21,05 Km), tersier (48,70 Km), kuarter (97,57Km) dan kolektor (5,01Km),”jelasnya.

Sementara itu, Prof Heri Utomo dari Tim LSU Amerika Serikat menyebutkan Food Estate dengan mata rantai pertanian harus berlangsung dan terjamin berkualitas, mulai dari benih, hingga proses pertumbuhan yang optimal.

“Tantangan yang dihadapi selama budidaya memang tidak mudah, sehingga diperlukan tata pemuliaan, keseragaman tanam, ketepatan waktu panen dan cara panen, usia panen, penanganan pascapanen dan keterlibatan ahli pascapanen,”tuturnya.

Baca Juga :  Komisi I Kunker ke Kabupaten Kapuas

Dalam kunjungan ini, rombongan Kementerian bersama Tim KSP dan Tim LSU melihat langsung kon disi di lapangan serta lokasi tempat penanaman, guna mengetahui sejauh mana progres yang sudah berjalan serta apa saja kendalakendala yang dihadapi oleh para petani. Program Nasional Food Estate ini nantinya akan mengarahkan pertanian Indonesia yang modern, sehingga harus diketahui secara lengkap data disvarietasnya.

KUALA KAPUAS,PROKALTENG.CO – Dalam  mendukung progres Food Estate di Kalteng, diperlukan koordinasi yang intensif antara para stakeholder yang terlibat. Berkenaan hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) bersama Tim KSP (Kantor Staf Presiden) dan Tim dari LSU Amerika Serikat yakni Prof Herry Utomo dan Prof Ida Wenefrida melaksanakan survei lapangan Food Estate di wilayah Kalteng, Selasa (30/3).

Kunjungan kali ini dilakukan di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, tepatnya di Blok A Desa Bentuk Jaya (A5) dan Desa Petak Batuah (A2). Mereka disambut oleh Plt Kepala Dinas Pertanian Kapuas Aswan dan Camat Dadahup Karya Jaya Y Singam beserta jajaran pemerintah setempat.

Usai mengunjungi beberapa lokasi tempat penanaman, rombongan pun menuju Direksi Keet Food Estate atau tempat pengawasan, pengendalian pekerjaan dan pekerjaan administrasi proyek yang berada di Desa Bentuk Jaya A5 untuk berdiskusi bersama di kantor proyek pada lokasi tersebut.

Baca Juga :  Waduh! Kasus Perceraian di Palangka Raya Terus Meningkat selama Pandem

Dijelaskan oleh Kepala Subdit Wilayah I Direktora Irigasi dan Rawa Parlinggoman Simanungkalit untuk kegiatan tahun 2020 terkait rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi rawa wilayah wilayah kerja Blok A seluas 2.000 Hektar telah selesai 100 persen.

“Dengan progress capaian sepanjang 177,26 KM yang terdiri dari saluran primer pembantu sepanjang 4,9 KM, sekunder (21,05 Km), tersier (48,70 Km), kuarter (97,57Km) dan kolektor (5,01Km),”jelasnya.

Sementara itu, Prof Heri Utomo dari Tim LSU Amerika Serikat menyebutkan Food Estate dengan mata rantai pertanian harus berlangsung dan terjamin berkualitas, mulai dari benih, hingga proses pertumbuhan yang optimal.

“Tantangan yang dihadapi selama budidaya memang tidak mudah, sehingga diperlukan tata pemuliaan, keseragaman tanam, ketepatan waktu panen dan cara panen, usia panen, penanganan pascapanen dan keterlibatan ahli pascapanen,”tuturnya.

Baca Juga :  Komisi I Kunker ke Kabupaten Kapuas

Dalam kunjungan ini, rombongan Kementerian bersama Tim KSP dan Tim LSU melihat langsung kon disi di lapangan serta lokasi tempat penanaman, guna mengetahui sejauh mana progres yang sudah berjalan serta apa saja kendalakendala yang dihadapi oleh para petani. Program Nasional Food Estate ini nantinya akan mengarahkan pertanian Indonesia yang modern, sehingga harus diketahui secara lengkap data disvarietasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru